BOMPA: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ''''BOMPA''' (Badan Oentoek Membantoe Pertahanan Asia), adalah sebuah badan yang didirikan oleh tentara pendudukan Kekaisaran Jepang di Indonesia, khususnya di...'
 
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 1:
'''BOMPA''' (Badan Oentoek Membantoe Pertahanan Asia), adalah sebuah badan yang didirikan oleh tentara pendudukan [[Kekaisaran Jepang]] di [[Indonesia]], khususnya di wilayah [[Pulau Sumatera]] selama [[Perang Dunia II]].<ref name="Nino Oktorino 2013">Nino Oktorino, ''Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia'', (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013) hal. 16</ref>
 
== Tugas ==
Seperti halnya badan-badan lainnya yang dibuat oleh tentara pendudukan [[Kekaisaran Jepang]], BOMPA juga bertujuan untuk membantu kebijakan militer [[Kekaisaran Jepang]] selama [[Perang Dunia II]], khususnya di Front [[Asia-Pasifik]] dalam bidang [[komunikasi]] dan [[propaganda]]. BOMPA tujuannya adalah untuk merebut simpati warga [[Sumatera]] agar bersedia membantu [[Kekaisaran Jepang]] dalam menghadapi [[Sekutu]], dengan cara mengajak warga [[Sumatera]] untuk bergabung dengan [[Heiho]] dan juga [[Giyugun]]. BOMPA juga bertugas untuk menggalang bantuan logistik bagi tentara [[Kekaisaran Jepang]], terutama bahan pangan dan pakaian.<ref> name="Nino Oktorino, ''Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia'', (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013) hal. 16<"/ref>
 
== Anomali ==
Di daerah [[Sumatera Timur]], para anggota BOMPA yang umumnya adalah pendatang dari [[Jawa]], merupakan orang-orang [[nasionalis]] yang [[radikal]]. Mereka menggunakan BOMPA, bukan hanya untuk membantu [[Kekaisaran Jepang]], tetapi juga menggunakan BOMPA untuk menggelorakan semangat [[Anti-Melayu]] dan [[Anti-Kerajaan]]. Setelah [[Kekaisaran Jepang]] kalah dalam [[Perang Dunia II]] dan [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] 17 Agustus 1945, BOMPA berubah namanya menjadi [[Panitia Penolong Pengangguran]] [[Heiho]] dan [[Giyugun]], karena sejak [[Kekaisaran Jepang]] kalah, para anggota [[Heiho]] dan [[Giyugun]] kehilangan pekerjaan dan tidak memiliki penghasilan, bahkan mereka juga dicap sebagai kolaborator [[Kekaisaran Jepang]], sehingga mereka sulit untuk menemukan pekerjaan baru.<ref> name="Nino Oktorino, ''Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia'', (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013) hal. 16<"/ref>
 
== Referensi ==