Abdullah bin Jahsy: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perkaraiman6 (bicara | kontrib)
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
Menolak perubahan teks terakhir (oleh Perkaraiman6) dan mengembalikan revisi 13134747 oleh Mohamadhzanhari
Baris 22:
'''Abdullah bin Jahsy bin Ri’ab bin Ya‘mur al-Asadi''' ([[bahasa Arab]]: {{lang|ar|عبد الله بن جحش بن رئاب بن يعمر الأسدي}}, lahir {{circa}} 40 sebelum [[Kalender Hijriyah|hijrah]] – wafat di [[Madinah]], 3 [[Kalender Hijriyah|H]] ([[625]] M)) adalah seorang [[Sahabat Nabi|sahabat]], sepupu, dan sekaligus saudara ipar [[Nabi Muhammad]].{{sfn|Az-Zirakli|2002}}{{sfn|Al-Mishri|2015|p=404}} Abdullah termasuk [[pemeluk Islam pertama]].{{sfn|Ibn Sa'ad|1990|p=65}} Dia memimpin pasukan pertama dalam [[Islam]] yang sukses, yaitu pasukan [[Ekspedisi Nakhlah]].{{sfn|Al-Asqalani|p=32}} Dia [[syahid]] dalam [[Perang Uhud]] bersama paman Nabi, [[Hamzah bin Abdul-Muththalib]].{{sfn|Az-Zirakli|2002}}
 
== Biografi dan Kisah Lengkap ==
Ayahnya adalah Jahsy bin Ri’ab bin Ya‘mur, keturunan Bani Ghanam bin Dudan bin Asad bin Khuzaimah.{{sfn|Ibn Sa'ad|1990|p=65}} Kabilah [[Bani Ghanam al-Asadi|Bani Ghanam]] dari [[Bani Asad bin Khuzaimah]] adalah salah satu kabilah [[suku Quraisy]]. Bani Ghanam bersekutu dengan [[Bani Abdu Syams]], sukunya [[Utsman bin Affan]].{{sfn|Al-Asqalani|p=31}} Semua laki-laki dan perempuan dari suku Bani Ghanam masuk Islam dan hijrah ke Madinah.{{sfn|Ibn Sa'ad|1990|p=66}}{{sfn|Ibn Sa'ad|1990|p=65}} Ibunya adalah Umaimah binti Abdul-Muththalib bin Hasyim bin Abdi-Manaf bin Qushay, bibi Nabi Muhammad.{{sfn|Ibn Sa'ad|1990|p=65}} Dia memiliki dua saudara, Ubaidullah dan Abu Ahmad, yang bersama-sama ketiganya masuk Islam sebelum dakwah Nabi Muhammad di [[Darul Arqam]],{{sfn|Ibn Sa'ad|1990|p=65}} dan seorang saudari yang dinikahi Nabi Muhammad, [[Zainab binti Jahsy]].{{sfn|Az-Zirakli|2002|p=76}}
 
'''[[Http://www.perkaraiman.com/2017/09/kisah-abdullah-bin-jahsy-ra-lengkap.html|Kisah Abdullah Bin Jahsy R.a Lengkap]]''' - Tokoh sahabat yang akan kami paparkan saat ini adalah seseorang yang
 
begitu akrab dengan Nabi Saw dan salah seorang yang pertama kali
 
memeluk Islam.
 
Dia adalah anak dari bibi (sepupu) Rasulullah Saw, karena ibu
 
Abdullah yang bernama Umaimah binti Abdul Muthalib adalah bibi
 
Rasulullah Saw.
 
Dia juga menjadi ipar Rasulullah Saw, karena saudarinya yang
 
bernama Zainab binti Jahsy adalah salah seorang istri Nabi Saw dan
 
menjadi salah seorang ummahatul mu’minin.
 
Dia adalah orang yang pertama disematkan dengan panji Islam. Dia
 
juga yang merupakan orang pertama yang mendapatkan gelar Amirul
 
Mukminin. Dialah Abdullah bin Jahsy Al Asady
 
Abdullah bin Jahsy masuk Islam sebelum Nabi Saw masuk ke dalam
 
Darul Arqam. Dia juga termasuk orang-orang pertama yang masuk Islam.
 
