Kerajaan Kahuripan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Antapurwa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
[[Gambar:Locator kahuripan.png|thumb|right|300px|Letak pusat kerajaan Kahuripan]]
-->
'''Kahuripan''', adalah nama yang lazim dipakai untuk sebuah kerajaan di [[Jawa Timur]] yang didirikan oleh [[Airlangga]] pada tahun 10191009. Kerajaan ini dibangun darisebagai sisa-sisa istanakelanjutan [[Kerajaan Medang]] yagyang telah dihancurkan oleh Sriwijaya padaruntuh tahun [[1019]]1006.
 
==Runtuhnya Kerajaan Medang==
== Latar belakang ==
Airlangga adalah putera pasangan [[Mahendradatta]] (puteri dari [[Wangsa Isyana]],Raja [[Kerajaan Medang|Medang]]) danyang [[Udayana]]terakhir (rajabernama [[WangsaDharmawangsa WarmadewaTeguh]], saingan berat [[Kerajaan Bali|BaliSriwijaya]]). Pada tahun [[1006]], ketikaRaja AirlanggaWurawari berusiadari 16Lwaram tahun,(sekutu [[Sriwijaya]]) mengadakanmenyerang pembalasanWatan, atasibu kota [[Kerajaan Medang.]], Wurawariyang (sekututengah Sriwijaya)mengadakan membakarpesta Istana Watugaluh,perkawinan. [[Dharmawangsa beserta bangsawanTeguh]] tewas, dalamsedangkan serangankeponakannya itu.yang bernama [[Airlangga]] berhasillolos melarikandalam diriserangan ke hutanitu.
[[Airlangga]] adalah putera pasangan [[Mahendradatta]] (saudari [[Dharmawangsa Teguh]]) dan [[Udayana]] raja [[Bali]]. Ia lolos ditemani pembantunya yang bernama [[Narotama]]. Sejak saat itu [[Airlangga]] menjalani kehidupan sebagai pertapa di hutan pegunungan (wanagiri).
 
==Airlangga BerdirinyaMendirikan Kerajaan Kahuripan ==
Pada tahun 1009, datang para utusan rakyat meminta agar [[Airlangga]] membangun kembali [[Kerajaan Medang]]. Karena kota Watan sudah hancur, maka, [[Airlangga]] pn membangun ibu kota baru bernama Watan Mas di dekat [[Gunung Penanggungan]].
Setelah beberapa tahun berada di hutan, akhirnya pada tahun [[1019]], Airlangga berhasil mempersatukan wilayah kerajaan Medang yang telah pecah, membangun kembali kerajaan, dan berdamai dengan Sriwijaya. Kerajaan baru ini dikenal dengan [[Kerajaan Kahuripan]], yang wilayahnya membentang dari [[Kabupaten Pasuruan|Pasuruan]] di timur hingga [[Kabupaten Madiun|Madiun]] di barat. Airlangga memperluas wilayah kerajaan hingga ke Jawa Tengah dan Bali. Pada tahun [[1025]], Airlangga memperluas kekuasaan dan pengaruh Kahuripan seiring dengan melemahnya Sriwijaya. Pantai utara Jawa, terutama Surabaya dan Tuban, menjadi pusat perdagangan yang penting untuk pertama kalinya.
 
Pada mulanya wilayah kerajaan yang diperintah [[Airlangga]] hanya meliputi daerah [[Gunung Penanggungan]] dan sekitarnya, karena banyak daerah-daerah bawahan [[Kerajaan Medang]] yang membebaskan diri. Baru setelah [[Kerajaan Sriwijaya]] dikalahkan Rajendra Coladewa raja Colamandala di [[India]] tahun 1023. [[Airlangga]] merasa leluasa membangun kembali kejayaan [[Wangsa Isyana]].
Di bawah pemerintahan Airlangga, seni sastra berkembang. Tahun [[1035]], [[Mpu Kanwa]] menggubah kitab ''[[Arjuna Wiwaha]]'', yang diadaptasi dari epik [[Mahabharata]]. Kitab tersebut menceritakan ''Arjuna'', inkarnasi ''[[Wisnu]]'' yang tak lain adalah kiasan Airlangga sendiri. Kisah Airlangga digambarkan dalam [[Candi Belahan]] di lereng [[Gunung Penanggungan]].
 
Peperangan demi peperangan dijalani [[Airlangga]]. Satu demi satu kerajaan-kerajaan di [[Jawa Timur]] dapat ditaklukkannya. Namun pada tahun 1032 [[Airlangga]] kehilangan kota Watan Mas karena diserang oleh raja wanita yang kuat bagai raksasa.
== Pemecahan Kahuripan ==
[[Airlangga]] kemudian membangun ibu kota baru bernama Kahuripan di daerah [[Sidoarjo]] sekarang. Musuh wanita dapat dikalahkan, bahkan kemudian Raja Wurawari pun dapat dihancurkan pula. Saat itu wilayah kerajaan mencakup hampir seluruh [[Jawa Timur]].
Pada akhir hayatnya, Airlangga berhadapan dengan masalah suksesi. Pewarisnya, [[Sanggramawijaya]], memilih menjadi pertapa ketimbang menjadi suksesor Airlangga. Pada tahun [[1045]], Airlangga membagi Kahuripan menjadi dua kerajaan untuk dua puteranya: [[Kerajaan Janggala|Janggala]] dan [[Kerajaan Kadiri|Kadiri]]. Airlangga sendiri menjadi pertapa, dan meninggal tahun [[1049]].
 
