Friedrich Engels: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Isaimamiqi (bicara | kontrib)
k tokoh yang berpengaruh dalam penerbitan buku Das Kapitalis dan The Holy Family disamping Marx
Baris 1:
[[Berkas:Engels 1856.jpg|jmplthumb|Engels pada tahun [[1856]].]]
[[Berkas:151145011-0-m.jpg|jmplthumb|The Holy Family, [http://www.biblio.com/books/151145011.html]]]
'''Friedrich Engels''' ({{lahirmati|[[Barmen]], [[Wuppertal]], [[Jerman]]|28|11|1820|[[London]]|5|8|1895}}) adalah anak sulung dari industrialis tekstil yang berhasil. Sewaktu ia dikirim ke Inggris untuk memimpin pabrik tekstil milik keluarganya yang berada di Manchester, ia melihat kemiskinan yang terjadi kemudian menulis dan dipublikasikan dengan judul ''Kondisi dari kelas pekerja di Inggris (Condition of the Working Classes in England,) (1844).'' Pada tahun 1844 Engels mulai ikut berkontribusi dalam jurnal radikal yang yang ditulis oleh Karl Marx di Paris. Kolaborasi tulisan Engels dan Marx yang pertama adalah <ref>[http://www.cottontimes.co.uk/engelso.htm REFORMERS: Friedrich Engels and Manchester's slums]</ref> <ref>[http://www.spartacus.schoolnet.co.uk/TUengels.htm Friedrich Engels]</ref> ''The Holy Family.''<ref>Karl Marx, Friedrich Engels, The Holy Family, University Press of the Pacific, 2002-06, ISBN 0-89875-973-0 ISBN 978-0-89875-973-0</ref> Mereka berdua sering disebut "Bapak Pendiri [[Komunisme]]", di mana beberapa ide yang berhubungan dengan [[Marxisme]] sudah kelihatan. Bersama [[Karl Marx]] ia menulis ''[[Manifesto Komunis|Manifesto Partai Komunis]]'' ([[1848]]). Setelah Karl Marx meninggal, ialah yang menerbitkan jilid-jilid lanjutan bukunya dan yang terpenting adalahbuku yang berjudul ''[[Das Kapital]] sebagai mahakarya dari Marx.''.
 
Sejauh ini, jika kita bicara Engels, maka yang segera muncul di kepala adalah ia adalah kawannya Marx. Kawan setia sepenanggungan, yang pertemanan keduanya tidak saja mengagumkan tapi juga menggetarkan dan mengubah dunia. Tapi siapa sebenarnya Engels, dan bagaimana peranannya dalam gerakan sosialisme internasional.[https://indoprogress.com/2013/12/ada-engels-di-balik-marx-riwayat-hidup-friedrich-engels/]
 
Patut untuk diketahui kehidupan atau massa-massa yang dilalui serta dirasakan oleh Engels sebelum ia mengenal sosok Karl Marx hingga kehidupannya setelah mengenal Marx. Terutama tentang ide-ide dari kedua tokoh tersebut, berikut uraiannya.
 
'''Sebelum Marx'''
 
Menjelang 28 Nopember 1820, Friedrich Engels, seorang pebisnis di kota paling terindustrialisasi di Rheinland Prusia saat itu, Barmen, sedang menunggui istrinya melahirkan anak pertama. Laki-laki itu berharap betul istrinya bakal melahirkan seorang putra. Bagaimana pun juga, sebagai penerus usaha keluarga yang telah didirikan kakeknya, Johann Caspar Engels, di paro pertama abad ke-18, Friedrich ingin bisnisnya ada juga yang melanjutkan. Harapannya terpenuhi. Sesuai adat di kalangan elite masa itu, anak laki-laki pertama itu diberi nama sesuai dengan namanya sendiri: Friedrich Engels. Anak itu tumbuh di tengah pesatnya bisnis keluarga. Sejak 1830-an, ketika si anak baru berusia 10 tahun, usaha keluarganya melebarkan sayap dengan berkongsi membangun bisnis produksi dan ekspor-impor tekstil di pusat industri manufaktur dunia, Inggris. Perusahaannya berkongsi dengan perusahaan Ermen Bersaudara dan didirikanlah Ermen & Engels di Manchester.
 
