Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (1945): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 1:
{{Infobox political party
| name = Council of Indonesian Muslim Associations
| name_native = Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia
| logo = [[Berkas:MasyumiPartyLogo.jpg|100px]]
|colorcode= black
| chairman = [[Hasyim Asyari]] (ke-1pertama), <br/>[[SukimanSoekiman Wirjosandjojo|Sukiman]], <br/>[[Mohammad Natsir]]
| secgen =
| secretary_general=
| foundation = 1945
| foundation = 24 October 1943 (organisasi)<br/> 7 November 1945 (partai)
| headquarters = Jakarta
| DPRseatsideology = [[Pan-Islamisme]]
| ideologyreligion = [[Islam]], [[Pan-Islamisme]]
| headquarters = Jakarta, Indonesia
| website =
| BallNo country = Indonesia
| PresCannative_name = Partai Majelis Syuro =Muslimin Indonesia
|merger= [[Nahdlatul Ulama]]<br/> [[Muhammadiyah]]<br/> |Persatuan Islam]]<br/> [[Persatuan Umat Islam|Perikatan Umat Islam]]
| dissolution = 1960
| abbreviation = Masyumi
| name_nativepredecessor = Partai [[Majelis SyuroIslam MusliminA'la Indonesia]]
| successor = Keluarga Bulan Bintang <small>(kemudian menjadi [[Partai Bulan Bintang]])</small>
|newspaper = ''Abadi''
| dissolution = 13 September 1960
| membership = 10 juta <ref>[http://www.muslimedianews.com/2015/05/nu-dan-masyumi-dibalik-keluarnya-nu.html NU and Masyumi; behind NU leave]</ref>
| membership_year = 1950
}}
'''Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia''' atau disingkat menjadi '''Masyumi''', adalah sebuah [[partai politik]] yangbesar berdiriIslam pada tanggaldi [[7 NovemberIndonesia]] selama [[1945]]Sejarah diIndonesia [[Madrasah(1950–1959)|Era MualliminDemokrasi MuhammadiyahLiberal Yogyakartadi Indonesia]]. Partai ini didirikandilarang melaluipada sebuahtahun [[Kongres1960 Umatoleh Islam]] padaPresiden [[7 November|7Sukarno]]-[[8 November]] [[1945]],karena dengandiduga tujuanmendukung sebagaipemberontakan partai[[Pemerintahan politikRevolusioner yangRepublik dimiliki oleh umat [[IslamIndonesia|PRRI]] dan sebagai partai penyatu umat Islam dalam bidang politik.
 
Masyumi adalah nama yang diberikan kepada sebuah organisasi yang dibentuk oleh [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|Jepang yang menduduki Indonesia]] pada tahun 1943 dalam upaya mereka untuk mengendalikan umat Islam di Indonesia.<ref name="RICKLEFS194">Ricklefs (1991) p194</ref> Tidak lama setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], pada tanggal 7 November 1945 sebuah organisasi baru bernama Masyumi terbentuk. Dalam waktu kurang dari setahun, partai ini menjadi partai politik terbesar di Indonesia. Masyumi termasuk dalam kategori organisasi Islam, sama seperti [[Nahdlatul Ulama]] dan [[Muhammadiyah]]. Selama periode demokrasi liberal, para anggota Masyumi duduk di [[Dewan Perwakilan Rakyat]] dan beberapa anggota dari partai ini terpilih sebagai [[Perdana Menteri Indonesia]], seperti [[Muhammad Natsir]] dan [[Burhanuddin Harahap]].<ref name="SIMANJUNTAK">Simanjuntak (2003)</ref>
Masyumi pada akhirnya dibubarkan oleh [[Presiden Republik Indonesia|Presiden]] [[Soekarno]] pada tahun [[1960]] dikarenakan tokoh-tokohnya dicurigai terlibat dalam gerakan pemberontakan dari dalam [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI).
 
