Shahih Bukhari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 9:
 
*Kualitas ''Rijal al-Hadis'' (para perawi hadis). Dalam masalah ini, Imam Bukhari hanya memilih hadis yang status perawinya tidak dikomentari jelek oleh para pakar hadis. Utamanya dalam hadis yang berkaitan dengan akidah atau dasar Islam. Kalau pun ada, tetapi komentar itu tidak berpengaruh. Sedangkan Imam Muslim juga mencantumkan hadis yang status perawinya diperselisihkan. Inilah alasan Shahih Bukhari lebih utama dari Shahih Muslim.
*''Ittishal as-Sanad'' (ketersambungan sanad [perawi hadis]). Sedangkan dalam masalah ini, Imam Bukhari menekankan murid mendengar langsung dari gurunya atau paling tidak bertemu walaupun hanya sekali. Beliu tidak mencantumkan hadis ''mu'an'an'' (hadis yang di dalamnya ada perawi tidak dikenal). Kecuali jika berasal dari seorang perawi yang terbukti secara kuat telah mendengar dari gurunya. Sedangkan Imam Muslim tidak menetapkan syarat seketat ini.<ref name="Shahih Bukhari Indonesia">{{Cite web|url=http://maktabah.istinbat.com/shahih-bukhari|title=Shahih Bukhari Indonesia|website=maktabah.istinbat.com|language=id|access-date=2017-03-02}}</ref>
 
== Penomoran hadis ==
Ada beberapa perbedaan dalam metode penomoran hadis-hadis dalam kitab Shahih Bukhari. Hal ini disebabkan pada awalnya Imam Bukhari memang tidak memberikan nomor dalam menyusun shahihnya. Penomoran diperkenalkan oleh peneliti hadis kontemporer untuk memudahkan pencarian.
 
Yang populer digunakan adalah metode penomoran Fuad Abdul Baqi (7563 hadis) yang dipakai dalam kitabnya Fath al-Bari, penomoran Dr. al-Bigha (7124 hadis) dan penomoran al-Alamiyah (7003 hadis). <ref>{{Cite web|url=http://maktabah.istinbat.com/shahih-bukhari|titlename="Shahih Bukhari Indonesia|website=maktabah.istinbat.com|language=id|access-date=2017-03-02}}<"/ref>
 
== Referensi ==
Baris 38:
{{Literatur hadis Sunni}}
 
[[CategoryKategori:Kitab hadis]]
[[CategoryKategori:Sunnah]]