Daftar Kaisar Mughal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox former monarchy
| royal_title = Badishah
| realm = Hindustan
| coatofarms = Flag_of_the_Mughal_Empire_Flag of the Mughal Empire (triangular).svg
| coatofarmssize = 140px
| coatofarmscaption = '''[[Bendera Kekaisaran Mughal|Standar Kekaisaran]]'''
Baris 18:
{{Penguasa Mughal}}
[[Berkas:Mughal1700.png|right|thumb|235px|Kekaisaran Mughal pada tahun 1700.]]
 
 
'''Kaisar Mughal''', dari awal abad ke-16 sampai awal abad ke-18, membangun dan memerintah [[Kekaisaran Mughal]] di [[anak benua India]], utamanya meliputi negara-negara modern [[Bangladesh]], [[India]] dan [[Pakistan]]. Mughal adalah cabang dari [[dinasti Timuriyah]]. Kekuasaan mereka makin meredup pada abad ke-18 dan kaisar terakhir dilengserkan pada 1857, dengan pendirian [[Kemaharajaan Britania]].<ref name=spear>{{Harvnb|Spear|1990|pp=147–148}}</ref> Dinasti tersebut memiliki darah [[Turko-Mongol]] dari kawasan [[Asia Tengah]] yang sekarang bagian dari negara modern [[Uzbekistan]], dan para kaisar diklaim keturunan langsung dari [[Timur Lenk]] (umumnya dikenal di dunia Barat dengan sebutan Tamerlane Agung) dan [[Genghis Khan]], melalui putranya [[Chagatai Khan]].
Baris 24 ⟶ 23:
Mughal memiliki darah [[orang Persia|Persia]] dan [[Rajput]] India melalui aliansi pernikahan, karena para kaisar lahir dari putri-putri raja Persia dan Rajput.<ref>Jeroen Duindam (2015), [https://books.google.co.uk/books?id=5ky2CgAAQBAJ&pg=PA105 ''Dynasties: A Global History of Power, 1300–1800'', page 105], [[Cambridge University Press]]</ref><ref>{{cite book|first=Malika|last=Mohammada|title=The Foundations of the Composite Culture in India|publisher=Aakar Books|date=January 1, 2007|pages=300|isbn=978-8-189-83318-3|url=https://books.google.com/books?id=dwzbYvQszf4C&pg=PA300}}</ref> Hanya dua kaisar Mughal pertama, [[Babur]] dan [[Humayun]], yang sepenuhnya merupakan orang Asia Tengah, sementara [[Akbar]] adalah orang setengah Persia, [[Jahangir]] adalah orang setengah Rajput dan seperempat Persia, dan [[Shah Jahan]] adalah orang tiga per empat Rajput.<ref>{{cite book|title=The Great Mughals and their India|author=Dirk Collier|publisher=[[Hay House]]|year=2016|page=15|url=https://books.google.co.uk/books?id=40ywDAAAQBAJ&pg=PT15}}</ref>
 
Di puncak kejayaan kekaisaran mereka pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18, mereka menguasai sebagian besar [[anak benua India]], yang terbentang dari [[Bengal]] di timur sampai [[Kabul]] dan [[Sindh]] di barat, [[Kashmir]] di utara sampai cekungan [[Kaveri]] di selatan.<ref>{{cite book
{{cite book
|last=Chandra
|first=Satish
|title=Medieval India: From Sultanate To The Mughals
| page=202
}}</ref> Populasinya pada masa ikut diperkirakan antara 110 an 150 juta (seperempat populasi dunia), pada wilayah lebih dari 3.2 juta kilometer persegi (1.2 juta mil persegi).<ref name="Richards1993">{{cite book|last=Richards|first=John F.|title=The Mughal Empire|publisher=[[Cambridge University Press]]|isbn=978-05212511980-521-25119-8|doi=10.2277/0521251192|editor1-first=Gordon|editor1-last=Johnson|editor1-link=Gordon Johnson (sejarawan)|editor2-first=C. A.|editor2-last=Bayly|editor2-link=Christopher Alan Bayly|series=The New Cambridge history of India: 1.5|volume=I. The Mughals and their Contemporaries|location=Cambridge|pages=1, 190|date= January 1, 2016}}</ref>
}}
</ref> Populasinya pada masa ikut diperkirakan antara 110 an 150 juta (seperempat populasi dunia), pada wilayah lebih dari 3.2 juta kilometer persegi (1.2 juta mil persegi).<ref name="Richards1993">{{cite book|last=Richards|first=John F.|title=The Mughal Empire|publisher=[[Cambridge University Press]]|isbn=978-0521251198|doi=10.2277/0521251192|editor1-first=Gordon|editor1-last=Johnson|editor1-link=Gordon Johnson (sejarawan)|editor2-first=C. A.|editor2-last=Bayly|editor2-link=Christopher Alan Bayly|series=The New Cambridge history of India: 1.5|volume=I. The Mughals and their Contemporaries|location=Cambridge|pages=1, 190|date= January 1, 2016}}</ref>
 