Friedrich mengarahkan pendidikan putranya supaya kelak mewakili bisnisnya di Inggris. Kebetulan, kakek dari garis ibunya, Elise, adalah seorang kepala sekolah tatabahasa. Di sekolah gimnasium, Engels junior belajar bahasa dan sastra Yunani-Romawi serta sastra Jerman. Engels junior terbilang murid rata-rata. Kecuali dalam hal bahasa, ia memiliki ketertarikan pada sains, dan pemberontakannya terhadap budaya borjuis Kristen di kotanya. Bahkan, sebelum menempuh ujian kelulusan, Engels junior sering menulis kritik terhadap kondisi masyarakat dan moralitas elitenya dengan nama samaran F. Oswald. Hampir semua bahasa utama Eropa dikuasainya. Dia juga suka membaca karya-karya pemikiran dan sastrawan Pencerahan yang dilahapnya habis, meski harus mencuri-curi waktu membacanya. Ibunyalah yang menyokong kesukaan Engels junior kepada sastra, sains, dan filsafat. Sang ayah, sebaliknya, melihat adanya gelagat bahaya dari kemampuan dan ketertarikan akademik putranya. Dia tidak ingin putranya menjadi cerdik pandai. Sebagai anak laki-laki pertama yang mewarisi namanya sendiri, Friedrich berkeras putranya harus menjadi penerus bisnis keluarga. Oleh karena itu, sebelum putranya lulus ujian akhir, pada 1837 dia mengirimnya untuk magang di perusahaan perdagangan milik sahabatnya, Heinrich Leupold. Di sana Engels junior membantu juru tulis perusahaan. Kerjanya mencatat jumlah barang yang keluar-masuk, membaca dan menerjemahkan surat masuk, membalas surat dagang, dan membikin laporan harian atas semua itu. Surat-surat dagang itu datangnya dari koloni-koloni Eropa di Benua Amerika dan Hindia Barat. Kebanyakan ditulis dalam bahasa-bahasa bukan-Jerman. Di sinilah Engels junior memperdalam kemampuan bahasa asingnya. Kelak kemampuan ini dimanfaatkannya saat menjadi sekretaris korespondensi Perkumpulan Pekerja Antarbangsa (International Pertama) dan sekretaris jendral Kongres Sosialis Antarbangsa (International Kedua).
 
Hasrat pada pemikiran kontemporer tidak begitu saja runtuh oleh beban kesibukan harian sebagai juru tulis. Selepas kerja, Engels melanjutkan proses belajarnya. Beruntung ibunya, Elise van Haar, menyokong dengan sembunyi-sembunyi mengiriminya karya-karya cerdik pandai Jerman dan Perancis.
 
Sebagai royalis Prusia, Friedrich Engels senior berbangga hati mengirimkan putranya turut serta wajib militer ke Berlin pada awal 1842. Di sana, beberapa hari dalam seminggu, Engels junior mendapat pendidikan militer calon perwira, khususnya untuk divisi artileri pertahanan kota. Kelak, pengetahuannya perihal ketentaraan digunakannya dalam perjuangan bersenjata dalam Revolusi 1848 di Jerman selatan. Hari-hari cuti dimanfaatkannya untuk mengikuti kuliah-kuliah para profesor filsafat. Pada malam hari, dia keluyuran mengikuti diskusi-diskusi pemikiran kontemporer yang diadakan para mahasiswa Universitas Berlin, ''wabil''khusus murid-murid Hegel. Pada masa itu, boleh dikata, pemikiran Georg Wilhelm Friedrich Hegel menjadi pemikiran ‘trendi’ di kalangan terpelajar Jerman. Di tangan tafsir golongan loyalis monarki, pemikiran Hegel menjadi semacam penyokong sistem monarki konstitusional Prussia beserta Protestanisme sebagai landasan ideologisnya. Dalam sejarah, para penyokong tafsiran loyalis ini disebut sebagai Kaum Hegelian Tua atau Hegelian Konservatif. Di sisi lain, ada sekelompok kecil sarjana yang menafsirkan secara berbeda. Bukannya menyokong, mereka malah mewacanakan restorasi terhadap monarki dan mendorong pemikiran Hegel ke arah radikalnya sebagai kritik. Mereka yang demikian kemudian dikenal sebagai Hegelian Muda. Di sinilah Engels junior mendapat pupuk penyubur untuk bibit pemberontakan masa mudanya. Engels membaca David Strauss, Ludwig Feuerbach, dan karya-karya dari khazanah pemikiran materialis Yunani. 
 
'''Perjumpaan dengan Marx'''
 
Usai putranya memenuhi kewajiban dalam dinas ketentaraan di Berlin, Friedrich Engels senior mengirimnya kembali ke Inggris. Ngeri juga rasanya, kalau benar kata desas-desus, bahwa Engels junior berenang terlampau jauh di kubangan Hegelian Muda yang kritis itu. Harus sesegera mungkin jiwanya dimurnikan kembali oleh kesucian dunia bisnis. Namun terlambat, Engels junior semakin dalam pergulatannya di dunia kaum radikal. Pada akhir tahun 1842, ketika dalam perjalanan ke Inggris, dia berkenalan dengan Moses Hess, seorang ideolog komunis terpandang kala itu. Di kantor koran ''Rheinische Zeitung'' di Köln, dia juga diperkenalkan kepada Karl Marx, seorang doktor filsafat yang baru lulus dan ditolak menjadi dosen di Berlin dan pemimpin redaksi koran tersebut. Dengan yang terakhir inilah kelak Engels junior menjalin persekutuan abadi.
 
