Soekarno: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 92:
}}
 
[[Berkas:Konfrensi Asia Afrika.webm|thumbjmpl|rightka|200px|Soekarno di [[Konferensi Asia-Afrika]]]]
[[Dr.(H.C.)]] [[Insinyur|Ir.]] [[Haji|H.]] '''Soekarno'''<sup>[[#Nama|1]]</sup> ([[Ejaan Republik|ER]], [[Ejaan Yang Disempurnakan|EYD]]: '''Sukarno''', [[nama lahir]]: '''Koesno Sosrodihardjo''') ({{lahirmati|[[Surabaya]], [[Jawa Timur]]|6|6|1901|[[Jakarta]]|21|6|1970}}){{refn|group=note|name=oto|Dalam otobiografi ''Sukarno, An Autobiography as Told to Cindy Adams'' (Bobbs-Merrill Company Inc, New York, 1965) Sukarno menyebutkan lahir di Surabaya, ''"Bapak dipindah ke Surabaya dan di sanalah aku dilahirkan"'' (halaman 26), selanjutnya ''"Aku dilahirkan pada tahun 1901... Hari lahirku ditandai oleh angka serba enam. Tanggal 6 Juni."'' (halaman 21). Namun dalam beberapa dokumen mencantumkan tanggal 6 Juni 1902 di antaranya ''"Dalam Buku Induk [[TH Bandoeng]] yang sekarang masih tersimpan di [[ITB]] terbaca bahwa tanggal lahir Soekarno adalah 6 Juni 1902."''<ref name=goen />{{Rp|37}}<ref name=saka>{{id}} Sakri, A. (1979a). ''Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979''. Jilid I: Selintas Perkembangan. Bandung: Penerbit ITB.</ref>{{Rp|16}} Pendapat lain adalah ''"Dari Buleleng, ia mendapat temuan ayah Soekarno dipindah ke Surabaya tahun 1901. Dan pada 1902 Soekarno lahir. "Kalau akhirnya dibuat 1901 itu mungkin untuk memudahkan sekolahnya saja," ujar Nurinwa."''<ref>{{cite web|url=http://www.tribunnews.com/2010/08/29/antropolog-ugm-bung-karno-di-surabaya|title=Antropolog UGM: Bung Karno Lahir di Surabaya|authors=Iswidodo (ed.), Surya|publisher=tribunnews.com|date=Minggu, 29 Agustus 2010 20:28 WIB|accessdate=11 September 2015}}</ref> Adapun kontradiksi perbedaan tahun kelahiran ini akhirnya dapat dijelaskan dalam dialog antara Sukarno dan ayahnya pada halaman 35 ''"Kalau perlu kita berbohong. Kita akan mengurangi umurmu satu tahun. Pada tahun ajaran yang baru engkau akan didaftarkan dengan umur tiga belas." - Oleh karenanya dapat dipastikan bahwa tanggal kelahiran Sukarno yang sesungguhnya adalah tanggal '''6 Juni 1901'''.}}{{refn|group=note|name=lahir|''"Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970."''<ref name=pustaka>{{cite web|title = Soekarno – biografi|work =|publisher = [[Kepustakaan Presiden-Presiden Republik Indonesia]]|date = |url = http://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/biography/?box=detail&presiden_id=1&presiden=sukarno|format =|doi =|accessdate = 6 Juni 2015}}</ref>}} adalah [[Presiden Indonesia|Presiden pertama]] [[Republik Indonesia]] yang menjabat pada periode 1945–1966.<ref name="kasenda">{{id}} {{cite book|first = Peter|last = Kasenda|year = 2010|title = Sukarno Muda: Biografi Pemikiran 1926–1933|publisher = Komunitas Bambu|location =Jakarta|isbn= 979-373-177-X}}</ref>{{Rp|11, 81}} Ia memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.<ref name="asvi">{{id}} {{cite book|first = Asvi|last = Warman|year = 2009|title = Membongkar Manipulasi Sejarah|publisher = Kompas Media Nusantara|location = Jakarta|id=ISBN 979-709-404-1}}</ref>{{Rp|26-32}} Ia adalah [[Proklamator Kemerdekaan]] Indonesia (bersama dengan [[Mohammad Hatta]]) yang terjadi pada tanggal [[17 Agustus]] [[1945]]. Soekarno adalah yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai [[Pancasila]] sebagai dasar negara [[Indonesia]] dan ia sendiri yang menamainya.<ref name="asvi" />
 