== Kekaisaran Mughal ==
Baris 38 ⟶ 35:
Kekaisaran Mughal didirikan oleh [[Babur]], seorang penguasa Asia Tengah yang merupakan keturunan dari penakluk Turki-Mongol [[Timur Lenk]] dari pihak ayahnya dan dari [[Chagatai Khan|Chagatai]], putra kedua penguasa Mongol [[Genghis Khan]], dari pihak ibunya.<ref name="Berndl">{{Cite book
| publisher = University of Michigan
| pages = 318–320|url=https://books.google.com/books?id=cn0RAQAAMAAJ|isbn=978-05215229150-521-52291-5
| last = Berndl
| first = Klaus
| title = National Geographic visual history of the world
| year = 2005
}}</ref> Diusir dari wilayah leluhurnya di Asia Tengah olehy Uzbek Khan, Pangeran Babur pada usia 14 tahun datang ke India untuk mewujudkan ambisi-ambisinya. Ia mengangkat dirinya sendiri di [[Kabul]] dan kemudian secara cepat menekan ke kawasan selatan India dari [[Afghanistan]] melalui [[Perlintasan Khyber]].<ref name="Berndl" /> Pasukan Babur menduduki sebagian besar utara India setelah kemenangannya di [[Pertempuran Panipat Pertama|Panipat]] pada 1526.<ref name="Berndl" /> Namun, pra-pendudukan dengan perang dan kampanye militer tak membuat kaisar baru tersebut mengkonsolidasikan raihan yang ia dapat di India.<ref name="Berndl" /> Ketidakstabilan kekaisaran menjadi bukti di bawah putranya, [[Humayun]], yang ditekan dari India dan ke Persia oleh para pemberontak.<ref name="Berndl" /> Pengasingan Humayun di Persia mendirikan hubungan diplomatik antara [[dinasti Safawiyah|Safawiyah]] dan Mughal, dan berujung pada meningkatnya pengaruh budaya Asia Barat di pemerintahan Mughal. Restorasi pemerintahan Mughal dimulai setelah Humayun kembali dari Persia pada 1555, namun ia wafata akibat kecelakaan fatal tak lama setelahnya.<ref name="Berndl" /> Putra Humayun, [[Akbar]], meneruskan tahta tersebut di bawah seorang wali raja, [[Bairam Khan]], yang membantu mengkonsolidasikan Kekaisaran Mughal di India.<ref name="Berndl" />
 
