Norodom Sihanouk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
k perubahan redaksional
Baris 1:
{{Redirect|Sihanouk|provinsi yang mengambil nama dari Raja Sihanouk|Sihanoukville}}
{{Kotak info Sihanouk}}
'''Norodom Sihanouk''' ({{lang-km|នរោត្តម សីហនុ}}; {{lahirmati|[[Phnom Penh]], [[Kamboja Perancis|Kamboja]]|31|10|1922|[[Beijing]], [[Tiongkok]]|15|10|2012}}) adalah [[Daftar Penguasa Kamboja|Raja Kamboja]] dari 1941 sampai 1955 dan kembali dari 1993 sampai 2004. Dikenal masyarakat Kamboja dengan sebutan '''Samdech Euv''' ({{lang-km|សម្តេចឪ}}, bapak pangeran), Sihanouk menjadi raja pada 1941. Setelah [[Perang Dunia Kedua]], ia berkampanye untuk kemerdekaan Kamboja dari [[Indochina Perancis|penjajahan Perancis]] , yang dilakukan pada 1953. Pada 1955, Sihanouk turun tahta dan menyerahkan jabatan tersebut kepada ayahnya [[Norodom Suramarit]], dan membentuk organisasi politik [[Sangkum]]. Sihanouk memimpin Sangkum menuju kemenangan dalam [[pemilihan umum Kamboja 1955|pemilihan umum 1955]], dan menjadi [[Perdana Menteri Kamboja]]. Setelah ayahnya meninggal pada 1960, Sihanouk memperkenalkan sebuah [[Amendemen|amendemen konstitusi]] yang membuatnya menjadi [[Daftar Perdana Menteri Kamboja|Kepala Negara Kamboja]], sebuah jabatan yang ia pegang sampai 1970. Antara 1955 dan 1970, Sihanouk memerintah Kamboja di bawah [[Negara satu-partai|pemerintahan satu partai]], dan menindak perbedaan pandangan politik antara [[Partai Demokrat (Kamboja)|Partai Demokrat]] dan [[Pracheachon]]. Meskipun ia secara resmi mengambil posisi [[Negara netral|netral]] dalam hubungan luar negeri, pada praktiknya ia lebih berteman dengan negara-[[negara komunis]], terutama Tiongkok, ketimbang dengan Amerika Serikat dan sekutu-sekutu [[Anti-komunisme|anti-Komunisnya]].
 
Pada Maret 1970, Sihanouk [[Kudeta Kamboja 1970|dilengserkan]] oleh [[Lon Nol]] dan [[Sisowath Sirik Matak]], dalam rangka pembentukan [[Republik Khmer]]. Ia melarikan diri ke Tiongkok dan Korea Utara dan membentuk pemerintahan dalam pengasingan dan [[gerakan pemberontakan]] yang masing-masing dikenal sebagai Pemerintahan Kerajaan Uni Nasional Kamboja ([[GRUNK]]) dan [[Front Bersatu Nasional Kamboja]]. Sebagai pemimpin GRUNK, Sihanouk menggalang dukungan terhadap [[Khmer Merah]], yang bertarung melawan Republik Khmer dalam [[Perang Saudara Kamboja]]. Setelah Khmer Merah menang, sebuah pemerintahan baru, [[Kamboja Demokratik]], dibentuk. Kemudian, Sihanouk kembali ke Kamboja dan menjadi kepala negaranya. Pada 1976, Sihanouk turun dari jabatannya, yang berujung pada penahanan rumahnya. Ia ditahan sampai 1979, saat [[Perang Kamboja-Vietnam|pasukan Vietnam]] melengserkan Khmer Merah. Sihanouk mengasingkan diri kembali, dan pada 1981 ia membentuk [[FUNCINPEC]], sebuah partai pemberontak. Pada tahun berikutnya, Sihanouk dilantik sebagai Presiden [[Koalisi Pemerintahan Kamboja Demokratik]] (KPKD), yang terdiri dari tiga faksi pemberontak anti-Vietnam{{snds}}FUNCINPEC, Khmer Merah dan [[Front Pembebasan Nasional Rakyat Khmer]] (FPNRK).
Baris 30:
=== Turun tahta dan masuk politik ===
 
Pada 2 Maret 1955, Sihanouk turun tahta,<ref name="Jeldres61" /><ref>Jeldres (2005), p. 54.</ref> dan menyerahkan jabatan tersebut kepada ayahnya, Suramarit.<ref name="Jeldres44" /> Dalam pidato turun tahtanya, Sihanouk menyatakan bahwa ia turun tahta dalam rangka melepaskan dirinya dari "intrik" kehidupan istana dan dapat dengan mudamudah menyentuh masyarakat umum sebagai seorang "warga biasa". Menurut Osborne, Sihanouk turun tahta agar ia bebas berpolitik meskipun tetap mengurus tugas-tugasnya saat ia menjadi raja.<ref>Osborne (1994), p. 91.</ref> Pada April 1955, Sihanouk membentuk partai politiknya sendiri, Sangkum, dan ikut dalam [[pemilihan umum Kamboja 1955|pemilihan umum]] yang diadakan pada September 1955. Meskipun Sangkum merupakan sebuah partai politik, Sihanouk menyatakan bahwa Sangkum dipandang sebagai sebuah "organisasi" politik, dan menyatakan bahwa ia mengakomodasi orang-orang dengan [[spektrum politik|orientasi-orientasi politik]] pada kondisi tunggal yang mereka berjanji setia kepada monarki.<ref name="Osborne93">Osborne (1994), p. 93.</ref>
 
Setelah itu, beberapa partai politik dengan orientasi politik yang berbeda seperti Partai [[Renovasi Khmer]], Partai Rakyat,<ref>Chandler (1991), p. 79.</ref> dan Partai Liberal,<ref>Chandler (1991), p. 82.</ref> bergabung dengan Sangkum. Pada saat yang sama, Sihanouk bersaing dengan Partai Demokrat dan partai [[politik sayap kiri|sayap kiri]] Pracheachon, karena keduanya menolak untuk bergabung dengan partainya dan berkampanye menentangnya. Ia dilantik sebagai direktur keamanan nasional [[Dap Chhuon]],<ref>Osborne (1994), p. 97.</ref> yang memerintahkan polisi nasional untuk menahan para pemimpin mereka dan membubarkan pawai pemilihan mereka.<ref>Chandler (1991), p. 83.</ref> Ketika pemilihan diadakan, Sangkum meraih 83 persen suara valid. Mereka menduduki seluruh kursi dalam Majelis Nasional, menggantikan Partai Demokrat, yang sebelumnya menjadi [[partai mayoritas]].<ref>Jeldres (2005), p. 55.</ref> Pada bulan berikutnya, Sihanouk dilantik menjadi perdana menteri.<ref>Jeldres (2003), p. 68.</ref>