Alih-alih sepenuhnya bertekun di dunia bisnis, aktivitas politik Engels junior kian menjadi-jadi. Di Inggris dia segera menjalin perkawanan dengan orang-orang Chartis, yang beberapa minggu sebelum kedatangannya, telah memimpin pemogokan umum di segitiga kota industrial Inggris (Manchester, Lancasshire, dan Chesire). Setibanya di Manchester, Engels berkenalan dengan Mary Burns, juga seorang aktivis gerakan buruh, yang memperkenalkannya kepada dunia kelas pekerja. Engels semakin kritis. Bacaannya atas buku-buku ekonomi kala itu berujung pada penulisan karya pertamanya, ''Garis-garis Besar Kritik Ekonomi-Politik'', yang diterbitkan dalam edisi pertama sekaligus terakhir ''Deutsch-Französische Jahrbücher'', jurnal serikat buruh emigran Jerman di Perancis, pada 1843. Marx, yang baru mengenalnya sepintas beberapa bulan sebelumnya, membaca tulisan ini dan mungkin memutuskan inilah orang yang layak dijadikan kawan seperjuangan. Konon, karena tulisan ini pulalah, Marx banting setir dari studi filsafat ke kritik ekonomi-politik. Di tahun itu juga, Marx keluar dari ''Rheinische Zeitung'' setelah korannya disensor pemerintah karena artikel-artikelnya yang kritis. Dia pergi ke Paris cari kerjaan. Kebetulan, Engels juga sedang ada perjalanan ke sana. Keduanya berjumpa untuk kedua kalinya dan dimulailah kerjasama sepanjang hayat yang kelak menggetarkan dunia. Produk pertama kerjasama ini adalah ''Keluarga Suci'', kumpulan risalah polemik yang ditujukan kepada bekas kawan-kawan Hegelian mereka di Berlin. Buku ini menjadi semacam air baptisan yang mengikat keduanya sebagai saudara sepanjang hayat.
 
Dari Paris, Engels kembali ke Inggris. Di tempat kongsi Ermen & Engels berkantor, selepas bertugas, Engels junior makin sering keluyuran ke permukiman kaum buruh ditemani Mary Burns. Bedeng-bedeng kumuh kaum pekerja yang tumbuh merambat di tepian dunia megah borjuis, cerita-cerita pilu buruh kanak-kanak yang diupah tiga butir kentang, tingginya tingkat kematian karena buruknya sanitasi dan kondisi kerja yang brutal, meyakinkannya bahwa ada yang tidak beres dengan sistem perekonomian kapitalis dan ideologi ekonomi yang menyokongnya. Tidak seperti Marx yang terilhami gagasan sosialisme dari dunia filsafatnya yang canggih, Engels memeluk sosialisme karena berhadapan langsung dengan kenyataan empiris bagaimana kapitalisme bekerja. Bahkan sejak masa remajanya di Wupperthal. Perjumpaannya dengan sosialisme ternyata tidak terbatas di kantong-kantong permukiman kelas pekerja yang berhadapan dengan kapitalisme. Terbitan resmi, laporan inspektorat kesehatan, dan catatan-catatan lapangan kehidupan kaum pekerja dibacanya dengan seksama sepanjang 1842-1844. Hasil penyelidikannya ini ditawarkan untuk diterbitkan sebagai sebuah buku. Pada Agustus 1844, sambil menunggu kepastian penerbitan bukunya itu, Engels meninggalkan Manchester. Pada Februari 1845, Menteri Dalam Negeri Perancis mengusir Marx. Marx dan keluarganya hijrah ke Brussels, ibukota Kerajaan Belgia. Di sini, Marx menyusun sebelas tesis legendarisnya perihal filsafat materialisme Feuerbach. Pada April tahun itu juga, Engels tiba di Brussels dan bertemu Marx. Keduanya bekerjasama lagi menyusun risalah kritik atas filsafat Hegelian dan juga kritik atas karya-karya ekonomi-politik Inggris. Dari akhir tahun itu hingga awal 1846, mereka menyusun risalah yang kemudian terkenal sebagai ''Ideologi Jerman''. Di dalam risalah yang tidak pernah terbit semasa hidup keduanya, Marx dan Engels menyemai benih konsepsi materialis mereka atas sejarah, yang kelak oleh Engels dinamai Materialisme Historis. Pada tahun itu juga, karya etnografi Engels perihal kondisi kelas pekerja Inggris terbit di Leipzig dalam Bahasa Jerman.
 
'''Judul Buku: Engels, a revolutionary life'''
 
'''Penulis: John Green'''
 
'''Penerbit: Artery Publication'''
 
'''Tahun terbit: 2009'''
 
Oleh: '''Deden Mulyanto''', S''taf PengajarJurusan Antropologi Universitas Padjadjaran, Bandung''
 
== Lihat pula ==