Drestadyumna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Riddlemarwan07 (bicara | kontrib)
k Typo
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{TM Infobox|
| Image = Drestadyumna-klDrishtadyumna as Commander in chief of Pandava's Army.jpg
| Caption = Drestadyumna dalamsebagai versipanglima wayangpasukan Jawa[[Pandawa]]. Ilustrasi dari ''Mahabharata'', Geeta Press.
| Nama = Drestadyumna
| Tokoh = ''Mahabharata''
| Kitab = ''[[Mahabharata]]''
| Ayah = [[Drupada]]
| Tempat = [[Kampilya]]
| Devanagari = धृष्टद्युम्न
| Ejaan_Sanskerta = DhrishtadyumnaDhṛṣṭadyumna
| Nama_lain = Prestajumna; Trustajumena
| Asal = [[Kerajaan Panchala]]
}}
[['''Drestadyumna]]''' ([[{{Sanskerta]]: |धृष्टद्युम्न, ''dhrishtadyumna'')|Dhṛṣṭadyumna}} adalah seorang tokoh dari [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Dia merupakan kakak bagi [[Dropadi]] dan [[Srikandi]], keturunan Raja [[Drupada]] yang berasal dari [[Kerajaan Panchala]]. Ia berada di pihak [[Pandawa]] saat [[perang di Kurukshetra]]. Dialah yang membunuh Resi [[Drona]]. Saat Sang Resi tertunduk lemas dan kehilangan seluruh daya kekuataanya, sebagai akibat dari kabar bohong tentang meninggalnya sang putera [[Aswatama]], Drestadyumena maju dan memenggal leher Sang Resi.
 
Tokoh ini dikenal sebagai pembunuh Resi [[Drona]]. Dalam [[perang di Kurukshetra]], saat sang resi tertunduk lemas dan kehilangan seluruh daya kekuataannya untuk bertarung—sebagai akibat dari kabar bohong tentang meninggalnya sang putra, [[Aswatama]]—Drestadyumena maju dan memenggal leher Sang Resi. Pada akhirnya, tokoh ini dikisahkan tewas secara tragis, yaitu terbunuh saat beristirahat di kemahnya.
== Arti nama ==
 
Dalam [[bahasa Sanskerta]], nama ''Dhristadyumna'' secara [[harfiah]] berarti "diagungkan karena keberaniannya".
 
== KelahiranRiwayat ==
 
SaatDalam ''[[Mahabharata]]'' dikisahkan tentang perselisihan antara [[Drona]] (guru para [[Pandawa]] dan [[Korawa]]) dengan [[Drupada]], raja di Panchala. Setelah Drona berhasil merebut separuh [[Kerajaan Panchala]] dari tangan [[Drupada]], kebencian Drona terhadap Drupada lenyap,. namun sebaliknyaSebaliknya, Drupada membenci Drona untuk selama-lamanya dan berambisi untuk membalas dendam. Ia tahu bahwa Drona sulit dikalahkan sebab Drona merupakan murid [[Parasurama|Bhargawa]] dan memiliki senjata ilahi. Akhirnya Drupada memutuskan untuk menyelenggarakan upacara [[yadnya]] yang disebut ''Putrakama'' supaya memperoleh puteraputra yang bisa membunuh Drona. Dengan dibantu oleh para [[resi]], upacara tersebut terselenggara dengan baik. Dari dalam api upacara, munculah seorang pemuda gagah, lengkap dengan [[baju zirah]] dan [[senjata]]. Atas sabda dari langit, anak tersebut diberi nama Drestadyumna.
 
Drestadyumna menjadi pembawa acara [[sayembara]] adiknya, [[Dropadi]]. Demi melangsungkan acara tersebut, ia dan ayahnya mengundang seluruh raja dan pangeran di seluruh [[Bharatawarsha]] (India Kuno), termasuk kaum [[brahmana]] di Panchala. Sayembara tersebut mensyaratkan para pelamar untuk menembak sasaran secara tepat dengan menggunakan panah. Tiada [[kesatria]] yang berhasil melakukannya, kecuali [[Karna]], namun akhirnya ditolak Dropadi. Kemudian sayembara diulang kembali, dan seorang brahmana memenangkan sayembara tersebut sehingga berhak mempersunting adik Drestadyumna. Sebagaimana adat di [[India]], brahmana adalah kaum yang bergelut dalam kerohanian dan upacara, dan bukan pemegang senjata sebagaimana kaum kesatria. Maka dari itu, Drestadyumna merasa penasaran dan menyelidiki brahmana tersebut, lalu akhirnya mendapati bahwa ia adalah [[Arjuna]] yang sedang menyamar.<ref name="Positive thinking: Dhrishtadyumna"/>
== Kematian ==
 
