Kereta rel listrik Toei seri 6000: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Fierly V.T (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 55:
| notes =
|transmission = Static Inverter (SIV)}}
{{nihongo|'''{{PAGENAME}}'''|東京都交通局6000形電車|Tōkyōto kōtsūkyoku 6000-kei densha}} adalah [[kereta rel listrik]] buatan [[Jepang]] yang kinipernah beroperasi di lintas KRL Commuter [[Jabodetabek]]. KRL ini disebut sebagai KRL Hibah karena didapatkan melalui proses hibah dari Pemerintah Kota [[Tokyo]], Jepang, kepada [[Pemerintah Indonesia]] pada tahun 2000.<ref name="mka">Majalah KA Edisi Juni 2014</ref>
 
KRL ini merupakan salah satu KRL yang paling legendaris, karena merupakan KRL AC eks-Jepang pertamapertamayang beroperasi di Indonesia, dan kedatangan KRL ini juga menandai dimulainya era modernmodernisasi KRL Jabodetabek. Saat ini, semua KRL ini sudah tidak beroperasi. Beberapa rangkaian disimpan atau ditanahkan di Dipo KRL Depok, Balai Yasa Manggarai, maupun Stasiun Cikaum.
 
== Sejarah Toei 6000 ==
=== Penggunaan di Jepang ===
KRL ini mulai dioperasikan pada tahun 1968 di Toei Mita Line. KRL ini diproduksi sebanyak 28 set (6101-6281) dengan formasi 6 kereta per set-nya. (6''xx''1-6''xx''2-6''xx''5-6''xx''6-6''xx''7-6''xx''8)
 
Pada awalnya, kereta ini beroperasi,tanpa keretamemiliki ini tidak menggunakanperangkat AC. Perangkat AC mulai terinstalasidipasangkan sejak tahun 1989 dengan bentuk seperti kotak pendinginAC KRL Tokyu untuk set Toei 6011F-6111F, dan seperti kotak pendinginAC KRL JR East untuk set 6121F. Selanjutnya, semua KRL Toei 6000 batch 2-3 menggunakan 2 kotak pendinginAC, sedangkan KRL Toei batch 4 (6271F - 6281F) menggunakan 1 kotak pendinginAC berukuran besar di tengah dengan papan petunjuk jurusan dan tanpa jendela kecil di dekat pintu.
 
Seiring waktu, KRL ini sudah semakin tua dan tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman yang semakin modern dan maju, dan dengan mulai beroperasinya Toei 6300, KRL ini pun dipensiunkan pada akhir tahun 1999, dengan perjalanan terakhirnya dilaksanakan pada 28 November 1999. KRL ini pun dijual ke operator lainnya di Jepang dan juga dihibahkan ke [[Kereta Api Indonesia|PT Kereta Api Indonesia]].
 
=== Penggunaan di Indonesia ===
 
==== Awal mula kedatangan ====
Kaisar Akihito yang prihatin{{butuh rujukan}} dengan kondisi KRL Jabotabek yang buruk (mengingat tahun 90-an akhir mulai banyak "[[Atapers]]"), menghibahkan KRL ini ke PT KAIKA pada tahun 2000, dan digunakan untuk jalur KRL Jabotabek, serta dioperasikan di sebagian besar rute untuk layanan ekspres dengan tambahan pendingin udara (AC). KRL ini menggantikan peran [[Kereta rel listrik Rheostatik|KRL Rheostatik AC dan KRL Bisnis]] (Rheostatik ''stainless'' buatan Kawasaki Heavy Industries dan Hitachi serta KRL [[Kereta rel listrik BN-Holec|BN-Holec]] dan KRL [[Kereta rel listrik Inka-Hitachi|Hitachi]] yang merupakan buatan [[PT Industri Kereta Api|PT INKA]]). Kedatangan KRL Toei seri 6000 ini juga menjadi angin segar menuju perubahan sistem KRL Jabodetabek yang lebih baik, mengingat saat itu, kondisi KRL Jabodetabek memang dalam keadaan yang buruk.
 
Karena asalnya, KRL ini sering disebut sebagai KRL hibah. Pada mulanya, didatangkan 72 kereta yang terdiri dari 8 rangkaian yaitu 6121F, 51F, 61F, 71F, 81F, 6201F, 71F, dan 81F dari Jepang dengan masing-masing rangkaian terdiri dari 6 kereta, dengan total 48 kereta dan juga 24 kereta tengah tambahan sisa dari KRL Toei yang dijual kepada operator lain di Jepang dan diperpendek menjadi 3 atau 2 kereta per set saja.
 
==== Pengoperasian Awal ====
Baris 82:
 
==== Masa-masa Kedinasan ====
KRL hibah ini memang memiliki AC yang cukup dingin pada awalnya, tapi sejak tahun 2010-an keatas KRL ini dikenal memiliki AC yang kurang dingin, dan akibat kesalahan perawatan, seringkaliAC bermasalahmenjadi seringbermasalah. Panasnya KRL ini juga bisa dikarenakan usia KRL yang semakin tua, mengingat KRL JR East seri 103 yang juga berdinas di Jabodetabek juga sangat dingin pada awalnya namun panas di akhir masa dinasnya. Semua rangkaian KRL ini bisa dan pernah digunakan untuk semua lintas di Jabodetabek, namun, ada rangkaian yang bisa dibilang sering berdinas di lintas tertentu, yaitu 6271F untuk Tangerang dan 6281F untuk Serpong meskipun tidak selalu demikian. Mulanya, KRL yang berteknologi [[rheostat]] ini didinaskan untuk KRL Ekspres, apalagi semua kereta dalam satu rangkaian Toei 6000 ini bermesin sehingga akselerasi kereta ini cukup tinggi, yaitu sebesar 3.5 km/h/s.
 
Setelah itu, tahun 2007, Toei 6281F menjadi set [[Kereta api Ciujung|KRL "Ciujung Ekonomi AC"]] rute [[Stasiun Tanahabang|Tanah Abang]]-[[Stasiun Serpong|Serpong]], menjadi KRL Ekonomi AC pertama yang membuka jalan untuk KRL Ekonomi AC di jalur lainnya. Rangkaian ini menggunakan livery hijau-kuning, dan satu persatu set KRL mulai tahun 2007-2010 dicat dengan warna ini. Namun, awalnya set 6121F menggunakan warna biru tua-biru muda, meskipun pada akhirnya menggunakan warna hijau-kuning juga.