Pulau Belitung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menambahkan link
Baris 3:
'''Belitung''', atau ''Belitong'' (bahasa setempat, diambil dari nama sejenis [[belitong|siput laut]]), dulunya dikenal sebagai '''Billiton''' adalah sebuah [[pulau]] di lepas pantai timur [[Sumatra]], [[Indonesia]], diapit oleh [[Selat Gaspar]] dan [[Selat Karimata]]. Pulau ini terkenal dengan lada putih ''(Piper sp.)'' yang dalam bahasa setempat disebut ''sahang'', dan bahan tambang tipe galian-C seperti timah putih (''Stannuum)'', pasir kuarsa, tanah liat putih (kaolin), dan granit. Serta akhir-akhir ini menjadi tujuan wisata alam alternatif. Pulau ini dahulu dimiliki [[Britania Raya]] ([[1812]]), sebelum akhirnya ditukar kepada [[Belanda]], bersama-sama [[Bengkulu]], dengan [[Singapura]] dan [[New Amsterdam]] (sekarang bagian kota [[New York]]). Kota utamanya adalah [[Tanjung Pandan, Belitung|Tanjung Pandan]].
 
Pulau [https://www.belitungtravelindo.com Belitung] terbagi menjadi 2 kabupaten yaitu [[Kabupaten Belitung]], beribukota di [[Tanjung Pandan, Belitung|Tanjung Pandan]], dan [[Kabupaten Belitung Timur|Belitung Timur]], beribukota [[Manggar, Belitung Timur|Manggar]].
 
Sebagian besar penduduknya, terutama yang tinggal di kawasan pesisir pantai, sangat akrab dengan kehidupan bahari yang kaya dengan hasil ikan laut. Berbagai olahan makanan yang berbahan ikan menjadi makanan sehari-hari penduduknya. Kekayaan laut menjadi salah satu sumber mata pencaharian penduduk Belitung. Sumber daya alam yang tak kalah penting bagi kehidupan masyarakat Belitung adalah timah. Usaha pertambangan timah sudah dimulai sejak zaman [[Hindia Belanda]].
Baris 98:
[[Batu Mentas]] yang berada di kaki gunung tajam, memiliki potensi yang luar biasa sebagai sebuah destinasi wisata terpadu. Keindahan alam baik sungainya yang jernih maupun hutannya yang masih lebat, keunikan flora dan fauna, kehidupan masyarakat lokal dengan sentra kebun nenas dan ladanya, ditambah dengan keunikan seni budaya tradisionalnya serta keahlian masyarakatnya membuat kerajinan anyaman serta rotan, merupakan potensi yang jika dikelola dengan baik akan memberikan dampak positif yang luar biasa baik untuk lingkungan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat. Batu Mentas hanya berjarak 20 menit waktu tempuh dari kota Tanjungpandan.
 
Pada Maret 2012 lalu telah dilakukan Soft Launching oleh KPLB<ref>[[www.kplb.org]]</ref> (Kelompok Peduli Lingkungan Belitung) bersama GEF <ref>SGP-[http://www.sgp-indonesia.org/2012/11/batu-mentas-expo-2012-wildlife-and-culture-event/ Indonesia.org]</ref>(Global Environment Program) untuk “Sanctuary Tarsius dan [https://www.belitungtrip.net Wisata] Alam Batu Mentas.” Dalam perjalanannya, berbagai aktivitas pengayaan terus dilakukan untuk menuju sebuah cita-cita besar yaitu menjadikan Batu Mentas sebagai “Wild Life Sanctuary.” Wild life sanctuary merupakan taman suaka bukan hanya untuk ''Tarsius Bancanus Saltator (''atau dalam bahasa local Belitung dikenal dengan “pelilean”), namun juga berbagai flora dan fauna yang sudah terancam punah dan langka seperti Pelanduk, Burung Siaw, Tupai Kelaras, serta tanaman hutan seperti Nibong Palay, Simpor Laki, Pelawan, Rukam, Sisilan, dll. Harapan ini merupakan dorongan peningkatan sosial dan ekonomi masyarakat khususnya yang berada disekitar lokasi Batu Mentas dan umumnya untuk menambah variasi dan kualitas desitinasi wisata Belitung. Berbagai fasilitas yang ada di Batu Mentas sekarang ini yaitu Outbond Area, Penangkaran Tarsius Bancanus Saltator, Pemandian alam yang natural, wisata Tubing, Jungle Treking, Restoran dengan konsep makan “bedulang” dan Penginapan Safari Tend dan Tree House.
== Referensi ==
<references />