Kekhalifahan Rasyidin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler karakter berulang [ * ]
Ilzhabimantara (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 223.255.229.2 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 114.124.144.66
Tag: Pengembalian
Baris 4:
Sistem pemilihan terhadap masing-masing [[khalifah]] tersebut berbeda-beda, hal tersebut terjadi karena [[Sahabat Nabi|para sahabat]] menganggap tidak ada rujukan yang jelas yang ditinggalkan oleh [[Nabi Muhammad]] tentang bagaimana suksesi kepemimpinan Islam akan berlangsung. Namun penganut paham [[Syi'ah]] meyakini bahwa [[Muhammad]] dengan jelas menunjuk [[Ali bin Abi Thalib]], khalifah ke-4 bahwa Muhammad menginginkan keturunannyalah yang akan meneruskan kepemimpinannya atas umat Islam, mereka merujuk kepada salah satu [[hadits]] [[Ghadir Khum]].
 
Secara resmi istilah Khulafaur Rasyidin merujuk pada empat orang khalifah pertama Islam, namun sebagian ulama menganggap bahwa ''Khulafaur Rasyidin'' atau ''khalifah yang memperoleh petunjuk'' tidak terbatas pada keempat orang tersebut di atas, tetapi dapat mencakup pula para khalifah setelahnya yang kehidupannya benar-benar sesuai dengan petunjuk [[al-Quran]] dan [[sunnah]]. Salah seorang yang oleh kesepakatan banyak ulama dapat diberi gelar ''khulafaur rasyidin'' adalah [[Umar bin Abdul-Aziz]], khalifah [[Bani Umayyah]] ke-8.
wkwkwkwk
 
== Khalifah ==
Baris 20:
 
Tampaknya, kekuasaan yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa rasulullah, bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat di tangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, Khalifah juga melaksanakan hukum yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan as-sunnah. Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya bermusyawarah.
 
Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirim kekuatan ke luar Arabia. Khalid bin Walid dikirim ke Iraq dan dapat menguasai wilayah al-Hirah pada tahun 634 M. Ke Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat panglima yaitu Abu Ubaidah ibnul Jarrah, Amr ibnul 'Ash, Yazid bin Abi Sufyan dan Syurahbil bin Hasanah. Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah bin Zaid yang masih berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid bin Walid diperintahkan meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir yang jarang dijalani, ia sampai ke Syria.
 
=== <u>Umar bin Khattab</u> ===