Melalui perang dan diplomasi, Akbar dapat meluaskan kekaisaran tersebut di seluruh arah, dan menguasai hampir seluruh anak benua India di utara sungai [[Godawari]]. Ia membuat kelas baru dari bangsawan yang setia kepadanya dari arsitokrasi militer dari kelompok-kelompok sosial India, menerapkan pemerintahan modern dan mendukung pengembangan kebudayaan.<ref name="Berndl" /> Pada saat yang sama, Akbar mengintensifikasikan perdagangan dengan perusahaan-perusahaan dagang Eropa. Sejarawan India [[Abraham Eraly]] menyatakan bahwa bangsa-bangsa asing seringkali ditunjang oleh kekayaan melimpah dari pemerintahan Mughal, namun menyoroti bahwa pemerintahan tersebut menyembunyikan kenyataan-kenyataan yang lebih glap, yakni tentang seperempat keuntungan produk nasional kekaisaran tersebut dimiliki oleh 655 keluarga sementara sebagian besar 120 juta orang di India hidup dalam kemiskinan.<ref>Eraly, Abraham ''The Mughal Throne The Sage of India's Great Emperors'', London: Phonenix, 2004 page 520.</ref> Setelah mengalami apa yang menjadi perebakan epileptik pada tahun 1578 saat berburu harimau, yang ia anggap sebagai pengalaman keagamaan, Akbar makin melonggarkan Islam, dan untuk mendorong perpaduan sinkretistik dari Hindu dan Islam.<ref>Eraly, Abraham ''The Mughal Throne The Sage of India's Great Emperors'', London: Phonenix, 2004 page 191.</ref> Akbar membolehkan kebebasan berekspresi keagamaan dan berupaya untuk menyelesaikan perbedaan sosio-politik dan kebudayaan di kekaisarannya dengan mendirikan sebuah agama baru, [[Din-i-Ilahi]], dengan karakteristik kaut dari pemujaan penguasa.<ref name="Berndl" /> Ia meninggalkan para penerusnya sebuah negara yang stabil secara internal, pada pertengahan masa keemasannya, sebelum masa ketegangan politik timbul.<ref name="Berndl" /> Putra Akbar, [[Jahangir]], yang memerintah kekaisaran tersebut pada masa puncaknya, namun karena ia kecanduan [[opium]], urusan kenegaraan menjadi terbengkalai, dan menjadi berada di bawah pengaruh para pejabat pemerintahan saingan.<ref name="Berndl" /> Pada masa pemerintahan putra Jahangir, [[Shah Jahan]], budaya dan perkembangan pemerintahan mewah Mughal mencapai puncaknya saat [[Taj Mahal]] dibangun.<ref name="Berndl" /> Pada masa itu, keutamaan pemerintahan dimulai untuk pembiayaan melebihi pendapatan.<ref name="Berndl" />
 
Putra sulung Shah Jahan, [[Dara Shikoh]] yang liberal, menjadi pemangku raja pada tahun 1658, karena ayahnya sakit. Namun, adiknya, [[Aurangzeb]], bersekutu dengan kalangan Islam ortodoks melawan kakaknya, yang menentang agama dan budaya Hindu-Muslim sinkretis, dan naik tahta. Aurangzeb mengalahkan Dara pada tahun 1659 dan dieksekusi.<ref name="Berndl" /> Meskipun Shah Jahan sepenuhnya pulih dari penyakitnya, Aurangzeb mendeklarasikannya tak kompeten untuk memerintah dan memenjarakannya. Pada masa pemerintahan Aurangzeb, kekaisaran tersebut meraih lebih banyak kekuatan politik, namun konservatisme dan intoleransi keagamaannya menjatuhkan stabilitas masyarakat Mughal.<ref name="Berndl" /> Aurangzeb meluaskan kekaisaran tersebut untuk melingkupi hampir seluruh Asia Selatan, namun di kematiannya pada tahun 1707, beberapa bagian kekaisaran terjerumus dalam pemberontakan terbuka.<ref name="Berndl" /> Usaha-usaha Aurangzeb untuk menaklukkan kembali tanah-tanah leluhur keluarganya di Asia Tengah tak berhasil sementara penaklukan suksesnya di kawasan Deccan berujung pada kemenangan Pyrrhic yang sangat menghabiskan biaya kekaisaran dalam hal darah dan harta benda.<ref name="D'souza pages 3-30">D'souza, Rohan "Crisis before the Fall: Some Speculations on the Decline of the Ottomans, Safavids and Mughals" pages 3-30 from ''Social Scientist'', Volume 30, Issue # 9/10, September–October 2002 page 21.</ref> Masalah lanjutan bagi Aurangzeb adalah ketentaraan yang selalu berbasis pada aristokrasi kepemilikan tanah India utara yang mengerahkan kavaleri untuk kampanye-kampanye, dan kekaisaran tersebut tak memiliki pasukan yang setara dengan pasukan [[Janisari]] dari Kekaisaran Utsmaniyah.<ref>D'souza, Rohan "Crisis before the Fall: Some Speculations on the Decline of the Ottomans, Safavids and Mughals" pages 3-30 from ''Social Scientist'', Volume 30, Issue # 9/10, September–October 2002 page 22.</ref> Penaklukan yang lama dan menghabiskan biaya dari Deccan telah sangat memeloroti "aura sukses" yang mengelilingi Aurangzeb, dan dari akhir abad ke-17 dan seterusnya, kalangan aristokrasi menjadi makin tak berkehendak untuk menyediakan pasukan bagi peperangan kekaisaran tersebut karena menganggap wilayah hasil dari perang sukses nampak makin lama makin berkurang.<ref>D'souza, Rohan "Crisis before the Fall: Some Speculations on the Decline of the Ottomans, Safavids and Mughals" pages 3-30 from ''Social Scientist'', Volume 30, Issue # 9/10, September–October 2002 pages 22-23.</ref> Selain itu, fakta bahwa akibat dari penaklukan Deccan, yang sangat selektif memberikan beberapa keluarga bangsawan dengan tanah rampasan di Deccan telah membuat mengabaikan para aristokrat yang tak meraih tanah rampasan sebagai pemberian dan karena penaklukan Deccan benar-benar menghabiskan biaya, dirasa makin mengurungkan dan tak mengkehendaki keikutsertaan dalam kampanye-kampanye lanjutan.<ref>D'souza, Rohan "Crisis before the Fall: Some Speculations on the Decline of the Ottomans, Safavids and Mughals" pages 3-30 from ''Social Scientist'', Volume 30, Issue # 9/10, September–October 2002 pages 21-22.</ref> Putra Aurangzeb, [[Bahadur Shah I|Shah Alam]], mengulang kebijakan-kebijakan keagamaan dari ayahnya, dan berupaya untuk mereformasi pemerintahan. Namun, setelah ia meninggal pada 1712, dinasi Mughal jatuh dalam pertikaian dan kekerasan. Pada tahun 1719 sendiri, empat kaisar secara bergantian memegang tahta.<ref name="Berndl" />
 
