Karangpari, Bantarkawung, Brebes: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
←Mengganti halaman dengan '{{desa |peta = |nama =Karangpari |provinsi =Jawa Tengah |dati2 =Kabupaten |nama dati2 =Brebes |kecamatan =Bantarkawung |kode po...'
Tag: Penggantian
Baris 13:
}}
'''Karangpari''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Bantarkawung, Brebes|Bantarkawung]], [[Kabupaten Brebes|Brebes]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
{{Bantarkawung, Brebes}}
 
== Batas Wilayah ==
{{kelurahan-stub}}
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
{{Batas_USBT
|utara= [[Tambakserang, Bantarkawung, Brebes|Desa Tambakserang]] dan [[Pangebatan, Bantarkawung, Brebes|Desa Pangebatan]]
|selatan= [[Kabupaten Cilacap]]
|barat=[[Waru, Bantarkawung, Brebes|Desa Waru]] dan [[Kabupaten Cilacap]]
|timur=[[Pangebatan, Bantarkawung, Brebes|Desa Pangebatan]] dan [[Telaga, Bantarkawung, Brebes|Desa Telaga]]
}}
 
== Pembagian Wilayah ==
# Dukuh Babakan
# Dukuh Bisole
# Dukuh Cibojong
# Dukuh Cilimus
# Dukuh Dukuhtengah
# Dukuh Karangpari
# Dukuh Parasi
 
'''
== Teks judul ==
'''SEJARAH ISLAM DI DUKUH TENGAH'''
 
'''Letak Dukuh Tengah'''
 
{{Bantarkawung, Brebes}}
Dukuh Tengah merupakan nama suatu Dusun di suatu Desa, lengkap daerahnya adalah Dusun Dukuh Tengah Desa Karang Pari Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah.
 
{{kelurahan-stub}}
Kecamatan Bantarkawung terdiri dari 18 desa, salah satunya Bantarkawung Selatan adalah Desa Karang Pari. Bahasa sehari – hari yang di gunakan sebagian besar masyarakat Bantarkawung adalah Bahasa Sunda, beberapa desa sebelah timur sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa yaitu Desa Cinanas dan Desa Pangebatan.
 
Letak Geografis Bantarkawung adalah antara 108048’47,3” sampai dengan 108058’42,4” Bujur Timur. dan 706’3,6 sampai dengan 7019’24,1” Lintang Selatan. Luas 205 Km2 terbagi secara administratif menjadi 18 Desa, 97 RW dan 413 RT. Secara Topografi wilayah Bantarkawung berada pada ketinggian kurang dari 500 M dari permukaan laut.
 
Letak Dukuh Tengah berada di puncak Gunung Maruyung, sebagian besar mata pencaharian masyarakat Dukuh Tengah adalah petani. Namun dengan beriringnya waktu sekarang profesi masyarakat Dukuh Tengah bermacam – macam, sebagian ada yang menjadi Petani atau Buruh, Aparatur Pemerintah, Guru, Pedagang, Pegawai Swasta, sopir dan sebagainya. Dalam pendidikanpun dengan beriringnya waktu sekarang semakin meningkat, yang dulunya hanya keluaran Pondok Pesantren bahkan tak mengenal dunia pendidikan, namun sekarang banyak yang bukan hanya keluaran dari pendidikan non-formal saja melainkan pendidikan Formal pun banyak, bahkan lebih mendomisili lulusan dari pendidikan Formal, baik itu TK/RA/PAUD,SD/MI,SMP/MTs,SMA/MA/SMK. Bahkan 10 tahun terakhir ini banyak yang melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi.
 
'''Datangnya Islam di Dukuh Tengah'''
 
Sebagian orang mengatakan Islam datang ke Dukuh Tengah pada zaman Kerajaan Galuh. Karena Dukuh Tengah merupakan wilayah kerajaan Galuh. Dimana kerajaan Galuh ini ditaklukan oleh Sunan Gunung Jati. Sebenarnya banyak tokoh yang membawa Islam di Dukuh Tengah, namun masyarakat sampai sekarang hanya mengenal Aki Karisem satu - satunya tokoh pertama yang membawa islam di Dukuh Tengah. Masyarakatpun tidak tahu persis bagaimana proses masuknya Islam, dengan cara apa saja datangnya Islam di Dukuh Tengah, dan bagaimana sikap dari masyarakat Dukuh Tengah nya itu sendiri. Namun masyarakat hanya percaya secara turun temurun bahwasanya Aki Karisem lah yang telah membawa Islam di Dukuh Tengah. Dan tak ada peninggalan – peninggalan orang – orang dulu, namun di tengah – tengah perumahan masyarakat Dukuh Tengah ada makam yang di percayai oleh masyarakat secara turun temurun, bahwa makam tersebut adalah makamnya istri Aki Karisem. Sedang makamnya Aki Karisem berada di Keser, Babakan.
 
