Taman Nasional Bogani Nani Wartabone: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gerildwira (bicara | kontrib)
penjelasan asal TNBNW
Gerildwira (bicara | kontrib)
penjelasan soal nama nani wartabone
Baris 33:
Perubahan fungsi tersebut berupa hutan produksi terbatas (HPT) seluas 15.012 hektare, hutan produksi (12 hektare), dan areal penggunaan lain (167 hektare). Perubahan fungsi kawasan hutan lain menjadi kawasan taman nasional yaitu hutan produksi menjadi taman nasional seluas 1.831 hektare, hutan lindung menjadi taman nasional seluas 8.146 hektare, dan hutan produksi terbatas menjadi taman nasional seluas 462 hektare. Hal ini yang membuat luasan TNBNW berubah yang semula 287.115 hektare menjadi 282.008,757 hektare.<ref name="mongabay"/>
 
Sebelumnya, taman nasional ini bernama Taman Nasional Dumoga Bone. Nama taman nasional ini berasal dari [[Nani Wartabone]], Pahlawan Nasional Indonesia. Hutan tersebut merupakan penggabungan dari Suaka Margasatwa Dumoga (93.500 hektar), Cagar Alam Bulawan (75.200 hektar), dan Suaka Margasatwa Bone (110.000 hektar). Kawasan ini ditetapkan sebagai TNBNW pada 18 November 1992, melalui surat keputusan Menteri Kehutanan saat itu.<ref name="mongabay2" /> Nama taman nasional ini sendiri diambil dari nama [[Nani Wartabone]], Pahlawan Nasional Indonesia asal Gorontalo.
 
Selain memiliki kekayaan flora dan fauna, taman nasional Bogani Nani Wartabone juga memiliki potensi wisata alam seperti air terjun, sumber air panas, goa batu dan stalaktit Hungayono, habitat burung maleo di Hungayono, dan panorama alam ''(landscape view)'' di Bukit Peapata. Namun, yang lebih terkenal di kawasan ini adalah tiga spesies kunci, yaitu burung maleo, anoa, dan babi rusa. <ref name="mongabay"/>