Elizabeth II dari Britania Raya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 137:
 
Dengan naik takhtanya Elizabeth, ada kemungkinan bahwa [[Wangsa|wangsa kerajaan]] akan menggunakan nama suaminya; menjadi [[Mountbatten|Wangsa Mountbatten]], sejalan dengan kebiasaan seorang istri yang menggunakan nama keluarga suaminya setelah menikah. Nenek Elizabeth, [[Mary dari Teck|Ratu Mary]], dan [[Perdana Menteri Britania Raya]], [[Winston Churchill]], menyarankan untuk tetap mempertahankan nama [[Wangsa Windsor]], dan usul ini diterima. Namun Adipati Edinburgh mengeluh: "Saya satu-satunya orang di negara ini yang tidak diperbolehkan untuk mewariskan namanya kepada anak-anaknya sendiri."<ref>Bradford, hal. 80; Brandreth, hal. 253–254; Lacey, hal. 172–173; Pimlott, hal. 183–185</ref> Pada tahun 1960, setelah kematian Ratu Mary pada tahun 1953 dan pengunduran diri Churchill pada tahun 1955, [[nama keluarga]] [[Mountbatten]]-[[Wangsa Windsor|Windsor]] diadopsi untuk keturunan laki-laki Philip dan Elizabeth yang tidak dianugerahi gelar kerajaan.<ref>{{London Gazette|issue=41948|supp=yes|startpage=1003|date=5 February 1960|accessdate=19 June 2010}}</ref>
[[File:Queen Elizabeth II Coronation Portrait Herbert James Gunn.jpg|thumb|upright|right|Potret penobatan Ratu Elizabeth II oleh Sir [[Herbert James Gunn]]]]
 
Di tengah persiapan penobatan, [[Margaret, Pangeran Wanita Snowdon|Putri Margaret]] memberitahu kakaknya bahwa dia ingin menikahi Peter Townsend, seorang duda dua anak yang usianya 16 tahun lebih tua dari Margaret, namun Ratu memintanya untuk menunggu selama satu tahun. Martin Charteris mengungkapkan, "Ratu sebenarnya bersimpatik terhadap Putri Margaret, tapi menurut saya Ratu berpikir—atau berharap—jika diberi waktu, maka skandal itu akan mereda dengan sendirinya."<ref>Brandreth, hal. 269–271</ref> Para [[politisi]] senior menentang pernikahan itu dan [[Gereja Inggris]] juga tidak mengizinkan pernikahan setelah perceraian. Jika Putri Margaret tetap memaksa menikah, maka ia akan tersingkir dari garis pewaris takhta, sama seperti kasus [[Edward VIII]].<ref>Brandreth, hal. 269–271; Lacey, hal. 193–194; Pimlott, hal. 201, 236–238</ref> Pada akhirnya, Putri memutuskan untuk membatalkan rencana pernikahannya dengan Townsend.<ref>Bond, hal. 22; Brandreth, hal. 271; Lacey, hal. 194; Pimlott, hal. 238; Shawcross, hal. 146</ref> Pada tahun 1960, Margaret menikah dengan Antony Armstrong-Jones, yang kemudian bergelar Pangeran Snowdon. Mereka bercerai pada tahun 1978 dan setelah itu Putri Margaret tidak menikah lagi.<ref>{{cite web|url=http://www.royal.gov.uk/HistoryoftheMonarchy/The%20House%20of%20Windsor%20from%201952/HRHPrincessMargaret/Marriageandfamily.aspx|title=Princess Margaret: Marriage and family|publisher=Royal Household|accessdate=8 September 2011}}</ref>