Stasiun Lampegan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
→‎Referensi: Koordinat stasiun
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Baris 23:
Stasiun ini dibangun pada tahun 1879-1882, digunakan untuk merawat dan mengawasi [[Terowongan Lampegan]] yang berada di dekatnya. Awalnya stasiun ini memiliki dua jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus ditambah satu sepur badug di sebelah barat, namun kini jalur 1 dan weselnya sudah dibongkar karena peristiwa anjloknya [[Kereta api Siliwangi|KA Siliwangi]] di wesel dekat mulut terowongan (''lihat di bagian Insiden'') dan saat ini hampir tidak pernah terjadi persilangan dan persusulan antarkereta api di stasiun ini.
 
== PenamaanTerowongan ==
[[Berkas:43_960.jpg|thumb|[[Kereta api Cianjuran]] di Stasiun Lampegan|kiri]]
[[Berkas:43_960.jpg|thumb|[[Kereta api Cianjuran]] di Stasiun Lampegan|kiri]]Nama Lampegan yang disandang oleh stasiun dan terowongan ini berasal dari kejadian saat Terowongan Lampegan dibangun. Yaitu pada saat dibangun terjadi dialog antara para pekerja terowongan, "''Lamp'' pegang" atau "''Lamp aan''" yang berarti: "nyalakan/pegang lampunya."<ref>{{Cite book|title=Jendela Bandung, Pengalaman Bersama Kompas|last=Suganda|first=Her|publisher=Penerbit Buku ''Kompas''|year=2007|isbn=|location=Jakarta|pages=}}</ref>[[Berkas:47_960.jpg|thumb|Stasiun Lampegan tempo dulu|kiri]]Pada tahun 2001, Terowongan Lampegan tertutup mulutnya oleh [[tanah longsor]]. Setelah kejadian itu, stasiun ini sempat diperbaiki kembali, namun belum sempat dilintasi kembali, longsor kembali terjadi pada tahun 2006 di petak [[Stasiun Cibeber|Cibeber]]-Lampegan sehingga perjalanan kereta dari arah [[Stasiun Padalarang]] hanya sampai [[Stasiun Cianjur]]. Renovasi stasiun dan terowongan dilakukan setelah kejadian ini dan stasiun berfungsi kembali pada tahun 2010.<ref>{{Cite news|url=http://www.pikiran-rakyat.com/wisata/2011/05/07/144331/wisata-sejarah-stasiun-dan-terowongan-lampegan-cianjur|title=Wisata Sejarah Stasiun dan Terowongan Lampegan Cianjur|date=2011-05-07|newspaper=Pikiran Rakyat|language=id|access-date=2018-01-14}}</ref>
[[Berkas:47_960.jpg|thumb|Stasiun Lampegan tempo dulu|kiri]]
Nama Lampegan yang disandang oleh stasiun dan terowongan ini berasal dari kejadian saat Terowongan Lampegan dibangun. Yaitu pada saat dibangun terjadi dialog antara para pekerja terowongan, "''Lamp'' pegang" atau "''Lamp aan''" yang berarti: "nyalakan/pegang lampunya."<ref>{{Cite book|title=Jendela Bandung, Pengalaman Bersama Kompas|last=Suganda|first=Her|publisher=Penerbit Buku ''Kompas''|year=2007|isbn=|location=Jakarta|pages=}}</ref>
 
[[Berkas:43_960.jpg|thumb|[[Kereta api Cianjuran]] di Stasiun Lampegan|kiri]]Nama Lampegan yang disandang oleh stasiun dan terowongan ini berasal dari kejadian saat Terowongan Lampegan dibangun. Yaitu pada saat dibangun terjadi dialog antara para pekerja terowongan, "''Lamp'' pegang" atau "''Lamp aan''" yang berarti: "nyalakan/pegang lampunya."<ref>{{Cite book|title=Jendela Bandung, Pengalaman Bersama Kompas|last=Suganda|first=Her|publisher=Penerbit Buku ''Kompas''|year=2007|isbn=|location=Jakarta|pages=}}</ref>[[Berkas:47_960.jpg|thumb|Stasiun Lampegan tempo dulu|kiri]]Pada tahun 2001, Terowongan Lampegan tertutup mulutnya oleh [[tanah longsor]]. Setelah kejadian itu, stasiun ini sempat diperbaiki kembali, namun belum sempat dilintasi kembali, longsor kembali terjadi pada tahun 2006 di petak [[Stasiun Cibeber|Cibeber]]-Lampegan sehingga perjalanan kereta dari arah [[Stasiun Padalarang]] hanya sampai [[Stasiun Cianjur]]. Renovasi stasiun dan terowongan dilakukan setelah kejadian ini dan stasiun berfungsi kembali pada tahun 2010.<ref>{{Cite news|url=http://www.pikiran-rakyat.com/wisata/2011/05/07/144331/wisata-sejarah-stasiun-dan-terowongan-lampegan-cianjur|title=Wisata Sejarah Stasiun dan Terowongan Lampegan Cianjur|date=2011-05-07|newspaper=Pikiran Rakyat|language=id|access-date=2018-01-14}}</ref>
 
Stasiun ini pernah melayani perjalanan kereta api jalur Bandung-Sukabumi dengan [[kereta api Cianjuran]] jurusan [[Stasiun Sukabumi|Sukabumi–]][[Stasiun Ciroyom|Ciroyom]], p.p. (sebelumnya dari [[Stasiun Bandung]]). Namun ketidaktersediaan subsidi PSO yang tak sebanding dengan biaya operasional, okupansi penumpang, dan suku cadang, telah menyebabkan kereta api ini berhenti beroperasi.
 
Saat ini, satu-satunya kereta api yang berhenti di sini adalah [[kereta api Siliwangi]] yang melayani relasi [[Stasiun Sukabumi|Sukabumi–]][[Stasiun Cianjur|Cianjur]], p.p. Stasiun ini hanya berjarak sekitar 8 km dari Situs Megalitikum [[Situs Gunung Padang|Gunung Padang]], suatu cagar budaya nasional. Letaknya yang demikian ini diharapkan dapat mendongkrak sektor pariwisata di Kabupaten Cianjur.
 
== Layanan kereta api ==