Gadang, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 19:
== Sejarah ==
[[Berkas:Chinese-wijk-te-Bandjermasi.jpg|jmpl|250px|Kawasan [[pecinan]] di Banjarmasin pada tahun 1862]]
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Opgerichte erepoort in de Chinese wijk te Bandjermasin ter gelegenheid van de komst van de Gouverneur-Generaal van Nederlands-Oostindië aan de Zuider- en Oosterafdeling van Borneo TMnr 60013438.jpg|jmpl|250px|Kawasan [[pecinan]] di Banjarmasin]]
Pada masa kolonial [[Hindia Belanda]] kawasan ini merupakan pemukiman orang [[Tionghoa]] disebut ''Chineezen Kamp'', terutama kawasan tepian [[sungai Martapura]] yang disebut '''Kampung Pacinan Laut''' (Jl. Kapten Piere Tendean). Kampung ini berseberangan dengan [[pulau Tatas]] dimana terdapat Benteng Tatas (sekarang [[Masjid Raya Sabilal Muhtadin]]) pusat militer Belanda tempo dulu yang berdekatan dengan Kampung Amerongan (sekarang Gubernuran Kalsel). Di sebelah hulunya dari '''Kampung Pacinan Laut''' berbatasan dengan '''Kampung Sungai Mesa''', sebuah perkampungan yang didirikan oleh Kiai Mesa Jaladri. Di kampung Sungai Mesa inilah dahulu terdapat Balai Kaca dan istana Sultan Tamjidullah II. Bagian sebelah darat dari Kampung Pacinan Laut terdapat '''Kampung Pacinan Darat''' (Jl. Veteran, Kelurahah Melayu) dan '''Kampung Gadang''' (Jl. AES Nasution) yang kebanyakannya dihuni oleh pendatang [[suku Madura]] disamping penduduk asli [[suku Banjar]] sendiri, diantaranya beberapa keluarga [[Gusti]] (gelar bangsawan Banjar). Kampung Gadang inilah dipakai sebagai nama kelurahannya. Sultan Tamjidillah II ([[1857]]-[[1859]]), yang diangkat [[Belanda]] sebagai [[Sultan Banjar]] yang ibundanya merupakan wanita Tionghoa-Dayak dari Kampung Pacinan ini yaitu Nyai Besar Aminah. Orang-orang Cina di Banjarmasin tahun [[1898]] dikepala letnan-letnan Cina (Luitenants der Chinezen) yaitu The Sin Yoe dan Ang Lim Thay.