Pada masa pemerintahan [[Muhammad Shah]], kekaisaran tersebut mulai terpecah, dan sebagian besar wilayah India tengah diserahkan dari Mughal ke [[Kekaisaran Maratha|Maratha]]. Perang Mughal selalu berbasis pada artileri berat untuk pengepungan, kavaleri berat untuk operasi ofensif dan kavaleri ringan untuk penyerbuan dan peredaman.<ref name="D'souza pages 3-30" /> Untuk mengendalikan sebuah wilayah, Mughal selalu berusaha untuk menduduki benteng strategis di beberapa kawasan, yang akan dijadikan sebagai titik penting dimana tentara Mughal akan ditempatkan saat musuh manapun menantang kekaisaran tersebut.<ref name="D'souza pages 3-30" /> Sistem ini tak hanya menghabiskan biaya, namun juvga membuat tentara menjadi tak fleksibel karena asumsi selalu membuat musuh akan menarik diri ke dalam benteng untuk dikepung atau akan mengadakan pertempuran desisif dari pengosongan medan terbuka.<ref name="D'souza pages 3-30" /> Hindu Maratha militan adalah pakar pasukan kuda yang menolak ikut serta dalam pertempuran, namun lebih sering ikut serta dalam kampanye-kampanye perang gerilya, perang penyerbuan, penyergapan dan serangan terhadap garis-garis suplai Mughal.<ref name="D'souza pages 3-30" /> Maratha tak dapat mengambil alih benteng Mughal melalui penyerbuan atau pengepungan formal karena mereka kekurangan artileri, namun melalui secara diam-diam memeriksa kolom-kolom suplai, mereka dapat menyerang benteng-benteng Mughal melalui cara tersebut.<ref name="D'souza pages 3-30" /> Para komandan Mughal suksesif menolak untuk membeberkan taktik-taktik mereka dan mengembangkan strategi kontra-pemerontakan yang disahkan, yang berujung pada kekalahan Mughal terhadap Maratha.<ref name="D'souza pages 3-30" /> [[invasi India oleh Nader Shah|Kampanye India]] oleh [[Nader Shah]] dari Persia berpuncak dengan [[Kejatuhan Delhi]] dan memusnahkan sisa-sisa kekuatan dan ketonjolan Mughal,<ref name="Berndl" /> serta secara drastis mengakselerasikan penurunannya dan memperingatkan para penginvasi jauh lainnya, termasuk kemudian [[East India Company|Inggris]]. Beberapa kalangan elit kekaisaran sekarang memegang kontrol urusan mereka sendir, dan terpecah untuk membentuk kerajaan-kerajaan independen.<ref name="Berndl" /> Namun, Kaisar Mughal masih menjadi manifestasi tertinggi dari kedaulatan. Tak hanya priyayi Muslim, namun para pemimpin Maratha, Hindu, dan Sikh ikut serta dalam pagelaran seremonial kaisar sebagai penguasa India.<ref name="MSA2">{{Cite book
| publisher = Routledge
| pages = 41|url=https://books.google.com/books?id=qMJIuHL9ksAC&pg=PA41|isbn=978-02037125350-203-71253-5
| last = Bose
| first = Sugata Bose
Baris 59 ⟶ 56:
}}</ref>
 
