Kabupaten Pasaman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
KVNizart (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh KVNizart) dan mengembalikan revisi 13204886 oleh Bangpep
Baris 25:
}}
 
'''Kabupaten Pasaman''' adalah salah satu [[kabupaten]] di [[Provinsiprovinsi]] [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]. [[Ibu kota]] [[kabupaten]] ini terletak di [[Lubuk Sikaping]]. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.947,63 km² dan berpenduduk sebanyak 253.299 jiwa menurut sensus penduduk tahun 2010. [[Perang Paderi]] (1821-1830) yang dipimpin oleh [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|pahlawan nasional]] [[Tuanku Imam Bonjol]] terjadi di Pasaman. Sumber pendapatan utama Kabupaten Pasaman berasal dari subsektor tanaman pangan. Meski demikian, Kabupaten Pasaman lebih dikenal karena produksi [[kelapa sawit]]nya. Pada tahun 2000, produksi kelapa sawit di Kabupaten Pasaman tercatat sebanyak 788.446 ton. Jumlah tersebut dipanen dari areal seluas 78.387 hektare. Di samping kelapa sawit, kabupaten Pasaman juga dikenal akan produksi [[Minyak nilam|minyak nilamnya]]. Minyak nilam yang dihasilkan Pasaman, selain yang dihasilkan [[Kepulauan Mentawai]], merupakan yang terbaik di dunia.
 
Seperti wilayah Indonesia lainnya, [[Sumatera Barat]], khususnya Pasaman pernah dikuasai oleh kolonial [[Belanda]]. Perang melawan penjajahan Belanda di Pasaman dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol yang dikenal dengan [[Perang Paderi]] (1821-1830). Karena terlalu banyak permasalahan di kubu Tuanku Imam Bonjol menyebabkan dia dan pengikutnya mengalami kekalahan melawan Belanda.
== Sejarah ==
 
Sumber pendapatan utama kabupaten Pasaman berasal dari subsektor tanaman pangan. Mesti demikian, Kabupaten Pasaman lebih dikenal karena produksi [[kelapa sawit]]nya. Pada tahun 2000, produksi kelapa sawit di kabupaten Pasaman tercatat sebanyak 788.446 ton. Jumlah tersebut dipanen dari areal seluas 78.387 hektare. Di samping kelapa sawit, kabupaten Pasaman juga dikenal akan produksi minyak nilamnya. Minyak nilam yang dihasilkan Pasaman, selain yang dihasilkan Kepulauan Mentawai, merupakan yang terbaik di dunia.
=== Perang Paderi (1821-1830) ===
Desa Tanjung Bungo, Bonjol, salah satu wilayah kecamatan di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, pernah melahirkan sosok pahlawan nasional, sekaligus salah satu tokoh Perang Paderi, Peto Syarif Tuanku Imam Bonjol.<ref name=":0">{{Cite book|title=Profil Daerah Kabupaten dan Kota|last=Tim Litbang Kompas|first=|publisher=Penerbit Buku Kompas|year=2001|isbn=979-709-009-4|volume=1|location=Jakarta|pages=}}</ref> Beliau juga adalah tokoh pemuka agama di desanya.<ref name=":0" /> Saat itu desa yang ditinggali Tuanku Imam Bonjol terlibat dalam pertikaian antara golongan [[agama]] yang menginginkan pemurnian kembali ajaran [[Islam]], yang dipelopori [[Haji Miskin]], dengan golongan adat yang tidak menghendaki hal tersebut.<ref name=":0" />
 
Peto Syarif menyadari kerugian yang ditimbulkan akibat pertikaian antarsaudara ini, dan beliau berusaha menghentikannya dengan mempersatukan kedua golongan tersebut untuk bersama-sama melawan koloni Belanda yang telah menguasai Sumatera Barat termasuk Pasaman.<ref name=":0" /> Usaha beliau berhasil dan perjuangannya dikenal sebagai Perang Paderi (1821-1830), tetapi mereka kalah akibat terlalu banyak permasalahan dalam kubu beliau.<ref name=":0" />
 
=== Candi Nenek Moyang ===
Selain sebagai kota kelahiran pahlawan nasional, Kabupaten Pasaman juga sebagai salah satu tempat tinggal nenek moyang bangsa Indonesia, yang dibuktikan melalui ditemukannya situs berupa bangunan bekas [[candi]], dan hingga saat ini masih diteliti oleh para [[Arkeologi|arkeolog]] untuk diketahui asal zamannya.<ref name=":0" />
 
Peninggalan sejarah tersebut kurang mendapat perhatian masyarakat, terlihat dari area sekitar [[Candi Mahligai]] dan [[Candi Puteri Sangkar Bulan]] dipenuhi semak belukar; bangunan Candi Mahligai sendiri sudah rata dengan tanah sejak lebih dari dua dekade lalu, dan; bangunan Candi Puteri Sangkar Bulan nyaris tinggal puing.<ref name=":0" /> Candi Puteri Sangkar Bulan merupakan kumpulan tiga candi, bersama Candi Mahligai berarti Pasaman memiliki empat candi, dan proses penghancuran keempatnya disebabkan oleh proyek pembanguna saluran irigasi di Kecamatan Panti, Pasaman.<ref name=":0" />
 
== Pertanian ==
Pada tahun 2000, pertanian Kabupaten Pasaman menyumbang Rp639 miliar lebih dari sekitar total Rp1,5 triliun kegiatan ekonominya, dan hal itu menjadikan pertanian selalu mengungguli sektor lainnya; angkatan kerja berusia di atas 10 tahun sebanyak 255.293 jiwa dengan 246.390 atau 96 persennya telah bekerja, dan 75 persennya bekerja di sektor pertanian; produksi kelapa sawit sebanyak 788.446 ton yang dipanen di area seluas 78.387 hektare dengan sebanyak 65 persen berasal dari Simpang Ampat, kawasan di Kecamatan Pasaman yang dikenal sebagai pusat perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Pasaman, dan menjadikan kelapa sawit sebagai komoditas primadona di subsektor perkebunan.<ref name=":0" />
 
Selain pertanian--juga perkebunan--, Kabupaten Pasaman juga dikenal dengan minyak nilam yang dihasilkan di Kepulauan Mentawai, dan walau merupakan salah satu dari lima industri kecil, minyak nilam di sana merupakan yang terbaik di dunia.<ref name=":0" />
 
== Etimologi ==