Baris 111:
== Kehidupan ==
=== Masa kecil dan remaja ===
[[Berkas:Istana gebang.jpg|thumbjmpl|200px|leftkiri|Rumah masa kecil Bung Karno]]
 
Soekarno dilahirkan dengan seorang ayah yang bernama [[Raden]] [[Soekemi Sosrodihardjo]] dan ibunya yaitu [[Ida Ayu Nyoman Rai]].<ref name="kasenda" /> Keduanya bertemu ketika Raden Soekemi yang merupakan seorang guru ditempatkan di [[Sekolah Dasar]] Pribumi di [[Singaraja]], [[Bali]].<ref name="kasenda" /> Nyoman Rai merupakan keturunan bangsawan dari Bali dan beragama [[Hindu]], sedangkan Raden Soekemi sendiri beragama [[Islam]].<ref name="kasenda" /> Mereka telah memiliki seorang putri yang bernama Sukarmini sebelum Soekarno lahir.<ref name="kisah">{{cite book|author=|title=Kisah Istimewa Bung Karno|publisher= Kompas Media Nusantara|year=2010|id=ISBN 978-979-709-503-1}}</ref>{{Rp|4-6, 247-251}} Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, [[Raden]] [[Hardjokromo]] di [[Tulung Agung]], [[Jawa Timur]].<ref name="kasenda" />
Baris 117:
Ia bersekolah pertama kali di Tulung Agung hingga akhirnya ia pindah ke [[Mojokerto]], mengikuti orangtuanya yang ditugaskan di kota tersebut.<ref name="kasenda" /> Di Mojokerto, ayahnya memasukan Soekarno ke ''Eerste Inlandse School'', sekolah tempat ia bekerja.<ref name="kisah" /> Kemudian pada [[Juni]] [[1911]] Soekarno dipindahkan ke ''[[Europeesche Lagere School]] ([[ELS]])'' untuk memudahkannya diterima di ''[[Hogere Burger School]] ([[HBS]])''.<ref name="kasenda" /> Pada tahun [[1915]], Soekarno telah menyelesaikan pendidikannya di ELS dan berhasil melanjutkan ke HBS di Surabaya, Jawa Timur.<ref name="kasenda" /> Ia dapat diterima di HBS atas bantuan seorang kawan bapaknya yang bernama [[Oemar Said Tjokroaminoto|H.O.S. Tjokroaminoto]].<ref name="kasenda" /> Tjokroaminoto bahkan memberi tempat tinggal bagi Soekarno di pondokan kediamannya.<ref name="kasenda" /> Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin [[Sarekat Islam]], organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu, seperti [[Alimin]], [[Musso]], [[Darsono]], [[Haji Agus Salim]], dan [[Abdul Muis]].<ref name="kasenda" /> Soekarno kemudian aktif dalam kegiatan organisasi pemuda ''[[Tri Koro Dharmo]]'' yang dibentuk sebagai organisasi dari [[Budi Utomo]].<ref name="kasenda" /> Nama organisasi tersebut kemudian ia ganti menjadi ''Jong Java'' (Pemuda Jawa) pada [[1918]].<ref name="kasenda" /> Selain itu, Soekarno juga aktif menulis di harian "Oetoesan Hindia" yang dipimpin oleh Tjokroaminoto.<ref name="kisah" />
 
[[Berkas:Sukarno HBS.jpg|thumbjmpl|200px|Soekarno sewaktu menjadi siswa HBS Soerabaja]]
[[Berkas:1923 Mahasiswa pribumi THS.jpg|thumbjmpl|200px|Soekarno bersama mahasiswa pribumi [[TH Bandung]] tahun 1923. Baris belakang dari kiri ke kanan: M. Anwari, [[Soetedjo]], Soetojo, Soekarno, R. Soemani, Soetono/Soetoto(?), R. M. Koesoemaningrat, Djokoasmo, Marsito. Duduk di depan: Soetono/Soetoto(?), M. Hoedioro, Katamso.]]
 