Pada dekade-dekade berikutnya, bangsa [[Afghanistan|Afghan]], [[Kekaisaran Sikh|Sikh]] dan [[Kekaisaran Maratha|Maratha]] bertarung melawan satu sama lain dan Mughal, satu-satunya negara terfragmentasi dari kekaisaran tersebut. Kaisar Mughal [[Shah Alam II]] membuat upaya untuk memulihkan penurunan Mughal, dan secara mutlak telah memberikan perlindungan dari kekuatan-kekuatan luar. Pada tahun 1784, pasukan Maratha di bawah kepemimpinan [[Mahadji Scindia]] memenangkan kesepakatan sebagai pelindung dari kaisar di Delhi, sebuah keadaan masih berlanjut sertelah [[Perang Inggris-Maratha Kedua]]. Setelah itu, [[British East India Company]] menjadi pelindung dinasti Mughal di Delhi.<ref name="MSA2" /> Setelah [[Pemberontakan India 1857|pemberontakan]] pecah yang berujung pada tahun 1857-581857–58, Kaisar Mughal terakhir, [[Bahadur Shah Zafar]], dilengserkan oleh pemerintah Inggris, yang kemudian memegang kekuasaan formal dari sebagian besar bekas kekaisaran tersebut,<ref name="Berndl" /> menandai permulaan [[Kemaharajaan Britania]].
 
== Daftar Kaisar Mughal ==
Baris 73 ⟶ 70:
|-
| style="text-align:center;"|[[Berkas:Babur of India.jpg|80px]]
| style="text-align:center;"|''Bābur''<br />{{Nastaliq|بابر}}
| style="text-align:center;"|[[Babur|Zahir-ud-din Muhammad]]<br />{{Nastaliq|ظہیر الدین محمد}}
| style="text-align:center;"|23 Februari 1483
| style="text-align:center;"|30 April 1526 – 26 Desember 1530
Baris 81 ⟶ 78:
|-
| style="text-align:center;"|[[Berkas:Humayun of India.jpg|80px]]
| style="text-align:center;"|''Humayun''<br />{{Nastaliq|ہمایوں}}
| style="text-align:center;"|[[Humayun|Nasir-ud-din Muhammad Humayun]]<br />{{Nastaliq|نصیر الدین محمد ہمایوں}}<br /><small>(jabatan ke-1)</small>
| style="text-align:center;"|17 Maret 1508
| style="text-align:center;"|26 Desember 1530&nbsp;– 17 Mei 1540
 
