Syahbandar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{unreferenced|date=November 2017}}
[[Berkas:harbour.masters.boat.at.poole.arp.jpg|thumb|right|Kegiatan pengangkutan laut yang dikepalai oleh syahbandar di sebuah pelabuhan di wilayah [[Poole]], [[Dorset]], [[Inggris]].]]
'''Syahbandar''', '''panglima pangkalan''' atau '''kepala pelabuhan''' ([[Bahasa Inggris]]: ''Harbourmaster'' atau ''harbormaster'') adalah seorang petugas yang bertanggung jawab sebagai penadbir atau memiliki kantor dan tata usahanya yang kegunaannya yakni menjadi tempat untuk memberlakukan peraturan di suatu pelabuhan atau pangkalan laut guna dapat memberikan rasa aman akan adanya keselamatan pelayaran, keamanan suasana di sekitar pelabuhan dan cara kinerja/pengaryaan sarana-sarana berkemudahan yang dijalankan secara baik dan tepat.
 
==Tugas & Tanggung Jawab Seorang Syahbandar di Indonesia==
===Tugas Syahbandar===
====Memertahankan Kedaulatan Negara====
Syahbandar melaksanakan tugas mengamankan wilayah laut yang menjadi hak suatu negara berdasarkan kewajiban negara dan kedaulatan negara pemilik hak mutlak wilayah pantai yang diamanatkan oleh [[Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut|Persidangan Perserikatan Bangsa Tentang Hukum-Hukum Laut]] ([[Bahasa Inggris]]: ''UNCLOS'' atau ''United Nations Convention on the Law of the Sea'') yang sudah ditandatangani sekaligus disahkan menjadi hukum milik suatu bangsa. Kedudukan seorang syahbandar dalam rancangan pemikiran mengenai hukum laut antarnegara sebagai petugas angkatan laut (''commander'') atau orang yang berperan dalam lini lingkungan pekerjaan yang berperanan penting (''main leading sector'') yaitu untuk menjaga keselamatan dan keamanan wilayah negara yang dalam hal ini berkaitan erat dengan wilayah lingkungan laut. Kedudukan dan tugas syahbandar dalam sistem/keteraturan susunan penjelasan rancangan garis besar mengenai penegakan hukum laut Indonesia sangat dapat diterapkan dengan amat baik mengingat wilayah yang ditegakkan meliputi segi tadbir/administratif terkait persyaratan secara penadbiran, surat-menyurat, perizinan dan lain-lain berhubungan dengan ketatausahaan kepelabuhanan dan hak mutlak wilayah lingkungan laut. Kemudian, penegakan wilayah perdata dan pidana terkait ganti kerugian dan denda atau hukuman badan akibat pelanggaran.<ref name="DIPONEGOROLAWJOURNAL">{{cite web|url=https://media.neliti.com/media/publications/59543-ID-tugas-dan-tanggung-jawab-syahbandar-dala.pdf|title=TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SYAHBANDAR DALAM KEGIATAN PENGANGKUTAN LAUT DI INDONESIA |accessdate=16-11-2017|publisher=Neliti}}</ref>
 
====Menanggulangi dan Mencegah Pencemaran Laut====
Tugas seorang syahbandar terhadap penanggulangan terhadap keadaan darurat akibat tumpahan minyak di laut oleh kapal tangki diatur oleh peraturan kepala negara Indonesia yang terkandung pada Undang-Undang Nomor 109 Tahun 2006 tentang penanggulangan keadaan darurat tumpahan minyak di laut. Penanggulangan keadaan darurat tumpahan minyak di laut diperlukan sebagai sebuah tindakan cepat, tepat dan terselaraskan guna mencegah dan mengatasi penyebaran tumpahan minyak di laut. Syahbandar berperan mengatur jalannya kegiatan pelabuhan dan wewenang pelabuhan dan hal-hal mengenai pengaryaan kapal melalui anjuran saran dari seorang syahbandar.
Syahbandar dalam melaksanakan pengendalian pencemaran minyak oleh kapal tangki bekerja sesuai pengaturan dan susunan yang baik dan tepat bersama unsur pemerintahan yang lain sebagai kinerja susunan hukum terkait penegakan hukum laut dengan macam-macam perangkat untuk melaksanakan penegakan hukum laut yang diatur secara baik-baik sebagaimana diatur oleh UU Pelayaran, peraturan kepala negara Indonesia pada Undang-Undang Nomor 109 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 58 Tahun 2013. Saat terjadi pencemaran, seorang syahbandar sebagai kepala pasukan angkatan laut atau seseorang yang menyelarakan penanggulangan pencemaran melaporkan kapal kepada segala sesuatu yang berkaitan dengan perwakilan kapal dan syahbandar akan meminta pihak perwakilan kapal untuk menanggulangi pencemaran tersebut dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) untuk wilayah pencemaran yang terjadi. Kepala pasukan angkatan laut yang dalam hal ini, yaitu syahbandar, berperan sebagai penyelaras akan menggerakkan regu penanggulangan pencemaran dari Kasie Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli bekerjasama dengan Kepolisian, TNI-AL, dan pranata terkait seperti Pemerintah Daerah dengan lembaga terkait dan Pertamina sebagai pengusaha minyak. Laporan pencemaran dilakukan oleh Syahbandar kepada Kapolres, panglima angkatan laut dan Pemerintah Daerah untuk kemudian dibentuk Puskodalok (Pusat Komando Pengendalian Lokasi). Tindakan penyelarasan tersebut di dalam keteraturan susunan penjelasan rancangan garis besar seorang kepala pasukan angkatan laut (Syahbandar) bertempat di kantor kesyahbandaran dan Pertamina.<ref name="DIPONEGOROLAWJOURNAL">{{cite web|url=https://media.neliti.com/media/publications/59543-ID-tugas-dan-tanggung-jawab-syahbandar-dala.pdf|title=TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SYAHBANDAR DALAM KEGIATAN PENGANGKUTAN LAUT DI INDONESIA |accessdate=16-11-2017|publisher=Neliti}}</ref>