Tamat [[HBS]] Soerabaja bulan [[Juli]] [[1921]]<ref>{{nl}} [http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010025560%3Ampeg21%3Ap006%3Aa0099 ''"Nieuwe Rotterdamsche Courant"'', edisi 15 Juli 1921.]</ref>, bersama Djoko Asmo rekan satu angkatan di HBS, Soekarno melanjutkan ke ''[[Technische Hoogeschool te Bandoeng]]'' (sekarang [[ITB]]) di [[Bandung]] dengan mengambil jurusan [[teknik sipil]] pada tahun 1921,<ref name=goen>{{id}} Goenarso (1995). ''Riwayat perguruan tinggi teknik di Indonesia, periode 1920–1942''. Bandung: Penerbit ITB.</ref>{{Rp|38}} setelah dua bulan dia meninggalkan kuliah, tetapi pada tahun [[1922]] mendaftar kembali<ref name=goen />{{Rp|38}} dan tamat pada tahun [[1926]].<ref name=" Encarta">{{en}} {{cite book|author= Brown, Colin|title= Sukarno|publisher= Microsoft ® Student 2008 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation|year=2007|}}</ref>
Baris 135:
== Kiprah politik ==
{{noref}}
[[Berkas:Sukarno pada kulit muka majalah Time 23 Desember 1946 Vol. XLVIII No. 26, ilustrasi karya Boris Chaliapin..jpg|thumbjmpl|leftkiri|200px|Soekarno tampil pertama kali pada kulit muka majalah Time tanggal 23 Desember 1946 Vol. XLVIII No. 26, ilustrasi karya Boris Chaliapin untuk media asal Amerika tersebut]]
=== Masa pergerakan nasional ===
Soekarno untuk pertama kalinya menjadi terkenal ketika dia menjadi anggota [[Jong Java]] cabang Surabaya pada tahun 1915. Bagi Soekarno sifat organisasi tersebut yang Jawa-sentris dan hanya memikirkan kebudayaan saja merupakan tantangan tersendiri. Dalam rapat pleno tahunan yang diadakan Jong Java cabang Surabaya Soekarno menggemparkan sidang dengan berpidato menggunakan [[bahasa Jawa]] ''ngoko'' (kasar). Sebulan kemudian dia mencetuskan perdebatan sengit dengan menganjurkan agar surat kabar Jong Java diterbitkan dalam [[bahasa Melayu]] saja, dan bukan dalam [[bahasa Belanda]].<ref name="Dahm">{{cite book|title= Soekarno dan Perjuangan Kemerdekaan|last = Dahm|first = Bernhard|pages = 47-48|iSBN = 979-8015-36-3|publisher = Penerbit LP3ES Jakarta|year = 1987}}</ref>
Baris 160:
 
=== Masa Perang Revolusi ===
[[Berkas:Altar ruang tamu.jpg|200px|thumbjmpl|Ruang tamu rumah persembunyian Bung Karno di [[Rengasdengklok]].]]
Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang [[Proklamasi kemerdekaan Indonesia|Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia]]. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ([[BPUPKI]]), Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ([[PPKI]]), Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
 
Baris 168:
 
Karena banyak provokasi di [[Jakarta]] pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil presiden dan pejabat tinggi negara lainnya.
[[Berkas:Presiden Sukarno dan Nikita Khrushchev (foto Life Magazine).jpg|200px|thumbnailjmpl|rightka|Presiden Soekarno dan [[Nikita Khruschev]] dalam sebuah pertemuan Kepala Negara]]
Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan Presiden selaku kepala pemerintahan dan kepala negara (''presidensiil''/''single executive''). Selama revolusi kemerdekaan, sistem pemerintahan berubah menjadi ''semi presidensiil'' atau ''double executive''. Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala Pemerintahan. Hal itu terjadi karena adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat pemerintah bulan November 1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik Indonesia dianggap negara yang lebih demokratis.
 