[[Berkas:Sukarno at Masyumi Convention Suara Merdeka 30 December 1954.jpg|thumb|Presiden [[Soekarno]] dalam konvensi Masyumi tahun 1954]]
Melalui Badan Koordinasi Amal
Masyumi menduduki posisi kedua dalam [[Pemilu 1955|pemilihan umum 1955]]. Mereka memenangkan 7.903.886 suara, mewakili 20,9% suara rakyat,<ref name="FEITH">Feith (2007)</ref> dan meraih 57 kursi di parlemen. Masyumi termasuk populer di daerah modernis Islam seperti [[Sumatera Barat]], [[Jakarta]], dan [[Aceh]]. 51,3% suara Masyumi berasal dari Jawa, tetapi Masyumi merupakan partai dominan untuk daerah-daerah di luar Jawa, dan merupakan partai terdepan bagi sepertiga orang yang tinggal di luar Jawa.<ref name="FEITH_436437">Feith (2007) p436-437</ref><ref name="Ricklefs 1991 p238">Ricklefs (1991) p238</ref> Di [[Sumatera]], [[Kalimantan]], dan [[Sulawesi]], Masyumi memperoleh jumlah suara yang signifikan. Di Sumatera, 42,8% memilih Masyumi,<ref>{{cite book|publisher=http://epaper.kompas.com|title=Sumatera, Runtuhnya Benteng Penguasaan Partai|date=13 Februari 2009|accessdate=8 Desember 2017}}</ref> jumlah suara untuk Kalimantan mencapai 32%,<ref>{{cite book|publisher=http://epaper.kompas.com|title=Kalimantan, Heterogenitas yang Statis|date=19 Februari 2009|accessdate=8 Desember 2017}}</ref> sedangkan untuk Sulawesi mencapai 33,9%.<ref>{{cite book|publisher=http://epaper.kompas.com|title=Sulawesi, Merangkai Konfigurasi Baru Penguasaan Politik|date=27 Februari 2009|accessdate=8 Desember 2017}}</ref>
Muslimin (BKAM) para pemimpin Islam tidak menyerah begitu saja, pada sidangnya tanggal 7 Mei 1967 dibentuklah panitia 7 (tujuh) yang diketuai oleh tokoh Muhammadiyah yaitu H. Faqih Usman, setelah melalui beberapa kali pertemuan dan perjuangan yang berat, akhirnya pemerintah memberikan izin untuk mendirikan sebuah parpol baru, yaitu Parmusi (Persatuan Muslim Indonesia), untuk menampung aspirasi umat Islam, khususnya bekas konstituen Masyumi, dengan syarat mantan-mantan pemimpin Masyumi tidak boleh menduduki jabatan yang penting dalam tubuh partai Parmusi.
 
Pada tahun 1958, beberapa anggota Masyumi bergabung dengan pemberontakan [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia|PRRI]] terhadap Soekarno. Sebagai hasilnya, pada tahun 1960 Masyumi —bersama dengan [[Partai Sosialis Indonesia]]— dilarang.<ref name="RICKLEFS256">Ricklefs (1991) p256</ref>
Parmusi disahkan berdirinya melalui Keputusan Presiden No. 70 tanggal 20 Februari 1968, kemudian diangkatlah sebagai Ketua Umum Djarnawi Hadikusumo dan Sekretaris Umum Drs.Lukman Harun, yang keduanya adalah aktivis Muhammadiyah.
 
Setelah pelarangan tersebut, para anggota dan pengikut Masyumi mendirikan Keluarga Bulan Bintang ({{lang-en|Crescent Star Family}}) untuk mengkampanyekan hukum [[syariah]] dan ajarannya. Sebuah upaya untuk membangkitkan kembali partai ini selama masa [[transisi ke Orde Baru]] sempat dilakukan, namun tidak diizinkan. Setelah [[kejatuhan Soeharto]] pada tahun 1998, upaya lain untuk membangkitkan partai ini kembali dilakukan, namun para pengikut Masyumi mendirikan [[Partai Bulan Bintang]], yang berpartisipasi dalam pemilihan legislatif tahun [[Pemilu 1999|1999]], [[Pemilu 2004|2004]], dan [[Pemilu 2009|2009]].<ref name="Partai2">' Bambang Setiawan & Bestian Nainggolan (Eds) (2004) pp54-55</ref>
 
== Organisasi Pendiri ==