Abdul Hakim Harahap: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
menambah referensi tulisan
Baris 40:
|footnotes=
}}
'''Abdul Hakim Harahap''' adalah seorang [[politikus]] asal [[Indonesia]] tokoh Agamawan Islam dari Partai [[Masyumi]]. {{PAGENAME}} pernah menjabat antara lain sebagai
[[Gubernur Sumatera Utara]] (1951-1953) dan [[Daftar Wakil Perdana Menteri Indonesia|Wakil Perdana Menteri Indonesia]] (1950).
 
Adalah Abdul Hakim Harahap tokoh yang dimaksud. Dia putra Sumut yang pernah menjadi Residen Tapanoeli. Meski basic-nya ekonom, Abdul Hakim bisa disebut sebagai politikus jempolan di Indonesia. Buktinya, dia dipercaya sebagai penasihat republik ke Konfrensi Meja Bundar yang dipimpin oleh M Hatta. Sejatinya, usai konfrensi yang berujung pada pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda itu, Abdul Hakim yang menguasai bahasa Inggris, Belanda, dan Perancis akan pulang kampung ke Sumatera Utara. Namun, panggilan ibu pertiwi lebih kuat. Dia berangkat ke Jogjakarta karena diangkat sebagai Wakil Perdana Menteri Kabinet Halim yang merupakan kabinet terakhir di Jogjakarta. Pengangkatan itu terjadi pada 1950.
'''Abdul Hakim Harahap''' adalah seorang [[politikus]] asal [[Indonesia]] tokoh Agamawan Islam dari Partai [[Masyumi]]. {{PAGENAME}} pernah menjabat antara lain sebagai
[[Gubernur Sumatera Utara]] (1951-1953) [[Daftar Wakil Perdana Menteri Indonesia|Wakil Perdana Menteri Indonesia]] (1950) dan [[Menteri Dalam Negeri|Menteri Negara]] (1956). Abdul Hakim turut serta dalam Konfrensi Meja Bundar . Abdul Hakim sebagai ketua Republik Indonesia ,menyatukannya Republik Indonesia Serikat yang diketuai Prof. Soemitro , mereka menggabungkannya menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Abdul Hakim juga menghapuskan Uni Indonesia Serikat diwilayah Republik Indonesia Serikat atas persetujuan Sultan Hamid 2 sebagai ketua RIS. Abdul Hakim bersama Burhanuddin Harahap tidak mau membayar Sisa Hutang Hindia Belanda.
 
Barulah kemudian, tepatnya setahun kemudian (1951) Abdul Hakim pulang kampung dan menjadi Gubsu. Tidak ada yang bisa menentangnya. Pasalnya, dia adalah pemilik portofolio tertinggi, republiken sejati. Selain wakil perdana menteri, pada era Belanda Abdul Hakim Harahap adalah pejabat ekonomi tertinggi di Indonesia Timur (Makassar). Pada era Jepang direkrut militer Jepang untuk bekerja membentuk Dewan Tapanoeli. Apalagi, Gubsu keempat yang menjabat sejak 1951 hingga 1953 ini juga tidak asing dengan Kota Medan. Pada 1927-1937 dia menjadi anggota dewan kota (gemeeteraad) Medan yang mengusulkan dibangunnya rumah sakit dan pasar sentral Medan.
Abdul Hakim juga berhasil menyelesaikan Konflik [[DII ACEH]], pemberontakan Aceh pertama terjadi pas masa dia jadi Gubernur Sumbagut, setelah Abdul Hakim jadi Mentri Negara diapun mengabulkan tuntutan Daud Beureuh tentang pendirian Propinsi Aceh lepas dari Sumbagut atas dukungan Perdana Mentri [[Burhanuddin Harahap]]. Abdul Hakim juga mendirikan [[Universita Sumatera Utara]] ( UNSYIAH, USU, UNIMED,POLMED), dia juga mendirikan [[Stadion Teladan]] di Medan dan Stadion Harapan Bangsa di Banda Aceh.
 
Pemberontakan Masyumi dengan nama PRRI di Sumatera Barat turut menutup karierAbdul Hakim, Ketua partai Masyumi tidak boleh naik kepentas politik lagi Oleh Soekarno.
 
== Referensi ==
 
{{reflist}}https://halosumut.com/abdul-hakim-harahap-sebelum-gubsu-jadi-wakil-perdana-menteri-dulu/<nowiki/>{{Wakil Perdana Menteri Indonesia}}
{{reflist}}
 
{{Wakil Perdana Menteri Indonesia}}
{{indo-bio-stub}}