Kabupaten Blitar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nanda123321 (bicara | kontrib)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 167:
 
Pada tahun [[1316]] dan [[1317]] [[Kerajaan Majapahit]] carut marut karena terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Kuti dan Sengkuni. Kondisi itu memaksa [[Jayanegara|Raja Jayanegara]] untuk menyelamatkan diri ke desa Bedander dengan pengawalan pasukan Bhayangkara dibawah pimpinan [[Gajah Mada]]. Berkat siasat [[Gajah Mada]], [[Jayanegara]] berhasil kembali naik tahta dengan selamat. Adapun Kuti dan Sengkuni berhasil diringkus dan kemudian dihukum mati.<ref>Kitab Pararaton, bab 80-83</ref> Oleh karena sambutan hangat dan perlindungan ketat yang diberikan penduduk Desa Bedander, maka [[Jayanegara]] pun memberikan hadiah berupa prasasti kepada para penduduk desa tersebut. Tidak diragukan lagi bahwa pemberian prasasti ini merupakan peristiwa penting karena menjadikan [[Blitar]] sebagai daerah swatantra di bawah naungan [[Kerajaan Majapahit]]. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada hari [[Minggu]] Pahing bulan Srawana tahun [[Saka]] 1246 atau [[5 Agustus]] [[1324]] Masehi, sesuai dengan tanggal yang tercantum pada prasasti. Tanggal itulah yang akhirnya diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Blitar setiap tahunnya.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Groepsportret van de Regent van Blitar met zijn gevolg. TMnr 60042308.jpg|thumbjmpl|Bupati Blitar di sekitar tahun 1900]]
 
== Pemerintahan ==