Devaluasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sdavidsubijanto (bicara | kontrib)
k Menambahkan pranala internal pada kata "Soeharto" dan frasa "Order Baru"
Sdavidsubijanto (bicara | kontrib)
k Menambahkan paranala internal pada frasa "Perang Arab-Israel 1973" ke halaman "Perang Yom Kippur"
Baris 5:
Masa pemerintahan Presiden [[Soeharto]] ([[Orde Baru]]) melalui Menkeu [[Ali Wardhana]]. [[Amerika Serikat]] pada 15 Agustus 1971 harus menghentikan pertukaran dolar dengan [[emas]]. Presiden [[Richard Nixon]] cemas dengan terkurasnya cadangan emas AS jika dollar dibolehkan terus ditukar emas, sedang nilai waktu itu US$34,00 sudah bisa membeli 1 onz emas. [[Soeharto]] tidak bisa mengelak dari dampak gebrakan Nixon dan Indonesia mendevaluasi Rupiah pada [[21 Agustus]] 1971 dari Rp378,00 menjadi Rp415,00 per 1 US$.
=== 15 November 1978 ===
Masa Pemerintahan Presiden [[Soeharto]] melalui Menkeu Ali Wardhana. Walaupun Indonesia mendapat rezeki kenaikan harga minyak akibat [[Perang ArabYom -Kippur|Perang Arab-Israel 1973]], tetapi [[Pertamina]] justru nyaris bangkrut dengan utang US$10 miliar dan [[Ibnu Sutowo]] mengundurkan diri sebagai dirut pada [[1976]]. Tetap tidak bisa dihindari devaluasi kedua oleh [[Soeharto]] pada [[15 November]] 1978 dari Rp415,00 menjadi Rp625,00 per 1 US$.
=== 30 Maret 1983 ===
Masa Pemerintahan Presiden [[Soeharto]] melalui Menkeu [[Radius Prawiro]]. Pada saat itu Menkeu Radius Prawiro mendevaluasi rupiah 48%, jadi hampir sama dengan menggunting nilai separuh. Kurs 1 dolar AS naik dari Rp702,50 menjadi Rp970,00.