Bawang putih: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hidayatsrf (bicara | kontrib) |
Hidayatsrf (bicara | kontrib) |
||
Baris 36:
Efek samping suplementasi bawang putih jangka panjang sebagian besar tidak diketahui, dan tidak ada penelitian yang disetujui FDA telah dilakukan. Kemungkinan efek sampingnya meliputi ketidaknyamanan gastrointestinal, berkeringat, pusing, reaksi alergi, pendarahan, dan penyimpangan menstruasi.<ref name="nih">{{cite web|url=https://nccih.nih.gov/health/garlic/ataglance.htm |title=Garlic (''Allium sativum'' L.) |publisher=National Center for Complementary and Integrative Health, US National Institutes of Health |date=April 2012 |accessdate=4 May 2016}}</ref>
Beberapa ibu yang menyusui telah menemukan, setelah mengkonsumsi bawang putih, bahwa bayi mereka dapat lebih lambat ketika disuapi,
Jika dosis bawang putih yang disarankan lebih tinggi dari yang dianjurkan dengan obat [[antikoagulan]], maka bisa menyebabkan risiko pendarahan yang lebih tinggi.<ref name=Brown2015>{{cite journal|vauthors=Brown DG, Wilkerson EC, Love WE |title=A review of traditional and novel oral anticoagulant and antiplatelet therapy for dermatologists and dermatologic surgeons|journal=Journal of the American Academy of Dermatology|volume=72|issue=3|pages=524–34|date=March 2015|pmid=25486915|doi= 10.1016/j.jaad.2014.10.027}}</ref> Bawang putih dapat berinteraksi dengan [[warfarin]], [[antiplatelet]], [[saquinavir]], [[antihipertensi]], [[calcium channel blocker]], antibiotik quinolone [[ciprofloxacin]], dan obat-obatan [[hipoglikemik]], serta obat-obatan lainnya.<ref name="UKMi"/>
|