Kareem Abdul-Jabbar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rapricltr (bicara | kontrib)
→‎Karier: Edit word
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Rapricltr (bicara | kontrib)
→‎Karier: Edit word
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 76:
</ref>.
 
Lew Alcindor yang mengumpulkan 30 poin per pertandingan, berusia 16 tahun. Kekalahan itu pertama dalam 3 tahun. Lew Alcindor mengakhiri karirnya di Power Memorial Academy di tahun 1965 mengoleksi 3 gelar beruntun dengan rekor 72 -1, mengumpulkan 2.067 poin dan 2002 rebounds (keduanya rekor di New York). Diusia 17 tahun Lew Alcindor mencapai tinggi 7 kaki (213 cm) ia digelari High School Sensation<ref>https://www.nytimes.com/interactive/projects/cp/national/unpublished-black-history/kareem-abdul-jabbar-1965-high-school-basketball </ref>. Ia terpilih All America High School Team. Potret dirinya masuk di majalah nasional. Meskipun begitu Lew Alcindor yang bekerja serabutan sebagai penulis di harian lokal disebut aneh, jadi bahan tertawaan seniornya di sekolah, suatu waktu Lew Alcindor pulang ke rumahnya dengan kesal berteriak kepada ibunya menanyakan keturunannya <ref>http://www.espn.com/classic/biography/s/abdul-jabbar_kareem.html</ref>.
 
Setelah lulus di Power Memorial Academy tahun 1965 Lew Alcindor mendaftar di UCLA (University of California at Los Angeles). Disana ia memiliki keseimbangan antara pendidikan dan olahraga. Di UCLA ia mempelajari Sejarah dan Bahasa Inggris. Lew Alcindor bermain untuk tim bolabasket [[University of California, Los Angeles|UCLA]],
Baris 85:
Lew Alcindor menjaga kehidupan pribadinya dan menjauhi perhatian media. Ia mempelajari sejarah, menikmati bacaan dan musik. Meskipun ia menikmati popularitas yang luar biasa sebagai bintang olahraga perguruan tinggi, Alcindor juga seorang pemikir independen, yang berhasil melewati masalah moral dan politik yang kompleks pada tahun 1960an. Membaca The Autobiography of Malcolm X membawanya meriset Islam, sebuah keyakinan yang akhirnya dipeluknya<ref> http://www.achievement.org/achiever/kareem-abdul-jabbar/</ref>. Pada tahun 1968, ia bergabung dengan atlet Afrika Amerika lainnya, mereka memboikot olimpiade sebagai tanda protes.
 
Lew Alcindor menamatkan kuliahnya dengan gelar a B.A pada bidang sejarah ditahun 1969. Milwaukee Bucks yang menempati peringkat terbawa di NBA memenangi koin tos atas Phoenix Sun's untuk mendapatkan draf No. 1 ditahun 1969. Kemudian secara profesional ia bermain untuk [[Milwaukee Bucks]] Dimusim pertamanya di profesional dengan cepat Alcindor memberi pengaruh. Dia memimpin timnya (Milwaukee Bucks) pada peringkat kedua the Eastern Division. Dan secara pribadi pada peringkat kedua dalam mencetak angka (28,8 ppg) dan posisi ketiga Rebounding (14,5 rpg). Ia dianugerahi Rookie of The Year. Musim berikutnya Milwaukee Bucks memperoleh pemain All Star guard Oscar Robertson, Milwaukee melanjutkan rekor terbaik di liga 66 kemenangan dimusim NBA 1970-1971, termasuk 20 kemenangan beruntun. Alcindor dianugerahi Most Valuable Player pertamanya. Ia membukukan (31,7 ppg), ia pun memimpin perolehan total poin liga dengan 2.596. Pada pertandingan playoff The Bucks menang 12-2. Memenangi NBA dan Alcindor dianugerahi MVP Finals.
 
Pada tanggal 1 Mei 1971 sehari setelah The Bucks menjuarai NBA, Alcindor mengadopsi nama muslimnya Kareem Abdul Jabbar, Kareem (Murah hati, mulia), Abdul (Abdi), Jabbar (Yang Maha kuasa). Ia memeluk