99 Cahaya di Langit Eropa (novel): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rudyindarto (bicara | kontrib)
Rudyindarto (bicara | kontrib)
Baris 37:
Tidak putus asa, Hanum memutuskan untuk melanjutkan rencana mereka seorang diri. Kunjungan pertamanya adalah ke [[Paris]], [[Perancis]]. Ditemani dengan wanita pemandu wisata, Marion Latimer, Hanum menyusuri tengara-tengara populer di Paris, seperti [[Museum Louvre]], Panthéon, dan [[Notre Dame de Paris]]. Marion adalah seorang [[mualaf]] Perancis dan selain memberi gambaran umum, ia juga memberitahukan Hanum sejarah tersembunyi Islam di Paris. Umat Islam ternyata memiliki hubungan dekat dengan raja-raja Perancis sejak zaman Pertengahan. Islam menjadi tonggak cahaya yang menerangi Eropa ketika benua tersebut dilanda kegelapan, kebodohan, dan ketidaktahuan, dan buktinya dapat dilihat seperti manik-manik dan karya seni di Paris yang terinspirasi oleh peradaban Islam.
 
Setelah perjalanan di Paris, Hanum menunggu beberapa bulan sehingga Rangga dapat mengambil cuti dan menemaninya dalam perjalanan keduanya ke [[KordobaGranada]], [[Spanyol]]. Mereka mengunjungi [[Masjid KordobaAlhambra]] dan mempelajari sejarah Islam di sana. KordobaGranada adalah ibukota dari [[Keamiran KordobaGranada]], sebuah negara pecahanIslam [[Kekhalifahan Umayyah]]terakhir yang pernahmenginjakkan menguasaikaki keseluruhandi [[Iberia]] sebelum [[Reconquista]] akhirnya menghancurkannya pada akhir abad ke-15. Meskipun mereka bermusuhan, kerajaan-kerajaan Kristen Eropa juga mengagumi peradaban maju KordobaGranada dan pendahulu-pendahaulunya, baik dalam segi pengetahuan maupun arsitektur. KordobaGranada adalah satu dari sedikit wilayah dimana tiga [[agama Abrahamik]]: Kristen, Islam, dan Yahudi, dapat hidup berdampingan.
 
Setahun setelah perjalanannya di Kordoba, Hanum terkejut ketika ia secara mendadak mendapatkan surel dari Fatma. Ternyata Fatma dan sanak keluarga telah kembali ke kampung halamannya. Ia berjanji akan menjelaskan Hanum yang sebenarnya bila ia mengunjungi [[Istanbul]], Turki, tujuan ketiga rencana perjalanan mereka. Di sana, Fatma mengantarkan Hanum dan Rangga mengunjungi situs-situs terkenal seperti [[Hagia Sophia]] dan [[Masjid Sultan Ahmed]]. Karena tidak melihat Ayşe, Hanum menanyakan perihalnya. Dengan berat hati, Fatma mengungkapkan bahwa Ayşe telah meninggal dunia. Alasan Fatma menghilang dan tidak menghubungi Hanum lagi adalah karena ia harus menanggung pengobatan Ayşe yang sakit parah secara tiba-tiba. Ketika Ayşe wafat, ia merasa tidak dapat lagi tinggal di Wina sehingga memutuskan untuk pulang dan menenangkan diri bersama suaminya. Saat ini, Fatma sudah memulihkan dirinya dan telah dikarunai seorang putra sebagai pengganti Ayşe.