Saat Nabi Saw mengizinkan para sahabatnya untuk berhijrah ke
 
Madinah untuk menyelamatkan agama mereka dari siksaan kaum Quraisy,
 
Abdullah bin Jahsy adalah menjadi orang kedua kaum Muhajirin karena
 
tidak ada yang mampu mendahuluinya mendapatkan kemuliaan ini selain
 
Abu Salamah.
 
16 Berhijrah di jalan Allah Swt dengan meninggalkan keluarga dan tanah
 
air bukanlah hal yang baru bagi Abdullah bin Jahsy. Sebelumnya, ia pernah
 
berhijrah bersama beberapa anggota keluarganya ke Habasyah.
 
Akan tetapi hijrahnya kali ini terasa lebih luas dan lengkap. Semua
 
keluarga dan kerabatnya turut berhijrah bersamanya. Tak kurang anakanak
 
ayahnya baik pria maupun wanita. Tua ataupun muda, bahkan anakanak.
 
Rumahnya adalah rumah Islam dan sukunya adalah suku iman.
 
_________________________________________________
 
16 Abu Salamah adalah Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal Al Makhzumy Al Qurasy, salah seorang
 
yang pertama masuk Islam. Dia adalah saudara sesusu dengan Nabi Saw. Ia menikahi Ummu Salamah
 
_________________________________________________
 
yang kemudian menjadi istri Nabi begitu Abu Salamah wafat. Ia meninggal di Madinah setelah kembali
 
dari perang Badr… Lihat profil Ummu Salamah dalam kitab Shuwar min Hayatis Sahabiyat karya
 
penulis.
 
_________________________________________________
 
Sebelum mereka meninggalkan Mekkah, nampak kampung mereka
 
terlihat begitu sedih dan haru. Ia nampak kosong tak berpenghuni. Seolah
 
ia belum pernah terisi dan tidak pernah terjadi percakapan dalam rumah
 
yang ada di dalamnya.
 
Tidak lama berselang sejak Abdullah berhijrah bersama orang yang
 
mengikutinya, maka beberapa pembesar Quraisy keluar berkeliling
 
kampung di Mekkah untuk mengetahui siapa di antara kaum muslimin
 
yang telah pergi meninggalkan kampung mereka dan siapa yang masih
 
diam menetap.Salah seorang dari pembesar Quraisy tadi adalah Abu Jahl
 
dan Utbah bin Rabiah.
 
Maka Utbah memandang ke arah rumah-rumah Bani Jahsy yang ditiup
 
angin pembawa debu dan pintu-pintu yang terbuka. Demi melihat itu
 
Utbah berkata: “Kampung Bani Jahsy kini menangisi penduduknya...” Abu
 
Jahl lansung menimpali: “Siapakah mereka sehingga kampung ini
 
menangisinya?!” Kemudian Abu Jahl meletakan tangannya di tembok
 
rumah Abdullah bin Jahsy, dan rumah tersebut adalah rumah yang paling
 
bagus dan kaya di antara yang lainnya. Dan Abu Jahl berkuasa atas rumah
 
tersebut dan apa yang ada di dalamnya seolah ia adalah pemiliknya.
 
Begitu Abdullah bin Jahsy mendengar apa yang dilakukan Abu Jahl
 
terhadap rumahnya, maka ia melaporkannya kepada Rasulullah Saw. Maka
 
Nabi Saw bertanya kepadanya: “Apakah engkau tidak rela, ya Abdullah jika
 
Allah Swt akan menggantikannya dengan sebuah istana di surga?” Ia
 
menjawab: “Tentu, saya rela ya Rasulullah!” Rasul bersabda: “Nah..
 
begitulah!”
 
Maka menjadi tenanglah jiwa dan hati Abdullah.
 
Hampir saja Abdullah bin Jahsy tidak sampai ke Madinah setelah
 
melalui perjalanan yang panjang dan melelahkan dalam hijrahnya yang
 
pertama dan kedua.
 
Hampir saja ia merasakan ketentraman di bawah naungan kaum
 
Anshar; setelah ia merasakan penyiksaan yang dilakukan oleh kaum
 
Quraisy, sehingga ia merasakan dengan izin Allah penyiksaan yang begitu
 
berat yang ia rasakan sepanjang hidupnya sejak ia masuk ke dalam Islam.
 
