Candi Agung: Perbedaan antara revisi

725 bita ditambahkan ,  6 tahun yang lalu
k
tidak ada ringkasan suntingan
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 32:
 
Candi Agung di Amuntai merupakan peninggalan [[Kerajaan Negara Dipa]] yang dibangun oleh [[Empu Jatmika]] abad ke XIV Masehi. Dari kerajaan ini akhirnya melahirkan [[Kerajaan Negara Daha]] di Negara dan Kesultanan Banjarmasin. Menurut cerita, Kerajaan Hindu Negara Dipa berdiri tahun 1438 di persimpangan tiga daerah aliran sungai yaitu [[sungai Tabalong]], [[sungai Balangan]], dan [[sungai Negara]]. Cikal bakal Kerajaan Banjar itu diperintah oleh Maharaja Suryanata dan Putri Junjung Buih dengan kepala pemerintahan Patih Lambung Mangkurat. Negara Dipa kemudian berkembang menjadi [[Kota Amuntai]].
 
Dalam tahun [[1967]] di Kota Amuntai, waktu diadakan panggalian situs kepurbakalaan, ditemukan orang dasar candi dan benda-benda kepurbakalaan. Tempat yang digali itu disebut penduduk bukit candi dan candi yang dasarnya itu disebut Candi Agung. Menurut ceritera rakyat yang hidup disana Candi Agung dibangun oleh Mpu Jatmika.
<ref>{{id icon}} {{cite book
|url=https://books.google.co.id/books?id=LNstAAAAMAAJ&q=candi+agung+amuntai&dq=candi+agung+amuntai&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwinj6aMoqTYAhVBnJQKHeqfAQYQ6AEIRzAG
|first=Fudiat
|last=Suryadikara
|page=11
|title=Geografi dialek bahasa Banjar Hulu
|isbn=
|isbn=
|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984
|year= 1984}}</ref>
 
Candi Agung diperkirakan telah berusia 740 tahun. Bahan material Candi Agung ini didominasi oleh batu dan kayu. Kondisinya masih sangat kokoh. Di candi ini juga ditemukan beberapa benda peninggalan sejarah yang usianya kira-kira sekitar 200 tahun SM. Batu yang digunakan untuk mendirikan Candi ini pun masih terdapat di sana. Batunya sekilas mirip sekali dengan batu bata merah. Namun bila disentuh terdapat perbedaannya, lebih berat dan lebih kuat dari bata merah biasa. Batu bata yang ditemukan berukuran besar mirip dengan batu bata yang juga ditemukan situs [[candi Kayen]] di Dusun Buloh Desa [[Kayen, Kayen, Pati|Kayen]] di Jawa Tengah.<ref>{{id}} [http://arkeologijawa.com/index.php?action=news.detail&id_news=11&judul=PENELITIAN%20AWAL%20TEMUAN%20PERAHU%20KUNA%20DI%20DESA%20PUNJULHARJO,%20KABUPATEN%20REMBANG,%20JAWA%20TENGAH PENELITIAN AWAL TEMUAN PERAHU KUNA]</ref>
42.113

suntingan