Baris 174:
 
=== Masa kemerdekaan ===
[[Berkas:Kennedy dan Sukarno 1961 (foto oleh Life, diarsipkan Styleforum.com).jpg|200px|thumbjmpl|Kunjungan Presiden Soekarno ke Amerika pada 1961 yang disambut oleh Presiden [[John F. Kennedy]]]]
[[Berkas:Presiden Sukarno, Presiden Osvaldo Dorticos, Fidel Castro dan Che Guevera (foto oleh Bettmann-Corbis, 9 Mei 1960).jpg|200px|thumbjmpl|Presiden Soekarno, Presiden [[Osvaldo Dorticos]], [[Fidel Castro]] dan [[Che Guevara]], pada 9 Mei 1960, kunjungan kenegaraan ke [[Havana]], [[Kuba]]]]
[[Berkas:Dr. Sukarno Chats With Mao Tse-Tung 24 November 1956 (foto oleh Bettman-Corbis).jpg|200px|thumbjmpl|Soekarno berbincang dengan Mao Tse-Tung, 24 November 1956, Peking, Tiongkok]]
Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah [[Belanda]] menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr [[Assaat]], yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.
 
Baris 186:
 
=== Masa marabahaya ===
[[Berkas:Soekarno diantara barisan prajurit.jpg|thumbjmpl|leftkiri|200px|Soekarno di antara barisan prajurit]]
Soekarno, [[Presiden Indonesia]] pertama, sedikitnya pernah mengalami percobaan pembunuhan lebih dari satu kali, Putrinya, [[Megawati Soekarnoputri]] pernah menyebut angka 23. "Saya ingin mengambil satu contoh konkrit, Presiden Soekarno itu mengalami percobaan pembunuhan dari tingkat yang namanya baru rencana sampai eksekusi (sebanyak) 23 kali," tutur Mega pada [[Juli]] [[2009]]. Sementara itu, angka lebih kecil keluar dari mulut [[Sudarto Danusubroto]]. Dia ajudan presiden pada masa-masa akhir kekuasaan Soekarno. Sudarto pernah mengatakan ada 7 kali percobaan pembunuhan terhadap Soekarno. Jumlah ini pernah diamini oleh eks Wakil Komandan Tjakrabirawa, Kolonel [[Maulwi Saelan]]. Namun bekas pengawal pribadinya, hanya mampu mengingat 7 kali upaya percobaan pembunuhan.<ref name="Pembunuhan Sukarno">{{cite web|url=http://m.merdeka.com/piala-dunia/7-percobaan-pembunuhan-terhadap-bung-karno.html|title=7 Percobaan pembunuhan terhadap Bung Karno|authors=Anwar Khumaini|publisher=Merdeka.com|date=Jumat, 1 Juni 2012 06:12|accessdate=9 September 2015}}</ref>
 
Baris 211:
 
==== Pembunuhan karakter ====
[[Berkas:HUT RI 21(2).jpg|thumbjmpl|200px|Presiden Soekarno dan [[J. Leimena|Dr.J. Leimena]] bernyanyi bersama para artis ibukota pada Resepsi Peringatan HUT ke-21 Proklamasi Kemerdekaan RI di [[Istana Bogor]].]]
Dekade 1950-an dan 1960-an, Amerika melalui perpanjangtanganannya [[Central Intelligence Agency]] tidak hentinya berusaha campur tangan dalam setiap urusan negara orang lain. Di Indonesia selain peristiwa terbongkarnya misi Allen Pope, ada juga misi rahasia yang bertujuan membunuh karakter dan kewibawaan Presiden Soekarno melalui agitasi dan propaganda media popular via produksi film porno yang diperankan oleh pemeran yang mirip Soekarno. Tujuan dari kampanye hitam ini adalah mengubah persepsi masyarakat internasional terhadap Soekarno yang anti kapitalisme dan mengagumi kaum Hawa tetapi tunduk tak berdaya di bawah kendali agen rahasia Rusia.<ref name="Porno">{{cite web|url=http://www.merdeka.com/peristiwa/cia-bikin-film-porno-presiden-soekarno-pramugari-cantik-rusia.html|title=CIA bikin film porno Presiden Soekarno & pramugari cantik Rusia|authors= Ramadhian Fadillah|publisher=www.merdeka.com|date=Kamis, 11 September 2014 01:02|accessdate=15 September 2015}}</ref><ref name="PornoSukarno">{{cite web|url= http://historia.id/modern/film-porno-mirip-sukarno|title=Film Porno Mirip Sukarno|authors=Yudi Anugrah Nugroho|publisher=historia.id|date=|accessdate=15 September 2015}}</ref>
 