Saat konflik antara [[Pandawa]] dan [[Korawa]] memuncak, [[perang di Kurukshetra|perang besar]] tidak bisa dielakkan lagi. Kedua pihak memutuskan untuk mengadakan perang di lapangan [[Kurukshetra]], [[India Utara]]. Karena ikatan kekerabatan, maka kerajaan Panchala memihak Pandawa. Atas pertimbangan dari [[Kresna]], penasihat kubu Pandawa, maka Drestadyumna dipilih sebagai panglima. Pangkat tersebut tidak tergantikan oleh siapa pun sampai peperangan berakhir. Sementara itu, kubu Korawa memilih [[Bisma]] sebagai panglima, yang kemudian tergantikan oleh [[Drona]] setelah kekalahan Bisma pada pertempuran di hari ke-10.
Setelah [[Perang di Kurukshetra|perang besar]] berakhir, putera dari Resi Drona, yaitu [[Aswatama]], bersama dengan [[Krepa]] dan [[Kertawarma]], melakukan pembalasan dendam dengan membantai hampir semua putera-puteri, cucu, dan kerabat [[Pandawa]], termasuk yang menjadi korban adalah Drestadyumena sendiri, [[Srikandi]], dan [[Pancawala]]. Pembantaian tersebut dilakukan pada malam hari, ketika pasukan Pandawa sedang tertidur lelap. Kisah tersebut terdapat dalam kitab [[Sauptikaparwa]].
 
Pada pertempuran di hari ke-15, [[Kresna]] mengatur siasat untuk mengalahkan Drona. Ia tahu bahwa Drona tidak akan terkalahkan selama semangat bertarungnya masih ada. Maka dari itu, ia menyuruh [[Bhima|Bima]] untuk membunuh seekor [[gajah perang]] bernama Aswatama, yang bernama sama dengan putra kesayangan Drona. Setelah Aswatama terbunuh, Bima berkoar-koar kepada pihak musuh tentang keberhasilannya. Setelah Drona mendengarnya, ia pun memastikannya kepada [[Yudistira]], muridnya sendiri yang dikenal sebagai orang paling jujur di dunia. Yudistira membenarkan bahwa Aswatama mati, namun bukan Aswatama putra sang guru. Karena suara tabuh kemenangan yang bertalu-talu, penjelasan Yudistira tidak terdengar sepenuhnya oleh Drona. Merasa ditinggalkan oleh putra kesayangannya, ia pun lunglai dan enggan melanjutkan pertempuran. Ketika Drona yang kehilangan semangat, Drestadyumna memanfaatkan kesempatan itu untuk menebas leher Drona.<ref name="Positive thinking: Dhrishtadyumna">{{cite news|title=Positive thinking: Dhrishtadyumna|url=http://www.dnaindia.com/analysis/comment_positive-thinking-dhrishtadyumna_1774478|newspaper=DNA|date=December 7, 2012}}</ref>
== Drestadyumna dalam pewayangan Jawa ==
 
Tiga hari setelah gugurnya Drona, [[Perang di Kurukshetra|perang besar]] berakhir, ditandai dengan kekalahan [[Duryodana]]. Sebelum meninggal, Duryodana mengangkat Aswatama sebagai panglima dan menitipkan pesan terakhirnya. Bersama dua kesatria [[:wikt:sintas|sintas]] dari kubu [[Korawa]], yaitu [[Krepa]] dan [[Kertawarma]], Aswatama melakukan pembalasan dendam dengan cara menyusup ke perkemahan Pandawa pada malam hari, ketika pasukan Pandawa sedang tertidur lelap. Ia membantai hampir semua kesatria yang sedang tidur, termasuk yang menjadi korban adalah Drestadyumna sendiri. Sebelum dibunuh, Drestadyumna terbangun dan memohon untuk bertarung secara jantan agar dapat gugur sebagai kesatria. Namun, Aswatama tidak memedulikannya, dan memilih untuk mencekiknya sampai mati.<ref>K M Ganguly(1883-1896). [http://sacred-texts.com/hin/m10/m10007.htm The Mahabharatha Book 10: Sauptika Parva section 8] Ashwatthama killing Dhrishtadyumna, October 2003</ref> Kisah tersebut terdapat dalam kitab ''[[Sauptikaparwa]]''.
Dalam pewayangan Jawa, '''Arya Drestadyumena''' atau '''Trustajumena''' adalah putra bungsu [[Drupada|Prabu Drupada]], raja negara [[Panchala]] dengan permaisuri Dewi Gandawati, putri Prabu Gandabayu dengan Dewi Gandini. Ia mempunyai kakak kandung dua orang masing-masing bernama [[Dropadi|Dewi Drupadi]], istri Prabu [[Yudistira]], Raja Amarta ([[Indraprastha]]), dan [[Srikandi|Dewi Srikandi]], istri [[Arjuna]].
 
