Muhammad Ali Jinnah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
What a joke (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 152:
Meskipun beberapa pemimpin Kongres sangat mendukung pemerintahan pusat untuk sebuah negara India, beberapa politikus Muslim, termasuk Jinnah, menolak untuk menerima pemerintahan tersebut tanpa perlindungan kuat terhadap komunitas mereka.{{sfn|Moore|p=532}} Muslim lainnya mendukung Konres, yang secara resmi memperjuangkan sebuah negara sekuler setelah kemerdekaan, meskipun sayap tradisionalis (yang meliputi para politikus seperti [[Madan Mohan Malaviya]] dan [[Vallabhbhai Patel]]) meyakini bahwa India saat sudah merdeka harusnya mengeluarkan hukum-hukum seperti melarang pembunuhan sapi dan menjadikan [[Hindi]] sebagai bahasa nasional. Kegagalan kepemimpinan Kongres membuat [[Komunalisme (Asia Selatan)|kaum komunalis]] Hindu mengkhawatirkan kaum Muslim yang mendukung Kongres. Selain itu, Kongres meraih dukungan Muslim sampai sekitar tahun 1937.{{sfn|Hibbard|pp=121–124}}
 
Peristiwa-perisitwa yang memperpecah komunitas meliputi gagalnya upaya untuk membentuk sebuah pemerintahan koalisi yang meliputi KongresdKongres dan Liga dalam Provinsi-Provinsi bersatu setelah pemilihan 1937.{{sfn|Hibbard|p=124}} Menurut sejarawan Ian Talbot, "Pemerintahan Kongres provinsial tak membuat upaya untuk memberikan pemahaman dan pengertian terhadap sensibilitas budaya dan agama penduduk Muslim mereka. Liga Muslim mengklaim bahwa partai tersebut hanya mementingkan kaum Muslim demi meraih dukungan besar. Secara signifikan, peristiwa tersebut tersebut merupakan satu-satunya peristiwa setelah masa pemerintahan Kongres tersebut dimana partai tersebut [Liga] mengeluarkan tuntutan untuk sebuah negara Pakistan&nbsp;..."<ref name = "HistoryToday" />
 
Balraj Puri dalam artikel jurnalnya tentang Jinnah berkesimpulan bahwa presiden Liga Muslim tersebut, setelah pemungutan suara 1937, beralih ke gagasan partisi dalam "keputusasaan".{{sfn|Puri|p=35}} Sejarawan [[Akbar S. Ahmed]] berkesimpulan bahwa Jinnah menarik harapan rekonsiliasi dengan Kongres karena ia "menemukan kembali akar-akar [Islamis]nya sendiri, esensi identitas miliknya sendiri, dari budaya dan sejarah, yang menjadi meningkat pada tahun-tahun akhir hidupnya".{{sfn|Ahmed|p=26}} Jinnah juga makin mengadopsi busana Muslim pada akhir 1930an.{{sfn|Ahmed|p=8}} Pada penghitungan perolehan suara pada 1937, Jinnah mengeluarkan pertanyaan pembagian kekuasaan pada sebuah basis seluruh India, dan bahwa ia sebagai presiden Liga, bersedia menjadi jurubicara tunggal bagi komunitas Muslim.{{sfn|Singh|p=200}}