Baris 221:
 
=== Masa embargo negara Adi Kuasa ===
[[Berkas:Soekarno 19041965.jpg|thumbjmpl|200px|[[Zhou Enlai]], Presiden Soekarno, dan [[Kawashima]] pada saat Peringatan 10 Tahun [[Konferensi Asia Afrika]] di [[Bandung]] pada [[19 April]] [[1965]].]]
Pada masa pra maupun paska kemerdekaan, Indonesia terjepit pada dua blok negara Adi Kuasa dengan ideologi yang bertentangan satu sama lain. Blok kapitalis yang dikomandoi Amerika dan sekutu di satu sisi, dan blok kiri yang diperebutkan antara poros Rusia dan Tiongkok. Amerika melakukan kebijakan embargo terhadap Indonesia karena menilai kecenderungan Soekarno dekat dengan blok rival. Amerika tidak dapat berkutik ketika [[Allen Lawrence Pope]], agen [[Central Intelligence Agency]] tertangkap tangan. Tawar-menawar penangkapan Allen Pope, Amerika Serikat akhirnya menyudahi embargo ekonomi dan menyuntik dana ke Indonesia, termasuk menggelontorkan 37 ribu ton beras dan ratusan persenjataan yang dibutuhkan Indonesia saat itu setelah diplomasi tingkat tinggi antara [[John F. Kennedy]] dengan Soekarno.<ref>{{cite web|url=http://nasional.sindonews.com/read/1032742/19/kecerdikan-soekarno-manfaatkan-soviet-dan-amerika-1439470065|title=Kecerdikan Soekarno Manfaatkan Soviet dan Amerika|authors=Kurnia Illahi|publisher=Nasional.sindonews.com|date=Minggu, 16 Agustus 2015−06:39 WIB|accessdate=15 September 2015}}</ref> Sementara Rusia menerapkan embargo militer terhadap Indonesia karena genosida terhadap elemen kiri, orang [[Partai Komunis Indonesia]] pada tahun 1965–1967.<ref>{{cite news|url=http://www.kompas.com/kompas-cetak/0010/05/nasional/keti21.htm|work=(ryi/bur/fan)|publisher=Kompas.com|archiveurl=http://www.library.ohiou.edu/indopubs/2000/10/04/0035.html|archivedate=Wed Oct 04 2000 – 16:46:34 EDT|title=Ketika Alutsista Diembargo ...|accessdate=15 September 2015}}</ref> Indonesia sendiri terjepit di antara geopolitik Asia Tenggara, Malaysia yang dianggap Soekarno adalah negara boneka Inggris, juga Singapura yang memisahkan diri sebagai negara baru pada 9 Agustus 1965. Soekarno mengumumkan sikap konfrontatif terhadap pembentukan negara federasi Malaysia pada Januari 1963. Sehingga pada 1964–1965 negara federasi Malaysia yang dideklarasikan 16 September 1963 tersebut diembargo Soekarno.<ref>{{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=zbepRmE3zukC&pg=PA18&lpg=PA18&dq=Embargo+Indonesia+1965&source=bl&ots=VFizthbfhS&sig=u8qtkJXhDmhjOVrFy4AHpiX6PWI&hl=en&sa=X&ved=0CC4Q6AEwAmoVChMIvpO8kKT8xwIVgk6OCh0w1g5y#v=onepage&q=Embargo%20Indonesia%201965&f=false|title=The Pacific Rim: Investment, Development and Trade: Second Revised Edition|authors=Peter N. Nemetz|pages=16-20|publisher=University of British Columbia Press|year=1990|location=Vancouver BC|date=|accessdate=}}</ref> Singapura membuka keran kerja sama dan berusaha dengan segala cara untuk mempertahankan perdagangan dengan Indonesia meski telah diboikot dan diembargo. Hal ini dianggap merugikan aspek ekonomi bagi Singapura akibat konfrontasi tersebut.<ref>{{cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=IpFFBAAAQBAJ&pg=PA26&lpg=PA26&dq=Embargo+Indonesia+1965&source=bl&ots=Yq7_7TVuBl&sig=OxwIiL7OKWYaYHZZ0e5O9gE9rpI&hl=en&sa=X&ved=0CDsQ6AEwBWoVChMIvpO8kKT8xwIVgk6OCh0w1g5y#v=onepage&q=Embargo%20Indonesia%201965&f=false|title=Singapore's Foreign Policy|authors=Kawin Wilairat|publisher=The Institute of Southeast Asean Studies|location=Singapore|date=|accessdate=}}</ref>
 
