Brantaksekarjati, Welahan, Jepara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dj Ran (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dj Ran (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 83:
== Potensi Brantaksekarjati (Desa Payung Kertas) ==
* '''Payung Kertas'''
Desa Brantaksekatjati Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara menjadi ''Sentra Kerajinan Payung Kertas'''. Dahulunnya lebih dari 50 persen warganya menggantungkan pendapatannya dari kerajinan ini.
Karena di desa Brantaksekarjati mayoritas pembuat Payung Kertas.
 
Belum diketahui persis kerajinan ini kali pertama muncul, namun di tahun 1970-an sudah banyak warga Desa Brantaksekarjati yang memproduksinya. Pada tahun 1980 hingga 1990-an kerajinan payung kertas mengalami kejayaan.
 
Pembuatan payung kertas masih dilakukan secara tradisional. Bambu, kertas bungkus semen, plastik. Menariknya lem perekat terbuat dari sari buah pohon Kleco.
 
Untuk membuatnya kaku digunakan pati kanji (tepung ketela). Sementara bahan baku utamanya adalah kertas semen yang membalut rangka dari bambu.
 
Menurutnya pohon Kleco dulunya mudah didapat di Desa Brantaksekarjati. Namun kini, untuk menemukannya, ia harus menuju desa sebelah, Kalipucang untuk bahan baku.
 
Dulu sepanjang jalan desa ini banyak di tanami pohon Kleco, namun kini sudah ditebangi. Sehingga kalau mau mengelem kertas semen dengan rangka bambu harus cari buah kleco dari Desa Kalipucang.
 
Banyak pesanan yang datang dari luar Kabupaten Jepara. Payung kertas biasa di pesan untuk keperluan pribadi maupun inventaris desa seperti keperluan prosesi pemakaman.
 
Kini permintaan payung kertas masih berdatangan seperti dari Demak, Semarang dan Jepara sendiri. Kini kerajinan tersebut kebanyakan digunakan untuk pelengkap pertunjukan tari atau sekedar hiasan.
 
Payung kertas memang sudah menjadi mata pencaharian warga sini. Dulunya banyak yang menjadi perajin, Lebih dari 50 persen warganya menggantungkan pendapatannya dari kerajinan ini. Tapi sekarang tinggal Sukamah nenek berusia 60 tahun. Sukamah masih menerima permintaan membuat payung kertas. Sebab masih cukup banyak yang memesan dari berbagai kota.
 
Karena seiring perkembangan jaman, permintaan terhadap payung ini menurun. Bahan bahan baku juga turun. Demikian pula dengan generasi perajin juga mulai berkurang. Serta anak muda dan ibu rumah tangga Desa Brantaksekarjati yang tidak minat dan tidak diberi pelatihan kerja membuat payung kertas.
 
Padahal kini permintaan payung kertas masih berdatangan seperti dari Demak, Semarang, dan Jepara sendiri.
 
Pemdes Brantaksekarjati perlu memberi pelatihan kerja ketrampilan membuat payung kertas, kepada pemuda dan ibu rumah tangga. Sehingga apabila pemuda atau ibu rumah tangga memiliki waktu luang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan uang dari membuat payung kertas. Selain untuk di jual bisa juga di gunakan sendiri.
 
Untuk menarik konsumen maka perlu melatih untuk membuat motif gambar yang lebih indah, modis, dan modern, kalau perlu dengan di hiasi ornamen ukiran. Supaya dapat mudah di terima di pasaran dan dapat meningkatkan nilai payung kertas. Sehingga payung kertas bisa bersaing dengan payung yang berbahan kain.
 
Pemdes Brantaksekarjati perlu memperkenalkan dengan mempromosikan payung kertas melalui mengadakan acara karnaval payung, festival payung, dan mengirim peserta tari-tarian payung dari Brantaksekarjati ke event tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi.
 
* '''Gantungan Kunci'''
Karena di desa Brantaksekarjati mayoritas pembuat Gantungan Kunci, Seperti : Berbentuk Cabai, semangka,dan lain-lain.