Wayang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Agung.nugh12 (bicara | kontrib)
menghapus kategori penemuan indonesia dan menambahkan kategori warisan budaya dunia non bendawi
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
{{noref}}
{{kegunaanlain|Wayang}}
[[Berkas:Bathara Guru.jpg|jmplthumb|karight|[[Batara Guru]] ([[Siwa]]) dalam bentuk seni wayang Jawa.]]
[[Berkas:Wayang Bali.jpg|jmplthumb|Wayang Bali.]]
'''Wayang''' adalah seni pertunjukkan asli [[Indonesia]] yang berkembang pesat di [[Pulau Jawa]] dan [[Bali]]. Pertunjukan ini juga populer di beberapa [[daerah]] seperti [[Sumatera]] dan [[Semenanjung Malaya]] juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan [[Jawa]] dan [[Hindu]].
 
Baris 94:
Setelah ditemukan inilah kemudian kita mengenal “Wayang Tavip” yang dikembangkan oleh M. Tavip; wayang “Kakufi” (kayu, kulit, dan fiber) yang dikembangkan oleh Arthur S. Nalan; sementara Herry Dim bersama Studio Pohaci tetap menggunakan nama Wayang Motekar.*
 
=== Jenis-jenis wayang menurut asal daerah ===
Beberapa seni budaya wayang selain menggunakan [[bahasa Jawa]], [[bahasa Sunda]], dan [[bahasa Bali]] juga ada yang menggunakan [[bahasa Melayu]] lokal seperti [[bahasa Betawi]], [[bahasa Palembang]], dan [[bahasa Banjar]]. Beberapa di antaranya antara lain:
 
Baris 107:
* Wayang Madura (sudah punah)
* [[Wayang Siam]] ([[Kelantan]], [[Malaysia]])
 
== Wayang Jawa ==
Kisah pewayangan Jawa pada dasarnya adalah gabungan mitologi dan sejarah. Babon kisah pewayangan yang digunakan di Jawa adalah "Pakem Pustakaraja" yang digubah oleh [[Mangkunegara IV|K.G.P.A.A. Mangkunagara IV]] di Surakarta yang bersumber dari [[Serat Pustaka Raja|Serat Pustakaraja]] karya [[Rangga Warsita|Ranggawarsita]]. Pakem Pustakaraja terdiri dari empat pakem sebagai berikut.
* Pakem Pustakaraja Purwa, untuk pedhalangan [[wayang purwa]], menceritakan kisah para [[Batara-Batari dalam pewayangan|dewa]] hingga Prabu Parikesit. Kisah Mahabarata dan Ramayana berada di dalam pakem ini.
* Pakem Pustakaraja Madya, untuk pedhalangan [[wayang madya]], menceritakan kisah mulai dari Prabu Gendrayana hingga Prabu Jayalengkara. Kisah yang terkenal dalam pakem ini adalah kisah [[Anglingdarma]].
* Pakem Pustakaraja Antara, untuk pedhalangan [[Wayang gedog|wayang gedhog]], menceritakan kisah mulai dari Prabu Jayalengkara hingga Panji Kudalaleyan di Pajajaran. Kisah yang terkenal dalam pakem ini adalah kisah Raden Inu Kertapati atau [[Cerita Panji|Panji Asmarabangun]].
* Pakem Pustakaraja Wasana, untuk pedhalangan [[wayang klithik]], menceritakan kisah Panji Kudalaleyan di Pajajaran hingga Majapahit akhir. Kisah yang terkenal dalam pakem ini adalah kisah [[Damar Wulan|Damarwulan]].
Pewayangan selanjutnya dilanjutkan dalam pedhalangan [[Wayang Dupara|wayang dupara]] yang kisahnya bersumber dari Babad Demak, Babad Pajang, dan Babad Mataram.
 
Pewayangan Jawa juga memiliki wayang golek yakni [[Wayang Menak|wayang menak]] yang kisahnya bersumber dari Serat Menak yang mengisahkan Wong Agung Jayeng Rana atau Amir Hamzah.
 
== Lihat pula ==
Baris 137 ⟶ 127:
[[Kategori:Budaya Sunda]]
[[Kategori:Wayang| ]]
[[Kategori:Karya Agung Warisan Budaya Oral serta Nonbendawi Manusia]]
[[Kategori:Budaya Bali]]
[[Kategori:Penemuan Indonesia]]
{{DEFAULTSORT:Warisan Budaya Dunia Non Bendawi}}