Marilah kita mendengarkan kisah pengalaman yang pahit dan
 
menyakitkan ini.
 
Rasulullah Saw mengirimkan 8 orang dari para sahabatnya untuk
 
melakukan tugas kemiliteran dalam Islam, salah seorang dari mereka
 
adalah Abdullah bin Jahsy dan Sa’d bin Abi Waqash. Rasul Saw bersabda:
 
“Aku akan menunjuk pemimpin di antara kalian yaitu orang yang paling
 
kuat merasakan lapar dan haus.” Kemudian Rasul menyematkan panji
 
_________________________________________________
 
mereka kepada Abdullah bin Jahsy; dan karenanya ia menjadi amir pertama
 
yang ditunjuk untuk memimpin sekelompok orang dari kaum mukminin.17
 
Rasulullah menunjukkan tujuan yang harus ditempuh oleh pasukan
 
Abdullah bin Jahsy dan Beliau memberikan sebuah surat kepadanya. Rasul
 
memerintahkan kepada Abdullah agar tidak membukanya kecuali setelah
 
menyusuri perjalanan selama dua hari.
 
Tatkala dua hari perjalanan telah ditempuh oleh pasukan,maka
 
Abdullah bin Jahsy membuka surat tersebut, ternyata di dalamnya tertulis:
 
“Jika engkau telah membaca suratku ini maka berjalanlah ke arah sebuah
 
pohonkurma yang berada di antara Thaif dan Mekkah. Pantaulah suku
 
Quraisy dari sana, dan sampaikan kepada kami informasi tentang
 
mereka....”
 
Begitu Abdullah bin Jahsy selesai membaca surat tersebut ia langsung
 
berkata: “Baik, kami akan mentaati perintah Nabi Allah.”
 
Lalu ia berkata kepada para sahabatnya: “Rasulullah Saw
 
memerintahkan aku untuk pergi ke sebuah pohon kurma yang dituju agar
 
aku dapat memantau suku Quraisy sehingga aku dapat memberikan
 
informasi tentang mereka. Beliau melarangku untuk memaksa salah
 
seorang di antara kamu untuk pergi menemaniku. Siapa yang ingin
 
mendapatkan kesyahidan dan ingin melakukannya, maka silahkan
 
menemaniku, barang siapa yang enggan melakukannya maka silahkan
 
kembali dan ia tidaklah tercela.”
 
Kaumnya menjawab: “Kami mendengar dan taat kepada Rasulullah
 
Saw. Kami akan berangkat bersamamu sebagaimana Nabi menyuruhmu.”
 
Lalu pasukan tadi melanjutkan perjalanan mereka hingga tiba di pohon
 
kurma yang dimaksud dan mereka lalu mencari berita lewat kafilah yang
 
lewat untuk mendapatkan informasi tentang kaum Quraisy.
 
Mereka masih melakukan tugas hingga akhirnya mereka melihat dari
 
kejauhan datangya sebuah kafilah Quraisy yang terdiri dari 4 orang yaitu
 
Amr bin Al Hadramy, Al Hakam bin Kaisan,Utsman bin Abdullah dan
 
saudaranya yang bernama Al Mughirah.
 
Mereka berempat membawa
 
barang dagangan suku Quraisy yang berisikan antara lain kulit, anggur
 
kering dan komoditas lain yang biasa diperdagangkan oleh suku Quraisy.
 
Ketika itu para sahabat Rasul tadi mulai bermusyawarah. Hari itu
 
adalah hari terakhir dari bulan-bulan haram18 dimana perang dilarang.
 
Mereka lalu berkata: Jika kita membunuh mereka sekarang, maka kita
 
membunuh mereka dalam bulan haram. Dan itu berarti merusak
 
_________________________________________________
 
17 Diriwayatkan bahwa panji pertamayang disematkan dalam Islam adalah yang diberikan
 
kepada Hamzah bin Abdul Muthalib ra, ada juga yang berpendapat berbeda.
 
18 Bulan-bulan Haram adalah Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab. Bangsa Arab
 
melarang terjadinya perang dalam bulan-bulan ini.
 