== Pewayangan Jawa ==
Konon Arya Drestadyumna lahir dari tungku pedupaan hasil pemujaan Prabu Drupada kepada Dewata yang menginginkan seorang putera lelaki yang dapat membinasakan Resi [[Drona]] yang telah mengalahkan dan menghinanya. Drestadyumna berwajah tampan, memiliki sifat pemberani, cerdik, tangkas dan ''trenginas''. Ia menikah dengan Dewi Suwarni, putri Prabu Hiranyawarma, raja negara Dasarna. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra lelaki bernama Drestaka dan Drestara.
[[Berkas:Drestadyumna-kl.jpg|right|thumb|Dretadyumna sebagai tokoh pewayangan Jawa.]]
Dalam [[pewayangan]] [[Jawa]], Drestadyumna dikenal dengan sebutan '''Arya Drestadyumena''' atau '''Trustajumena'''. Ia adalah putra bungsu [[Drupada|Prabu Drupada]], raja negara [[PanchalaPancala]] dengan permaisuri Dewi Gandawati, putri Prabu Gandabayu dengan Dewi Gandini. Ia mempunyai kakak kandung dua orang masing-masing bernama [[Dropadi|Dewi Drupadi]], istri Prabu [[Yudistira]], Raja Amarta ([[IndraprasthaIndraprasta]]), dan [[Srikandi|Dewi Srikandi]], istri [[Arjuna]].
 
Konon Arya Drestadyumna lahir dari tungku pedupaan hasil pemujaan Prabu Drupada kepada Dewatadewata. yangSang raja menginginkan seorang puteraputra lelaki yang dapat membinasakan Resi [[Drona]], orang yang telah mengalahkan dan menghinanya. Dikisahkan bahwa Drestadyumna berwajah tampan, memiliki sifat pemberani, cerdik, tangkas dan ''trenginas''. Ia menikah dengan Dewi Suwarni, putri Prabu Hiranyawarma, raja negara Dasarna. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra lelaki bernama Drestaka dan Drestara.
Drestadyumna ikut terjun dalam kancah perang [[Bharatayuddha]]. Ia tampil sebagai senapati perang [[Pandawa]], menghadapi senapati perang [[Korawa]], yaitu [[Drona|Resi Drona]]. Pada saat itu roh [[Ekalawya|Ekalaya]], raja negara Parangggelung yang ingin menuntut balas pada [[Drona|Resi Drona]] menyusup dalam diri Drestadyumna. Setelah melalui pertempuran sengit, akhirnya Resi Drona dapat dibinasakan oleh Drestadyumna dengan dipenggal lehernya.
 
Drestadyumna ikut terjun dalam kancah perang [[Bharatayuddha]]. Ia tampil sebagai senapati perang [[Pandawa]], menghadapi senapati perang [[Korawa]], yaitu [[Drona|Resi Drona]]. Pada saat itumereka bertempur, roh [[Ekalawya|Ekalaya]], raja—raja negara Parangggelung yang ingin menuntut balas pada [[Drona|Resi Drona]] menyusup—menyusup dalam diri Drestadyumna. Setelah melalui pertempuran sengit, akhirnya Resi Drona dapat dibinasakan oleh Drestadyumna dengan dipenggal lehernya.
Drestadyumna mati setelah berakhirnya perang [[Bharatayudha]]. Ia tewas dibunuh [[Aswatama]], putera [[Drona|Resi Drona]], yang berhasil menyusup masuk istana [[Hastinapura|Hastina]] dalam usahanya menuntut balas atas kematian ayahnya.
 
Drestadyumna mati setelah berakhirnya perang [[Bharatayudha]]. Ia tewas dibunuh [[Aswatama]], puteraputra [[Drona|Resi Drona]], yang berhasil menyusup masuk istana [[Hastinapura|Hastina]] dalam usahanya menuntut balas atas kematian ayahnya.
 
== Lihat pula ==
{{commonscat|Dhrishtadyumna|Drestadyumna}}
* [[Drona]]
* [[Aswatama]]
* ''[[Sauptikaparwa]]''
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{tokoh Mahabharata}}