Rasionalisasi (sosiologi): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adeninasn (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Adeninasn (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
Dalam sosiologi, '''rasionalisasi Rasionalisasi''' mengacu pada penggantian tradisi, nilai, dan emosi sebagai motivator perilaku dalam masyarakat yang [[rasional]] dan terkalkulasi. Misalnya, penerapan birokrasi di pemerintahan adalah semacam rasionalisasi, seperti pembangunan ruang tamu dengan efisiensi tinggi dalam arsitektur dan perencanaan kota.
 
Rasionalisasi mengacu pada proses penggantian nilai, tradisi, dan emosi masyarakat, yang memotivasi perilaku mereka saat ini, dengan pemikiran dan tindakan yang tampaknya lebih rasional. Misalnya, dalam hal ini adalah masyarakat Barat yang mencoba mengubah tradisi budaya dan nilai bangsa yang kurang berkembang secara ekonomi di mata mereka, yaitu dengan memberikan manfaat bagi mereka. Masyarakat Barat mencoba menggantikan apa yang mereka lihat sebagai proses berpikir yang ketinggalan jaman dengan apa yang menurut mereka 'lebih modern' dan 'kebarat-baratan'. Alasan potensial mengapa rasionalisasi budaya dapat terjadi, diakibatkan karena proses [[globalisasi]]. Kini, negara-negara semakin saling terkait, akibat bangkitnya teknologi; masyarakat di berbagai negara menjadi lebih mudah saling mempengaruhi satu sama lain; melalui jejaring sosial, baik media atau politik. Contoh rasionalisasi ini terjadi dalam kasus 'dokter dukun' di bagian-bagian tertentu di Afrika. Bagi masyarakat Afrika, para 'dukun' ini merupakan bagian penting dari budaya dan tradisi mereka; banyak masyarakat Barat mencoba merasionalisasi praktek 'dukun' tersebut untuk mendidik bangsa Afrika tentang praktek pengobatan modern (Giddens, 2013).