Wangsa Utsmaniyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 64:
==== Putri ====
Perempuan yang silsilahnya tersambung dari jalur ayah sampai Osman I.
* Hatun (خاتون). GelarSapaan ini adalahdapat pelafalandisepadankan Turkidengan 'nona' atau 'nyonya' dalam bahasa Indonesia dan digunakan untuk menyapa anak-anak perempuan sultan sebelum abad keenam belas. Sapaan ini juga digunakan untuk merujuk ibu sultan, istri dan pasangan sultan, dan wanita-wanita terhormat. ''Hatun'' berasal dari gelar bahasa Turki '<nowiki/>''khatun''<nowiki/>', bentuk wanita dari '''khan''<nowiki/>'. Gelar ini disandang para putri di belakang nama. Misal, Nefise Hatun. Gelar ''hatun'' juga disandang oleh para putri sebelum abad keenam belas.
* Sultan (سلطان). Setelah abad keenam belas, semua anggota Wangsa Utsmani menyandang gelar sultan, dengan para pangeran menyandang gelar tersebut di depan nama bersama ''şehzade'' dan para putri menyandang gelar ini di belakang nama mereka. Misal, Mihrimah Sultan.
 
==== Anak-anak putri ====
* Sultanzade (سلطانزاده). Secara bahasa bermakna 'keturunan sultan'. Gelar ini disandang oleh anak laki-laki putri. ''Sultanzade'' kerap diterjemahkan menjadi 'pangeran' sebagaimana ''şehzade''. Meski begitu, ''sultanzade'' tidak memiliki hak untuk mewarisi takhta Utsmani. Pada masa selanjutnya, gelar ''bey'' juga digunakan bersama dengan ''sultanzade''. Contoh resmi: Sultanzade Osman Bey.
* Hanımsultan (خانم سلطان). Gelar ini disandang oleh anak perempuan putri di belakang nama. Contoh resmi: Hanzade Hanımsultan.
 
=== Kerabat anggota dinasti ===
Mereka yang bukan termasuk anggota Wangsa Utsmaniyah, tetapi memiliki hubungan kekerabatan sangat dekat dengan mereka, juga memiliki gelar khusus dan hak-hak istimewa tertentu.
 
==== Ibu suri ====
Kedudukan ibu suri normalnya selalu disandang oleh ibu dari sultan yang sedang berkuasa. Meski begitu, ada beberapa kasus saat ibu tiri sultan berperan sebagai ibu suri saat ibu kandung sultan sendiri telah meninggal.
* Valide Hatun. Gelar bagi ibu suri Utsmani sebelum abad keenam belas. Contoh penggunaan resmi: Nilüfer Valide Hatun atau Valide Nilüfer Hatun.
* [[Valide Sultan]] (والده سلطان). Setelah abad keenam belas, para putri dan kerabat wanita sultan tidak lagi menggunakan gelar ''hatun'' dan menggantinya dengan sultan, sehingga gelar ''valide hatun'' juga berganti menjadi ''valide sultan''. Contoh penggunaan resmi: Hafsa Valide Sultan atau Valide Hafsa Sultan.
 
==== Pasangan sultan dan pangeran ====
Pada umumnya, sultan dan para pangeran memiliki lebih dari satu pasangan, baik berstatus sebagai istri maupun selir. Peringkat kedudukan para pasangan sultan ini biasanya didasarkan atas urutan kelahiran putra-putra mereka. Ibu dari putra tertua sultan memiliki kedudukan tertinggi di antara pasangan sultan yang lain. Meski begitu, tidak ada gelar yang dapat disejajarkan dengan permaisuri (pasangan utama) lantaran semua pasangan sultan menyandang gelar yang sama dan perbedaan peringkat di antara mereka tidak begitu mencolok. Utsmani baru secara resmi memiliki kedudukan yang dapat disetarakan dengan permaisuri pada masa Suleyman Al Qanuni.
* Hatun (خاتون). Sebagaimana putri, para pasangan sultan juga menyandang gelar ini. Mulai abad keenam belas, pasangan utama sultan menyandang gelar ''haseki sultan'' dan pasangan sultan yang lain tetap menyandang gelar ''hatun''.
* [[Haseki sultan|Haseki Sultan]] (خاصکى سلطان). Gelar tertinggi untuk pasangan sultan dan dapat disejajarkan dengan [[permaisuri]] dalam bahasa Indonesia. Pengguna gelar ini memiliki superiortas yang sangat mencolok bila dibandingkan dengan pasangan sultan yang lain, terlihat dari upah harian yang diterima. ''Haseki Sultan'' juga tetap bersama sultan di ibukota saat putranya dikirim ke provinsi untuk memerintah, berbeda dengan tradisi awal saat para selir akan mendampingi putranya. Gelar ini mulai digunakan di masa Suleyman Al Qanuni dan digunakan selama sekitar satu abad, Pada awalnya, gelar ini hanya disandang oleh satu orang pada satu masa. Namun di masa Sultan Ibrahim, sang sultan memberikan gelar ini kepada delapan pasangannya. Contoh penggunaan resmi: Hürrem Haseki Sultan atau Haseki Hürrem Sultan.
* Kadınefendi (قادين افندی). Setelah ''haseki sultan'' tidak lagi digunakan, ''kadınefendi'' menjadi gelar tertinggi untuk pasangan sultan. Meski begitu, status ''kadınefendi'' tidak seistimewa ''haseki sultan'' dan hanya dapat disejajarkan dengan ''hatun''. Di sisi lain, ''kadınefendi'' juga dapat disandang lebih dari satu orang, antara empat sampai delapan orang. Tingkatannya: ''Başkadınefendi'' (''kadınefendi'' utama)'', İkinci Kadınefendi'' (''kadınefendi'' kedua), ''Üçüncü Kadınefendi'' (''kadınefendi'' ketiga), ''Dördüncü Kadınefendi'' (''kadınefendi'' keempat), dan seterusnya. Gelar ini disandang di belakang nama. Misal, Bidar Kadınefendi.
* Hanımefendi (خانم آفندی). Gelar bagi pasangan sultan yang tingkatannya berada di bawah ''kadınefendi''. Gelar ini juga diperuntukkan untuk para pasangan ''şehzade''. Sebagaimana ''kadınefendi'', ''hanımefendi'' juga disandang lebih dari satu orang pada satu masa dan penggunaannya juga di belakang nama.
 
==== Pasangan putri ====
Suami dari putri menyandang gelar ''damat'' atau ''damad'' (داماد). Gelar ini berasal dari bahasa Persia. Contoh penggunaan gelar: Damad Ibrahim Pasya.
 
{{Dinasti Eropa}}
{{Empires}}