Nama Kahuripan inilah yang kemudian lazim dipakai sebagai nama kerajaan yang dipimpin [[Airlangga]], sama halnya nama [[Singhasari]] yang sebenarnya cuma nama ibu kota, lazim dipakai sebagai nama kerajaan yang dipimpin [[Kertanagara]].
Berakhirnya Kerajaan Kahuripan dengan pemecahan itu bukan berarti sejarah Kahuripan berakhir. Daerah di sekitar bekas ibukota Kerajaan Kahuripan tetap disebut Kahuripan. Pada zaman Kerajaan [[Majapahit]], Kahuripan menjadi salah satu daerah bawahan [[Majapahit]]. Beberapa raja atau kerabat raja [[Majapahit]] bahkan pernah menjadi penguasa Kahuripan dengan gelar Bhre Kahuripan. [[Gajah Mada]] juga sempat diangkat menjadi Patih Kahuripan yang bertanggung jawab atas pemerintahan daerah Kahuripan. Ini terjadi setelah [[Gajah Mada]] berhasil membasmi Pemberontakan Ra Kuti dan sebelum [[Gajah Mada]] dipindahtugaskan sebagai Patih [[Kediri]].
 
Pusat kerajaan [[Airlangga]] kemudian dipindah lagi ke [[Daha]], berdasarkan prasasti Pamwatan, 1042 dan ''[[Serat Calon Arang]]''.
== Lihat pula ==
 
* [[Kerajaan Janggala]]
==Kahuripan sebagai ibu kota Janggala==
* [[Kerajaan Kadiri]]
Pada akhir pemerintahannya, [[Airlangga]] berhadapan dengan masalah persaingan perebutan takhta antara kedua putranya. Calon raja yang sebenarnya, yaitu [[Sanggramawijaya Tunggadewi]], memilih menjadi pertapa dari pada naik takhta.
 
Pada akhir November 1042, [[Airlangga]] terpaksa membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu bagian barat bernama [[Kadiri]] beribu kota di [[Daha]], diserahkan kepada [[Sri Samarawijaya]], serta bagian timur bernama [[Janggala]] beribu kota di Kahuripan, diserahkan kepada [[Mapanji Garasakan]].
 
Setelah turun takhta, [[Airlangga]] menjalani hidup sebagai pertapa sampai meninggal sekitar tahun 1049.
 
==Kahuripan dalam sejarah Majapahit==
Nama Kahuripan muncul kembali dalam catatan sejarah [[Kerajaan Majapahit]] yang berdiri tahun 1293. [[Raden Wijaya]] sang pendiri kerajaan tampaknya memperhatikan adanya dua kerajaan yang dahulu diciptakan oleh [[Airlangga]].
 
Dua kerajaan tersebut adalah [[Kadiri]] alias [[Daha]], dan [[Janggala]] alias Kahuripan atau Jiwana. Keduanya oleh [[Raden Wijaya]] dijadikan sebagai daerah bawahan yang paling utama. [[Daha]] di barat, Kahuripan di timur, sedangkan [[Majapahit]] sebagai pusat.
 
''[[Pararaton]]'' mencatat beberapa nama yang pernah menjabat sebagai ''Bhatara i Kahuripan'', atau disingkat ''Bhre Kahuripan''. Yang pertama ialah [[Tribhuwana Tunggadewi]] putri [[Raden Wijaya]]. Setelah tahun 1319, pemerintahannya dibantu oleh [[Gajah Mada]] yang diangkat sebagai patih Kahuripan, karena berjasa menumpas pemberontakan [[Ra Kuti]].
 
[[Hayam Wuruk]] sewaktu menjabat [[yuwaraja]] juga berkedudukan sebagai raja Kahuripan bergelar ''Jiwanarajyapratistha''. Setelah naik takhta [[Majapahit]], gelar Bhre Kahuripan kembali dijabat ibunya, yaitu [[Tribhuwana Tunggadewi]].
 
Sepeninggal [[Tribhuwana Tunggadewi]] yang menjabat Bhre Kahuripan adalah cucunya, yang bernama Surawardhani. Lalu digantikan putranya, yaitu [[Ratnapangkaja]].
 
Sepeninggal [[Ratnapangkaja]], gelar Bhre Kahuripan disandang oleh keponakan istrinya ([[Suhita]]) yang bernama [[Rajasawardhana]]. Ketika [[Rajasawardhana]] menjadi raja [[Majapahit]], gelar Bhre Kahuripan diwarisi putra sulungnya, yang bernama Samarawijaya.
 
==Kepustakaan==
* Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. ''Sejarah Nasional Indonesia Jilid II''. Jakarta: Balai Pustaka.
* [[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara
* [[Slamet Muljana]]. 2005. ''Runtuhnya Kerajaan Jindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara'' (terbitan ulang 1968). Yogyakarta: LKIS
 
{{Kerajaan di Jawa}}