22 Februari 1555 - 27 Januari 1556
| style="text-align:center;"|27 Januari 1556 (usia 48)
| style="text-align:center;"| Humayun dilengserkan pada 1540 oleh [[Sher Shah Suri]] dari [[dinasti Suri]] namun kembali ke tahta pada tahun 1555 setelah kematian [[Islam Shah Suri]] (putra dan penerus Sher Shah Suri).
|-
| style="text-align:center;"|[[Berkas:Akbar Shah I of India.jpg|80px]]
| style="text-align:center;"|''Akbar-e-Azam ''<br />{{Nastaliq|اکبر اعظم}}
| style="text-align:center;"|[[Akbar|Jalal-ud-din Muhammad]]<br />{{Nastaliq|جلال الدین محمد اکبر}}
| style="text-align:center;"|14 Oktober 1542
| style="text-align:center;"|27 Januari 1556 – 27 Oktober 1605
Baris 99 ⟶ 96:
|-
| style="text-align:center;"|[[Berkas:Jahangir of India.jpg|80px]]
| style="text-align:center;"|''Jahangir''<br />{{Nastaliq|جہانگیر}}
| style="text-align:center;"|[[Jahangir|Nur-ud-din Muhammad Salim]]<br />{{Nastaliq| نور الدین محمد سلیم}}
| style="text-align:center;"|20 September 1569
| style="text-align:center;"|15 Oktober 1605 – 8 November 1627
Baris 107 ⟶ 104:
|-
| style="text-align:center;"|[[Berkas:Shah Jahan I of India.jpg|80px]]
| style="text-align:center;"|''Shah-Jahan-e-Azam''<br />{{Nastaliq|شاہ جہان اعظم}}
| style="text-align:center;"|[[Shah Jahan|Shahab-ud-din Muhammad Khurram]]<br />{{Nastaliq|شہاب الدین محمد خرم}}
| style="text-align:center;"|5 Januari 1592
| style="text-align:center;"|8 November 1627 – 2 Agustus 1658
Baris 115 ⟶ 112:
|-
| style="text-align:center;"|[[Berkas:Alamgir I of India.jpg|80px]]
| style="text-align:center;"|''Alamgir''<br />{{Nastaliq|عالمگیر}}
| style="text-align:center;"|[[Aurangzeb|Muhy-ud-din Muhammad Aurangzeb]] <br />{{Nastaliq|محی الدین محمداورنگزیب }}
| style="text-align:center;"|4 November 1618
| style="text-align:center;"|31 Juli 1658 – 3 Maret 1707
Baris 168 ⟶ 165:
| style="text-align:center;"|6 Juni 1719 – 19 September 1719
| style="text-align:center;"|19 September 1719 (usia 23)
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;"|[[Berkas:Muhammad Shah of India.jpg|80px]]
Baris 203 ⟶ 200:
|-
| style="text-align:center;"|[[Berkas:Ali Gauhar of India.jpg|80px]]
| style="text-align:center;"|Shah Alam II
| style="text-align:center;"|[[Shah Alam II|Ali Gauhar]]
| style="text-align:center;"|25 Juni 1728
Baris 229 ⟶ 226:
<small>Catatan:Para Kaisar Mughal menerapkan [[poligami]]. Disamping para istri mereka, mereka juga memiliki sejumlah selir di [[harem]] mereka, yang menghasilkan anak-anak. Ini menjadikannya sulit untuk mengidentitfikasi seluruh keturunan dari setiap kaisar.<ref>{{cite book | last = Dalrymple | first = William | title = The Last Mughal | publisher = Bloomsbury Publishing Plc | location = London | year = 2006 | page = 44 | isbn = 978-1-4088-0092-8 }}</ref></small>
 
== Silsilah keluarga ==
 
Silsilah keluarga dari tujuh kaisar Mughal pertama:
 
{{familytree/start}}
{{familytree |BAB|y|MAH| BAB=[[Babur]] | MAH=[[Maham Begum]]<br />([[suku bangsa Turkic|Turkic]]) }}
{{familytree | | | |!| }}
{{familytree | | |HUM|y|HAM| HUM=[[Humayun]] | HAM=[[Hamida Banu Begum]]<br />([[orang Persia|Persia]]) }}
{{familytree | | | | | |!| }}
{{familytree | | | | |AKB|y|MAR| AKB=[[Akbar Agung]] | MAR=[[Mariam-uz-Zamani]]<br />([[Rajput]]) }}
{{familytree | | | | | | | |!| }}
{{familytree | | | | | | |JAH|y|JAG| JAH=[[Jahangir]] | JAG=[[Jagat Gosaini]]<br />(Rajput) }}
{{familytree | | | | | | | | | |!| }}
{{familytree | | | | | | | | |SHA|y|MUM| SHA=[[Shah Jahan]] | MUM=[[Mumtaz Mahal]]<br />(Persia) }}
{{familytree | | | | | | | | | | | |!| }}
{{familytree | | | | | | | | | | |AUR|y|NAW| AUR=[[Aurangzeb]] | NAW=[[Nawab Bai]]<br />(Rajput) }}
{{familytree | | | | | | | | | | | | | |!| }}
{{familytree | | | | | | | | | | | | |BAH| | | BAH=[[Bahadur Shah I]] | }}
Baris 257 ⟶ 254:
 
== Pranala luar ==
* [http://www.aurangzeb.info/ Aurangzeb, as he was according to Mughal Records]
* [http://www.sscnet.ucla.edu/southasia/History/British/BrIndia.html British India]
* [http://web.archive.org/web/20011203181536/http://india_resource.tripod.com/britishedu.htm British Education in India]
Baris 265 ⟶ 262:
* [[Mirza Ghulam Moinuddin Muhammad Javaid Jah Bahadur]]
 
[[KategoriCategory:Kaisar Mughal| ]]
[[KategoriCategory:Sejarah India pada abad pertengahan]]