Motinggo Boesje: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menambahkan pendidikan dan karier, tanggapan atas karya motinggo, daftar karya, dan referensi.
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 20:
 
== Latar Belakang Keluarga ==
Motinggo lahir dari pasangan Djalid Sutan Raja Alam dan Rabiah Jakub yang berasal dari [[Suku Minangkabau|Minangkabau]]. Ibunya berasal dari [[Matur, Agam|Matur]] dan ayahnya dari [[Sicincin, 2x11 Enam Lingkung, Padang Pariaman|Sicincin, Padang Pariaman]]. Setelah menikah, mereka berdua pergi merantau ke [[Kota Bandar Lampung]]. Di sana ayahnya bekerja sebagai [[pegawai]] [[Koninklijke Paketvaart Maatschappij]] di Kupang Kota, sedangkan ibunya mengajar ilmu [[agama]] dan [[bahasa Arab]]. Ketika usianya mendekati 12 tahun, kedua orang tuanya meninggal dunia. Sepeninggal orang tuanya, Motinggo diasuh neneknya di [[Bukittinggi]] hingga ia menamatkan SLA-C.
 
== Nama dan Gelar ==
Baris 30:
Tahun 1952 ia mengisi acara sandiwara radio RRI studio Bukittinggi.<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 319</ref> Ia sempat menjadi redaktur kepala Penerbitan Nusantara ([[1961]]-[[1964]]) dan Ketua II Koperasi Seniman Indonesia.
 
Awal kariernya dalam dunia tulis-menulis dimulai ketika [[Tomoyuki Yamashita]] datang ke rumahnya memberi [[mesin ketik]]. Mesin itu akhirnya menjadi sahabatnya untuk mencurahkan ide-idenya. Semenjak tekun membaca buku-buku sastra [[Balai Pustaka]], minatnya tumbuh untuk terjun di dunia sastra. Dramanya, ''Malam Jahanam'' ([[1958]]), mendapat hadiah pertama sayembara penulisan drama dari [[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]] bagian kesenian pada tahun 1958. Cerpennya, "Nasihat Buat Anakku", mendapat hadiah majalah ''Sastra'' pada tahun [[1962]].
 
Ia memasuki dunia film sejak tahun 1960 ketika ceritanya, "Si Pendek dan Sri Panggung" difilmkan sutradara Alam Suawidjaja dan dia menjadi pembantunya.<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 319</ref>
Baris 37:
 
== Tanggapan atas karya Motinggo ==
Novelnya, ''Bibi Marsiti'' (1964) yang menjadi titik awal peralihannya ke penulisan yang lebih populer, mendapat serangan dari Lekra. Ketika berceramah tentang karyanya di TIM pada tahun 1969 ia mendapat kritik tajam dari kalangan sastra.
 
Novel-novelnya banyak difilmkan, di antaranya ''Di Balik PIntu Dosa'' (1970), ''Tiada Maaf Bagimu'' (1971), dan ''Insan Kesepian'' (1971).<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 319</ref>
 
Sepanjang hidupnya Motinggo telah menulis lebih dari 200 karya yang sampai saat ini masih tersimpan di Perpustakaan Kongres di [[Washington, D. C.]]. Di taman kota [[Seoul]], [[Korea Selatan]], namanya terpahat di antara 1.000 sastrawan dunia. Karya-karyanya banyak diterjemahkan ke bahasa asing, antara lain [[bahasa Ceko]], [[Bahasa Inggris|Inggris]], [[Bahasa Belanda|Belanda]], [[Bahasa Perancis|Perancis]], [[Bahasa Jerman|Jerman]], [[Bahasa Korea|Korea]], [[Bahasa Jepang|Jepang]], dan [[Bahasa Mandarin|Mandarin]].
Baris 67:
* ''Fatimah Chen Chen'' (1999)
 
=== Drama ===
 
* Badai Sampai Sore (1962)