Kota Sawahlunto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-Walikota, +Wali kota; -walikota, +wali kota)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 81:
|footnotes =
}}
[[Berkas:Kota Sawahlunto pada malam hari.jpg|thumbjmpl|rightka|260px|Suasana di salah satu sudut kota Sawahlunto pada malam hari]]
 
'''Kota Sawahlunto''' adalah salah satu [[Kota (wilayah administratif)|kota]] di provinsi [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]. Kota yang terletak 95 km sebelah timur laut [[kota Padang]] ini, dikelilingi oleh 3 [[kabupaten]] di Sumatera Barat, yaitu [[kabupaten Tanah Datar]], [[kabupaten Solok]], dan [[kabupaten Sijunjung]]. Kota Sawahlunto memiliki luas 273,45 km² yang terdiri dari 4 [[kecamatan]] dengan jumlah penduduk lebih dari 54.000 jiwa. Pada masa pemerintah [[Hindia Belanda]], kota Sawalunto dikenal sebagai kota tambang [[batu bara]]. Kota ini sempat mati, setelah penambangan batu bara dihentikan.
Baris 104:
== Kependudukan ==
{{utama|Kependudukan kota Sawahlunto}}
[[Berkas:Masjidagung-nurulislam.jpg|thumbjmpl|leftkiri|230px|[[Masjid Agung Nurul Islam]] yang merupakan salah satu bangunan peninggalan [[Belanda]] di Sawahlunto]]
Jumlah penduduk kota Sawahlunto mengalami penurunan yang sangat tajam sejak merosotnya produksi [[batu bara]] di kota ini pada tahun [[1940]], dari 43.576 orang pada tahun [[1930]] menjadi 13.561 orang pada tahun [[1980]]. Kemudian secara perlahan, jumlah penduduk kota ini meningkat pada tahun [[1990]], sejalan dengan kembali pulihnya produksi [[batu bara]] sejak tahun [[1980]].
 
Baris 177:
 
== Perekonomian ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een ingang van de Ombilin steenkoolmijnen TMnr 20018524.jpg|thumbjmpl|rightka|150px|Salah satu pintu masuk menuju lubang [[Pertambangan|tambang]] [[batu bara]] di kota Sawahlunto pada tahun [[1971]]]]
Berdasarkan data dari [[Badan Pusat Statistik]], Sawahlunto merupakan [[Kota (wilayah administratif)|kota]] dengan angka kemiskinan kedua terendah di [[Indonesia]], setelah [[Kota Denpasar]], [[Bali]]. Sawahlunto juga termasuk [[Kota (wilayah administratif)|kota]] dengan pendapatan per kapita kedua tertinggi di [[Sumatera Barat]],<ref>{{cite book|last=Sjafrizal|first=|title=Ekonomi Regional|publisher=Niaga Swadaya|id=ISBN 978-979-17475-2-3}}</ref> di mana mata pencarian penduduk sebagian besar ditopang oleh sektor [[pertambangan]] dan jasa. Selain itu, sektor lain seperti [[pertanian]] dan [[peternakan]] juga masih diminati masyarakat. Bahkan beberapa kawasan sedang dikembangkan untuk menjadi daerah sentral industri kerajinan dan makanan kecil.
 
Baris 183:
 
== Perhubungan ==
[[Berkas:KA Padang Panjang (train).jpg|thumbjmpl|220px|leftkiri|[[Kereta api]] wisata Padang Panjang–Sawahlunto yang tengah melintasi [[Danau Singkarak]]]]
[[Berkas:Pusat Kebudayaan Sawahlunto.2.jpg|thumbjmpl|leftkiri|220px|[[Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto]]]]
 
Penemuan cadangan [[batu bara]] di kota Sawahlunto telah mendorong pemerintah [[Hindia Belanda]] membangun jalur [[kereta api]] menuju [[kota Padang]] dalam mendistribusikan batu bara. Pembangunan ini dimulai pada tahun [[1889]] dan selesai pada tahun [[1896]].<ref>{{cite book|last=Colombijn|first=Freek|title=Paco-Paco (Kota) Padang|pages=65}}</ref> Jalur kereta api ini selain menghubungkan kota Padang dengan kota Sawahlunto, juga mencapai kota-kota lain seperti [[kota Solok]], [[kota Pariaman]], [[kota Bukittinggi]], [[kota Padang Panjang]], dan [[kota Payakumbuh]]. Namun akibat menurunnya produksi batu bara sejak tahun [[2000]], kegiatan pengangkutan [[batu bara]] dengan [[kereta api]] berhenti total.
Baris 197:
Kegiatan tambang batu bara di kota Sawahlunto juga meninggalkan sejumlah bangunan lain seperti Silo. Silo berfungsi sebagai penimbun [[batu bara]] yang telah dibersihkan dan siap diangkut ke [[pelabuhan Teluk Bayur]]. Silo masih berdiri kokoh di tengah kota, kendati tidak berfungsi apa-apa. Selain itu, sirene pada Silo masih berbunyi setiap pukul 07.00, 13.00, dan 16.00 [[Waktu Indonesia Barat|waktu setempat]], di mana pada masa pemerintahan [[Hindia Belanda]], sirene di Silo ini menandakan jam kerja ''Orang Rantai'' atau narapidana yang dijadikan kuli pengambil [[batu bara]].<ref>http://www.kompas.com [http://nasional.kompas.com/read/2009/01/04/08023925/sawahlunto.kota.arang.yang.terjaga Sawahlunto, Kota Arang yang Terjaga]. Diakses pada 29 Januari 2012.</ref>
 
[[Berkas:Silo-sawahlunto.jpg|thumbjmpl|rightka|220px|Silo]]
[[Objek wisata]] unggulan yang ada di kota ini adalah atraksi wisata tambang, di mana pengunjung dapat melakukan napak tilas pada areal bekas penambangan yang dibangun pada masa pemerintahan [[Hindia Belanda]]. Objek wisata ini dinamai [[Lubang Suro]] yang diambil dari nama seorang mandor pekerja paksa, ''Mbah Suro''. Tidak jauh dari objek wisata Lubang Suro, didirikan ''Gedung Info Box'' yang menyediakan berbagai informasi dan dokumentasi tentang sejarah [[pertambangan]] [[batu bara]] di kota Sawahlunto.<ref>http://www.sawahlunto.go.id [http://www.sawahlunto.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=52&Itemid=129 Orang Rantai dari Tambang Batubara Sawahlunto]. Diakses pada 29 Juni 2010.</ref>