Gereja-Gereja Ortodoks Oriental: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 59:
Dua puluh tahun selepas Efesus, [[Konsili Khalsedon|Konsili Kalsedon]] meneguhkan kembali pandangan bahwa Yesus Kristus adalah satu pribadi tunggal, tetapi pada saat yang sama memaklumkan pula bahwa pribadi tunggal ini memiliki "dua kodrat yang sempurna", satu kodrat insani dan satu kodrat ilahi. Pihak-pihak penentang Kalsedoni memandang maklumat ini sebagai suatu pembenaran terhadap Nestorianisme, atau bahkan sebagai suatu muslihat halus untuk mengubah haluan Gereja menuju Nestorianisme. Akibatnya, pada dasawarsa-dasawarsa sesudah Konsili Kalsedon, pihak-pihak ini lambat laun terpisahkan dari [[Komuni penuh|persekutuan]] dengan Gereja-Gereja yang menerima keputusan Konsili Kalsedon, dan membentuk persekutuan sendiri yang kini disebut Gereja Ortodoks Oriental.
 
Kadang-kadang umat Kristen Kalsedoni menyebut umat Kristen Ortodoks Oriental sebagai [[Monofisitisme|Kaum Monofisit]] – dengan kata lain, mendakwa umat Kristen Ortodoks Oriental sebagai pengikut ajaran [[Eutykhes|Eutikes]] (''[[circa|ca.]]'' 380 – ''ca.'' 456), yakni percaya bahwa Yesus Kristus sama sekali bukanlah seorang manusia, melainkan sosok ilahi semata-mata. Monofisitisme dikutuk sebagai bidah bersama-sama dengan Nestorianisme, dan mendakwa sebuah Gereja sebagai Kaum Monofisit sama saja dengan mendakwanya telah terperosok ke dalam suatu bidah yang merupakan kebalikan dari bidah Nestorianisme. Meskipun demikian, umat Kristen Ortodoks Oriental sendiri menolak sebutan itu sebagai suatu sebutan yang tidak akurat, karena mereka secar resmi telah mengutuk secara resmi baik ajaran [[Nestorius]] maupun ajaran Eutikes. Mereka justru menyebut dirinya sebagai [[Miafisitisme|Kaum Miafisit]], yakni kaum yang percaya bahwa Kristus hanya memiliki satu kodrat, insani sekaligus ilahi.<ref name="first seven">{{cite book|last=Davis, [[Yesuit|SJ]]|first=Leo Donald|title=The First Seven Ecumenical Councils (325-787): Their History and Theology (Theology and Life Series 21)|year=1990|publisher=Michael Glazier/Liturgical Press|location=Collegeville, MN|isbn=978-0-8146-5616-7|page=342}}</ref>
 
Sekarang ini, Gereja-Gereja Ortodoks Oriental menjalin [[komuni penuh|persekutuan paripurna]] satu sama lain, tetapi tidak dengan Gereja Ortodoks Timur atau Gereja-Gereja lain. Dialog lamban menuju pemulihan persekutuan antara kedua persekutuan Ortodoks ini dimulai pada pertengahan abad ke-20.<ref name="sor.cua.edu">[http://sor.cua.edu/Ecumenism/20010317oomtg4.html Sumber-Sumber Rujukan Ortodoks Suriah – Deklarasi Bersama Kristen Ortodoks Oriental Timur Tengah]</ref> Gereja Ortodoks Oriental juga telah menjalin dialog dengan [[Gereja Katolik]] dan Gereja-Gereja lain.<ref>{{cite web|title=Dialogue with the Assyrian Church of the East and its Effect on the Dialogue with the Roman Catholic|url=http://lacopts.org/story/dialogue-the-assyrian-church-of-the-east-and-its-effect-the-dialogue-the-roman-catholic/|website=Coptic Orthodox Church of Alexandria Diocese of Los Angeles, Southern California, and Hawaii|accessdate=2 Juni 2016}}</ref> Pada 2017, praktik saling mengakui [[baptisan]] telah dipulihkan antara [[Gereja Ortodoks Koptik Aleksandria]] dan [[Gereja Katolik]].<ref>http://w2.vatican.va/content/francesco/en/speeches/2017/april/documents/papa-francesco_20170428_egitto-tawadros-ii.html</ref>