_________________________________________________
 
kehormatan bulan ini dan dapat membangkitkan amarah semua bangsa
 
Arab... Jika kita membiarkan mereka, hingga hari ini berakhir maka
 
mereka akan masuk ke tanah haram19 dan mereka akan berada dalam
 
wilayah yang aman sehingga tidak bisa kita serang.”
 
Mereka terus bermusyawarah hingga mereka sepakat untuk menyerang
 
mereka dan membunuhnya dan merampas harta bawaan mereka sebagai
 
ghanimah... dalam beberapa saat saja mereka dapat membunuh salah
 
seorang dari mereka20, menawan 2 orang21, dan satunya lagi berhasil
 
melarikan diri.
 
Abdullah bin Jahsy dan para sahabatnya menggiring kedua tawanan
 
dan barang bawaannya menuju Madinah. Begitu mereka menghadap
 
Rasulullah saw dan mengetahui apa yang mereka telah lakukan maka
 
Rasulullah Saw langsung menolaknya dengan keras. Beliau bersabda
 
kepada mereka: “Demi Allah, aku tidak memerintahkan kalian untuk
 
berperang. Aku memerintahkan kalian untuk memberikan informasi
 
tentang kaum Quraisy dan mengawasi gerak-gerik mereka.”
 
Rasul Saw melihat kondisi kedua tawanan tadi dan memutuskan
 
perkara mereka... Rasul Saw menolak barang bawaan mereka dan Beliau
 
tidak mengambil sedikitpun darinya.
 
Pada saat itu Abdullah bin Jahsy dan para sahabatnya merasa amat
 
menyesal dan mereka merasa yakin bahwa mereka akan celaka karena
 
melanggar perintah Rasulullah Saw.
 
Beban terasa semakin bertambah bagi mereka saat para sahabat mereka
 
yang lain mulai mencerca mereka dan menjauh saat berpapasan dengan
 
mereka dengan berkata: “Mereka telah melanggar perintah Rasulullah
 
Saw!”
 
Mereka semakin merasa terjepit saat mengetahui bahwa suku Quraisy
 
menjadikan kejadian ini sebagai preseden buruk untuk mengalahkan dan
 
menangkap Rasulullah Saw dan menyebarkan berita ini ke seluruh kabilah
 
Arab. Kaum Quraisy mengatakan: “Muhammad kini telah menghalalkan
 
bulan haram. Ia telah menumpahkan darah, merampas harta dan menahan
 
tawanan.”
 
Tidak usah ditanyakan betapa kesedihan yang dirasakan oleh Abdullah
 
bin Jahsy dan para sahabatnya akibat derita yang mereka rasakan. Dan juga
 
_________________________________________________
 
19 Maksudnya memerangi mereka adalah tindakan yang haram karena mereka sudah memasuki
 
tanah haram Mekkah.
 
20Dia adalah Amr bin Al Hadhramy
 
21Salah seorang dari mereka adalah Al Hakam bin Kaisan budak Hisyam bin Al Mughirah orang
 
tua Abu Jahl. Ia masuk Islam dan menjalankan keislamannya dengan baik dan ia mati syahid dalam
 
peristiwa Bi’ru Ma’unah.
 
_________________________________________________
 
karena rasa malu mereka kepada Rasulullah Saw karena telah membuat
 
Rasulullah Saw dalam kesusahan.
 
Saat bencana begitu besar terasa menimpa mereka, dan musibah yang
 
berat terasa maka datanglah sebuah kabar gembira yang mengabarkan
 
bahwa Allah Swt telah ridha dengan perbuatan mereka. Dan Allah telah
 
menurunkan sebuah ayat kepada Nabi-Nya tentang hal ini.
 
Janganlah ditanya betapa gembiranya mereka. Para manusia saat itu
 
berdatangan kepada mereka sambil memeluk dan mengucapkan selamat;
 
dan mereka semua membacakan ayat yang turun berkenan dengan apa
 
yang telah mereka perbuat yang tercantum dalam Al Qur’an Al Karim.
 
Telah turun kepada Nabi Saw firman Allah Swt:
 
“Mereka bertanya tentang berperang pada bulan Haram.
 
Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi
 
menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah,
 
(menghalangi masuk) Masjidil Haram dan mengusir penduduknya
 
dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat
 
fitnah lebih besar (dosanya) dari pada membunuh.” (QS. Al-Baqarah,[2] : 217)
 
Begitu ayat-ayat ini turun maka jiwa Rasulullah Saw menjadi tenang;
 
maka Rasul baru mau mengambil barang bawaan tadi sebagai ghanimah
 
dan meminta tebusan dari dua tawanan tadi. Dan ia pun menerima akan
 
tindakan yang dilakukan oleh Abdullah bin Jahsy dan para sahabatnya;
 
karena perang yang mereka lakukan menjadi sebuah peristiwa besar dalam
 
sejarah kaum muslimin. Ghanimah dalam peristiwa ini adalah ghanimah
 
pertama yang diambil dalam sejarah Islam. Musuh yang terbunuh dalam
 
peristiwa ini adalah orang musyrik pertama yang ditumpahkan darahnya
 
oleh kaum muslimin. Kedua tawanannya adalah tawanan pertama yang
 
berhasil ditangkap oleh kaum muslimin. Panji pasukan ini adalah panji
 
pertama yang disematkan oleh tangan Rasulullah Saw. dan amir pasukan
 
ini adalah Abdullah bin Jahsy sebagai orang pertama yang dipanggil
 
dengan Amirul Mukminin.
 
Lalu terjadilah peristiwa Badr dimana Abdullah Bin Jahsy mendapatkan
 
ujian yang paling terhormat yang cocok dengan keimanannya.
 
Kemudian datanglah peristiwa Uhud. Abdullah bin Jahsy dan temannya
 
yang bernama Sa’d bin Abi Waqash memiliki sebuah kisah yang tak
 
terlupakan. Sekarang kita persilahkan Sa’d untuk bercerita kisah mereka
 
berdua.
 
Sa’d bin Abi Waqash berkisah: “Saat perang Uhud, Abdullah bin Jahsy
 
menemuiku sambil bertanya: ‘Apakah engkau sudah berdo’a kepada Allah?’
 
Aku menjawab: ‘Sudah.’ Lalu kami menepi dan akupun berdo’a: “Ya Tuhan,
 
jika aku berjumpa dengan seorang musuh, maka pertemukanlah aku
 
dengan seorang yang kuat dan bengis sehingga aku memeranginya dan ia
 
memerangiku. Berikanlah aku kemenangan atasnya sehingga aku dapat
 
membunuhnya dan mengambil barang bawaannya.” Lalu Abdullah bin
 
Jahsy mengaminkan do’aku. Kemudian Abdullah berdo’a: “Ya Allah,
 
berikanlah kepadaku seorang musuh yang kuat dan bengis sehingga aku
 
dapat memeranginya di jalan-Mu dan ia memerangiku. Lalu ia dapat
 
mengalahkan aku dan mengambil hidung dan telingaku. Jika esok aku
 
menjumpai-Mu, Engkau akan bertanya: ‘Mengapa hidung dan telingamu
 
terputus?’ aku akan menjawabnya: ‘Keduanya terputus karena berjuang di
 
jalan-Mu dan membela Rasul-Mu’ dan Engkau pun akan berkata: ‘Engkau
 
benar!’
 
Sa’d bin Abi Wqash berkata: “Do’a Abdullah bin Jahsy lebih baik dari
 
do’aku. Pada penghujung hari aku melihatnya. Ia telah terbunuh dan
 
tercabik-cabik. Hidung dan telinganya tergantung di sebuah pohon dengan
 
sebuah benang.
 
Allah Swt telah mengabulkan do’a Abdullah bin Jahsy dan
 
memuliakannya dengan mendapatkan syahadah sebagaimana Allah telah
 
memuliakan pamannya pemimpin para syuhada yaitu Hamzah bin Abdul
 
Muthalib.
 
Maka Rasulullah Saw menguburkan mereka berdua dalam satu kubur,
 
dan air mata Beliau yang suci membasahi kubur mereka yang harum
 
dengan semerbak bau syahadah.
 
=== Termasuk generasi ''as-Sābiqūn al-Awwalūn'' ===