Sebagian orang mengatakan bahwa beliau berasal dari Cirebon yang bekerja sebagai pedagang, Saat beliau masih hidup beliau berguru ke beberapa ulama dan di usia dewasanya beliau dakwah dan menyebarkan Islam dengan cara berdagang. Beliau beserta istrinya bersusah payah hanya untuk mensyariatkan agama Islam di Dukuh Tengah dan sekitarnya. Nama istrinya pun tak ada yang tahu, sehingga sampai sekarang masyarakat menyebutnya dengan nama Nini Karisem, di nisbatkan dengan nama suaminya. Dan Nisan nya pun tak tertulis tahun wafatnya, hanya terletak beberapa batu yang menandakan makamnya. Beliau juga mempunyai banyak anak yang kemudian beliau mengutus semua anaknya ke berbagai kampung untuk menyebarkan syariat Islam.
 
Namun disisi lain, ada di atasnya suatu kali tepatnya dibawah pohon yang amat besar yang berada diantara gang Pentas dan Cikondang ada makam bayi, yang di percayai oleh masyarakat bahwa makam tersebut adalah makam bayinya Sunan Gunung Jati, beliau pernah singgah juga menyebarkan Islam di Dukuh Tengah. Karena dalam sebuah cerita mengatakan bahwa Sunan Gunung Jati pernah menaklukan Kerajaan Galuh dimana Dukuh Tengah ini merupakan wilayah kekuasaanya. Berarti bila hal itu benar maka Islam datang ke Dukuh Tengah yang dibawa oleh Sunan Gunung Jati pada abad ke – 15 pertengahan.
 
Ada sebuah cerita yang di percayai masyarakat secara turun temurun, bahwasanya para waliyulloh pernah kumpul di suatu puncak gunung guna bahas perkembangan Islam, namun sebelum para waliyulloh itu menyebar ke daerahnya masing – masing, para waliyulloh itu menancapkan tongkatnya yang bernama “Ruyung”. Konon, kemudian tongkat tersebut berubah menjadi pohon Kawung yang sangatlah besar ukurannya. Namun sayang, pohon tersebut sekarang sudah tidak ada. Kemudian masyarakat sekitar menyebut gunung tersebut dengan nama Gunung Maruyung.
 
'''Tradisi yang ada di Dukuh Tengah'''
 
Makam yang ada di tengah – tengah masyarakat yang di percayai makam tersebut adalah makamnya Nini Karisem atau istri dari Aki Karisem yang merupakan tokoh yang membawa agama Islam, masyarakatpun tak pernah melupakan atas perjuangannya, maka untuk mengenang jasanya juga mengenalkan pada semua generasi, maka setiap hari raya ‘idul fitri, setelah melaksanakan sholat ‘id dan “ngeupung” atau makan bersama maka seluruh masyarakat di anjurkan untuk menziarohi makam Nini Karisem. Selain di hari itu setiap malam jumat atau acara syukuran yang lainnya yang mimpin tahlil mesti menyebut namanya untuk mengirimkan hadiah fatihahnya.
 
Setelah masuknya Islam di Dukuh Tengah banyak kegiatan atau tradisi yang berbau Islam, diantaranya pengajian ibu – ibu dan baca barzanji setiap hari selasa dan kamis, baca barzanji bagi kaum laki – laki setiap malam jumat, baca barzanji keliling ibu – ibu setiap malam senin dan jumat, tahlilan di acara tertentu dan PHBI baik itu Pengajian Muharaman, Muludan, Rajaban, Nuzulul Qur’an, Halal bil Halal dan sebagainya.
 
'''Peta Keberagamaan'''
 
Masyarakat Dukuh Tengah dalam hal Aqidah menganut faham Ahlussunah Wal Jama’ah juga mengikuti Madzhab Syafi’i dan mengikuti aliran NU (Nahdhotul Ulama), buktinya dengan adanya tradisi yang menjadi ciri khas NU, diantaranya dengan adanya kegiatan Tahlilan, Ziaroh, baca Wirid bersama setiap bada Sholat Fardhu, membaca Doa Qunut setiap Sholat Fardhu Subuh, Adzan dua kali pada Sholat Jumat, baca Surat Yasin atau Barzanji dan sebagainya. Juga dengan adanya Ormas baik itu Ansor, Fatayat maupun Banser.
 
Namun semua itu tak ada seorang pun yang tahu bagaimana proses terjadinya akan semua itu, namun jelasnya orang – orang yang menyebarkan Islam yang ada di Indonesia adalah mereka yang mengikuti faham Syafi’i, sehingga para pengikutnya pun mengikuti apa yang diajarkannya.
Dengan demikian, karena masyarakat ini hanya satu faham sehingga tak pernah ada permasalahan yang muncul karena perbedaan, hanya saja yang muncul karena perbedaan sosial dalam hal pribadi yang bersifat wajar.
 
'''Perkembangan Islam'''
 
Dengan beriringnya waktu, tidak hanya dalam hal ekonomi saja yang semakin maju dan modern. Namun dalam pendidikan pun semakin maju, sekarang dengan adanya MI (Madrasah Ibtidaiyyah) Bisole yang didirikan pada tanggal 5 Juli 1957 oleh Aki Usup yang dulunya adalah MADIN (Masrasah Diniyah). Dan pada abad ini pula telah didirikan MADIN dan PAUD Riyadhotul Huda Kebon Kelapa Dukuh Tengah yang didirikan oleh K. Umar Nawawi dan K. Yunus.
 
