Catherine Parr: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 28:
Pendidikan awal Catherine sama dengan yang rata-rata diterima wanita dari keluarga kelas atas, tetapi dia tetap mengembangkan minat belajarnya sepanjang hidupnya. Dia fasih dalam bahasa Perancis, Latin, dan Italia, dan mulai belajar bahasa Spanyol setelah menjadi permaisuri.{{sfn|Starkey|2004|p=690}} Ada cerita bahwa Catherine kecil tidak menyukai menjahit dan sering berkata kepada ibunya bahwa tangannya tercipta untuk menyentuh mahkota, bukan jarum. Namun Linda Porter, penulis riwayat hidup Catherine, menyatakan bahwa cerita tersebut tidak berdasar.{{sfn|Porter|2011|p=37}}
 
== Lady Burgh; pernikahan pertama ==
Pada 1529, Catherine menikah dengan Edward Burgh, cucu dari Baron Burgh kedua yang juga bernama Edward. Penulis awal biografinya salah menuliskan bahwa Catherine menikah dengan Edward Burgh yang tua.{{sfn|Porter|2011}}{{sfn|Mosley 1|2003|p=587}} Setelah meninggalnya Edward tua pada Desember 1528, ayah mertua Catherine, Thomas Burgh, dipanggil ke istana sebagai Baron Burgh.{{sfn|Porter|2011}} Edward Burgh muda kemungkinan berada dalam kesehatan yang buruk dan meninggal pada musim semi 1533 sebelum sempat mewarisi gelar ayahnya sebagai Baron Burgh.{{sfn|Porter|2011}}{{sfn|James|2009|pp=60–63}} Catherine tidak memiliki anak dari pernikahan pertamanya ini.
 
Baris 44:
Pada musim dingin 1542, kesehatan John Neville memburuk dan Catherine merawat suaminya hingga kematiannya pada 1543. Pada wasiatnya, Catherine menjadi wali bagi anak tirinya, Margaret, dan dipsrahi mengatur urusan-urusan John sampai putrinya beranjak dewasa. John meninggalkan kepada Catherine Manor Stowe dan beberapa properti lainnya. Catherine menjadi janda kaya dan menghadapi kemungkinan untuk meninggalkan ibukota dan kembali ke utara. Sangat mungkin dia berkabung secara tulus untuk suaminya. Catherine tetap menjaga [[Perjanjian Baru]] milik John yang terukir namanya sampai kematian Catherine sendiri.{{sfn|James|2009|pp=61–73}}
 
Dengan menggunakan hubungan dekat mendiang ibunya dan mendiang Permaisuri [[Katherine dari Aragon]], Catherine Parr kemudian menjalin persahabatan dengan [[Mary I, Ratu Inggris|Mary]], putri Raja Henry VIII dan Permaisuri Katherine dari Aragon. Catherine Parr sendiri pada akhirnya tergabung dengan rumah tangga Mary dan di sinilah Henry VIII, yang telah menduda sejak Permaisuri [[Catherine Howard]] dipenggal pada 1542, mulai menaruh perhatian padanya. Meski saat itu Catherine Parr sudah menjalin hubungan dengan Thomas Seymour, saudara dari mendiang Permaisuri [[Jane Seymour]] yang merupakan istri ketiga Henry, Catherine memandang bahwa sudah kewajibannya untuk mendahulukan lamaran Raja di atas hubungannya dengan Thomas.

==Permaisuri==
[[Berkas:Coat of Arms of Catherine Parr.svg|thumb|upright|250px|Lambang kehormatan Catherine Parr sebagai permaisuri{{sfn|Boutell|1863|pp=243–244}}]]
Catherine menikah dengan Raja Henry VIII pada tanggal 12 Juli 1543 di Istana Hampton Court. Dengan demikian, Catherine Parr menjadi istri keenam dan terakhir Henry dan Henry menjadi suami ketiga Catherine. Dari segi silsilah, Catherine sendiri sebenarnya masih terhitung kerabat jauh Henry.
 
Setelah menjadi permaisuri, Catherine menempatkan Margaret Neville dan istri John Neville sebagai dayang dalam rumah tangganya.{{sfn|James|2009|pp=61–73}} Catherine sendiri juga berperan dalam mendamaikan hubungan antara Henry dengan kedua putrinya dari dua pernikahan pertama Sang Raja, yakni Mary dan Elizabeth. Catherine juga menjalin hubungan yang baik dengan Pangeran Edward, putra Henry VIII dengan Jane Seymour. Paman Catherine, William Parr, kemudian diangkat menjadi [[Lord Chamberlain]].
 