Baris 234:
 
== Sakit hingga meninggal ==
[[Berkas:Soldiers at President Sukarno's Funeral, June 22, 1970.jpg|thumbjmpl|200px|leftkiri|Pemakaman Soekarno pada 22 Juni 1970 di Blitar, Jawa Timur]]
[[Berkas:Makam Soekarno.jpg|thumbjmpl|200px|Makam [[Presiden]] Soekarno di [[Blitar]], [[Jawa Timur]]]]
 
Kesehatan Soekarno sudah mulai menurun sejak bulan [[Agustus]] 1965.<ref name="Nurul huda" /> Sebelumnya, ia telah dinyatakan mengidap gangguan [[ginjal]] dan pernah menjalani perawatan di [[Wina]], [[Austria]] tahun [[1961]] dan 1964.<ref name="Nurul huda" /> Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas Wina menyarankan agar ginjal kiri Soekarno diangkat, tetapi ia menolaknya dan lebih memilih pengobatan tradisional.<ref name="Nurul huda" /> Ia bertahan selama 5 tahun sebelum akhirnya meninggal pada hari Minggu, [[21 Juni]] [[1970]] di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) [[Gatot Subroto]], [[Jakarta]] dengan status sebagai tahanan politik.<ref name="kasenda" /><ref name="Nurul huda" /> Jenazah Soekarno pun dipindahkan dari RSPAD ke Wisma Yasso yang dimiliki oleh [[Ratna Sari Dewi]].<ref name="Nurul huda" /> Sebelum dinyatakan wafat, pemeriksaan rutin terhadap Soekarno sempat dilakukan oleh Dokter [[Mahar Mardjono]] yang merupakan anggota tim dokter kepresidenan.<ref name="Nurul huda" /> Tidak lama kemudian dikeluarkanlah komunike medis yang ditandatangani oleh Ketua Prof. Dr. Mahar Mardjono beserta Wakil Ketua Mayor Jenderal Dr. (TNI AD) [[Roebiono Kertopati|Rubiono Kertopati]].<ref name="Nurul huda" />
Baris 247:
 
== Peninggalan ==
[[Berkas:Gelora Bung Karno 1962.jpg|thumbjmpl|200px|[[Gelanggang Olahraga Bung Karno]] pada 1962.]]
Dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran Soekarno pada [[6 Juni]] [[2001]], maka Kantor [[Filateli]] [[Jakarta]] menerbitkan [[prangko]] "100 Tahun Bung Karno".<ref name="kisah" />{{Rp|247-251}} Prangko yang diterbitkan merupakan empat buah prangko berlatar belakang bendera [[Merah Putih]] serta menampilkan gambar diri Soekarno dari muda hingga ketika menjadi Presiden Republik Indonesia.<ref name="kisah" /> Prangko pertama memiliki nilai nominal Rp500 dan menampilkan potret Soekarno pada saat sekolah menengah. Yang kedua bernilai Rp800 dan gambar Soekarno ketika masih di perguruan tinggi tahun [[1920]]-an terpampang di atasnya. Sementara itu, prangko yang ketiga memiliki nominal Rp900 serta menunjukkan foto Soekarno saat proklamasi kemerdekaan RI. Prangko yang terakhir memiliki gambar Soekarno ketika menjadi Presiden dan bernominal Rp1000. Keempat prangko tersebut dirancang oleh Heri Purnomo dan dicetak sebanyak 2,5 juta set oleh Perum Peruri.<ref name="kisah" /> Selain prangko, Divisi Filateli PT Pos Indonesia menerbitkan juga lima macam kemasan prangko, album koleksi prangko, empat jenis kartu pos, dua macam poster Bung Karno serta tiga desain kaus Bung Karno.<ref name="kisah" />