Selain dengan bertambahnya suatu lembaga, juga semakin maju dalam bangunan kegiatan – kegiatan keagamaan dan lainnya. Yang dulu bangunannya hanya sederhana sekarang dengan adanya rehabilitasi, bangunannya pun semakin luas juga semakin bagus dibanding dengan sebelumnya, dan tak kalah pula diramaikan dengan berbagai kegiatan keagamaan lainnya.
 
Masjid inilah yang di jadikan pusat tempat peribadatan yang ada di Dukuh Tengah, yang di kenal dengan nama Masjid Jami’ Baiturrohim, masjid yang terakhir di rehabilitasi pada tanggal 30 Mei 2003 ini di jadikan tempat Sholat Jumat, Sholat ‘Id Fitri dan ‘Id Adha dimana semua orang yang ada di Dukuh Tengah datang ke Masjid ini, juga di jadikan tempat Kegiatan Kuliah Subuh pada setiap bulan Ramadhan, dan masih banyak kegiatan yang lainnya.
 
Majlis Taklim ini yang terakhir di rehabilitasi pada tahun 2015, merupakan pusat tempat kegiatan menggali keilmuan, yang biasa di pakai oleh masyarakat untuk kegiatan Pengajian ibu – ibu dan baca Barjanzi setipa hari kamis, dan di pakai untuk anak – anak mengkaji ilmu agama baik di pagi, sore maupun malam hari. Selain itu, tempat ini juga di jadikan tempat bermusyawarah masyarakat Dukuh Tengah untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, juga tempat menggali ilmu pengetahuan alam dan sosial, misal ada sekelompok yang ingin berbagi ilmu tentang pertanian, maka mereka mengajak masyarakat untuk bisa hadir di majlis tersebut dan menggalinya bersama – sama.
 
Pondok Pesantren Riyadhotul Huda namanya, yang sampai sekarang masih berdiri kokoh bangunannya, yang dulu santrinya banyak dan datang dari berbagai daerah, kini tinggal bangunannya saja, Pondok yang didirikan oleh K. Umar Nawawi yang pernah vakum tak ada santrinya lalu mendirikan MADIN (Madrasah Diniyyah), namun tetap tidak bertahan lama, kini sudah tak berjalan lagi. Hanya saja kegiatan yang sampai sekarang masih tetap dijalani yaitu Pengajian Ibu – Ibu dan Baca Barjanzi setiap hari selasa. Setelah berdirinya MADIN, didirikanlah di sampingnya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) oleh K. Yunus. Semenjak berdirinya PAUD ini, kini Pondok Pesantren Riyadhotul Huda kembali ramai dalam keilmuannya oleh anak – anak. Dan kini nama PAUD Riyadhotul Huda semakin terkenal namanya, karena dari berbagai prestasi yang di raih oleh anak – anak PAUD Riyadhotul Huda dalam berbagai kegiatan, baik itu lomba, penampilan pada saat PHBI, maupun dari akhlak, sifat dan tingkat kecerdasan yang dicetak oleh pihak PAUD nya itu sendiri.
 
Anak – anak penerus bangsa yang ada di Dukuh Tengah ini, dalam pengkajian ilmu agama masih seperti dulu, dimana mereka mengaji / mengkaji ilmu agama baik itu pagi, sore maupun malam, mereka mengkajinya di tempat yang paling dekat dengan rumahnya, sehingga setiap blok / gang pasti ada tempat untuk anak – anak belajar ilmu agama, baik itu belajar Iqro, Al – Quran, Sholat dan keilmuan yang lainnya. Baik tempat mereka belajarnya itu di rumah – rumah, Majlis Ta’lim maupun di Masjid / Mushola yang dekat dengan rumahnya.
 
Dengan beriringnya waktu, banyak tokoh agama yang ada di Dukuh Tengah, kini yang masih hidup dan masih mengabdi di masyarakatnya dan mengayomi semua permasalahan yang ada di Dukuh Tengah di antaranya K. Umar Nawawi, K. Yunus, Ust. Sirojuddin, Ust. Anwar, Ust. Sulaiaman, Ust. Zaenudiin, Ust. Miftah, Ust. Isur, Ust. Muhirin, Ust. Maman, Ust. Rohimin dan masih banyak yang lainnya.
 
Sekian banyaknya tentang Dukuh Tengah yang sudah tertuliskan, hanya saja tulisan itu berasal dari berbagai sumber, dan masih banyak berita yang masih di perselisihkan akan kebenarannya, hanya saja penulis hanya menuliskan apa yang disampaikaan oleh nara sumber, maka dari itu, bila ada salah informasi harap bisa memakluminya, karena penulis dan nara sumber juga manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, karena kebenaran yang sesungguhnya hanyalah milik sang kuasa, Allah SWT. Hanya Allah lah yang maha mengetahui akan semua kebenarannya.
 
Sumber Refensi ;
 
- https://id.wikipedia.org/wiki/Bantarkawung,_Brebes
-
 
Wawancara kepada masyarakat sekitar