Saat Henry pergi berperang di Perancis pada Juli sampai September 1544, Catherine diangkat sebagai [[wali penguasa]|wali raja]] untuk memerintah Inggris. Dikarenakan majelis perwaliannya terdiri dari orang-orang yang mendukung Sang Permaisuri, Catherine dapat memiliki kendali kuat atas pemerintahan. Dia juga menangani persediaan barang dan keuangan untuk kampanye militer Henry di Perancis, juga menjalin komunikasi secara teratur dengan letnannya di perbatasan utara terkait rumitnya keadaan dengan Skotlandia. Perannya sebagai wali raja dalam berkuasa, sifat dan wataknya yang kuat dan bermartabat, juga keyakinan agamanya, sangat mengilhami [[Elizabeth I, Ratu Inggris|Elizabeth]] di masa-masa selanjutnya.{{sfn|Porter|2011|p=348}}
 
Pandangan keagamaan Catherine menjadi sasaran kecurigaan para pejabat anti-Protestan. Meski dibesarkan sebagai seorang Katolik, dia juga menaruh simpati dan ketertarikan kepada "agama baru". Pada pertengahan 1540-an, beberapa pihak curiga bahwa dia sebenarnya adalah seorang Protestan. Pandangan ini didukung melalui buku kedua yang ditulis Catherine yang terbit pada akhir tahun 1547. Buku tersebut mengemukakan pemahaman iman ''[[sola fide]]'' yang dipandang bid'ah oleh Gereja Katolik. Simpati Catherine terhadap Anne Askew, wanita martir Protestan yang dibakar hidup-hidup pada 1546, juga dianggap sebagai salah satu tanda bahwa dia tidak hanya sekadar simpati kepada umat Protestan.
 
Pada 1546, Uskup Winchester dan Lord Wriothesley mencoba membuat Henry beralih melawan Catherine. Surat perintah penangkapan dibuat untuknya dan desas-desus menyebar ke seluruh Eropa bahwa Henry mulai tertarik dengan Catherine Willoughby, teman dekat Catherine Parr.{{sfn|Hart|2009}} Namun Catherine melihat surat perintah tersebut dan segera berdamai dengan Raja, juga bersumpah bahwa dia berdebat tentang agama dengan Henry hanya untuk mengalihkan perhatian Henry dari kakinya yang sakit.<ref>{{cite web|last=Foxe|first=John|author-link=John Foxe|title=Katherine Parr|work=The Acts and Monuments of John Fox|url=http://www.exclassics.com/foxe/foxe212.htm|publisher=Exclassics.com|accessdate=29 January 2014}}</ref> Di hari selanjutnya, para penjaga yang tidak mengetahui perdamaian yang telah terjadi antara Raja dan Permaisuri mencoba menangkap Catherine saat sedang berjalan bersaa Henry.{{sfn|Starkey|2002|p=129}}
 
==Pernikahan terakhir==
Raja Henry VIII mangkat pada 28 Januari 1547, meninggalkan Catherine menjanda, kini untuk yang ketiga kalinya. Namun sebelum meninggal, Henry membuat ketentuan agar Catherine dapat diberikan tunjangan sebesar £7,000 per tahun untuk menghidupi dirinya. Henry juga memerintahkan agar Catherine tetap dapat dihormati sebagai Permaisuri Raja Inggris sebagaimana saat Henry masih hidup. Setelah putra Henry dimahkotai menjadi raja baru sebagai [[Edward VI, Raja Inggris|Edward VI]] pada 31 Januari 1547, Catherine pensiun dari istana dan pindah ke Manor Chelsea.
 
Setelah kematian Henry, Catherine kembali menjalin hubungan dengan Thomas Seymour dan dengan segera menerima lamarannya. Saat itu baru enam bulan sejak kematian Raja Henry dan Thomas menyadari bahwa dewan perwalian Raja tidak akan setuju bila Catherine yang seorang permaisuri janda menikah kembali secepat itu. Mendekati akhir Mei, Catherine dan Thomas menikah secara rahasia. Baik Raja Edward maupun anggota majelisnya tidak diberitahu soal ini sampai beberapa bulan dan hal ini menjadi skandal kecil saat akhirnya pernikahan mereka tersiar di publik. Sang Raja dan Lady Mary sangat tidak berkenan dengan pernikahan mereka. Setelah mendapat teguran keras dan kecaman, Thomas Seymour meminta tolong Mary, putri Raja Henry VIII dengan Katherine dari Aragon, untuk menengahi masalah ini atas namanya. Namun Mary justru marah dan bahkan mengatakan kepada adik tirinya, Elizabeth, untuk tidak lagi berhubungan dengan Catherine dan Thomas.{{sfn|James|2009|pp=268–276}}
 
Pada masa ini, Catherine mulai berselisih dengan saudara iparnya, Edward Seymour, Adipati Somerset pertama, yang menjabat sebagai [[Lord Protector]]. Persaingan antara Catherine dan istri Edward sekaligus mantan dayang Catherine, Anne Stanhope, bahkan sampai terkait masalah perhiasan.<ref>{{harvnb|James|2009|p=271}}; citing British Library, Add. Ms. 46,348, f.67b: {{harvnb|Starkey|1998|pp=77–80}}; 122 items of jewellery.</ref> Anne berpendapat, bahwa sebagai janda raja, Catherine tidak berhak lagi mengenakan perhiasan yang dipakai untuk istri raja. Catherine dipandang kehilangan hak istimewanya sebagai permaisuri janda setelah menikah dengan Thomas Seymour<ref>Martienssen, p. 231</ref> karena memang dalam tradisi lama kebangsawanan Eropa, status dan kedudukan istri tergantung erat dengan suaminya. Sebaliknya, sebagai istri Lord Protector, Anne merasa bahwa dia adalah wanita dengan kedudukan tertinggi di kerajaan sehingga dia paling berhak mengenakan perhiasan tersebut. Perselisihan ini membuat hubungan mereka menjadi rusak sampai akhir.
 
== Rujukan ==