Wage Rudolf Soepratman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Caw252 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
 
== Kehidupan pribadi ==
Wage Rudolf Soepratman adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Ayahnya bernama Joemeno Kartodikromo, seorang tentara [[Koninklijk Nederlands-Indische Leger|KNIL]] Belanda, dan ibunya bernama Siti Senen. WageKakak Rudolfsulungnya Soepratman adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara.bernama Roekijem adalah kakak sulung Soepratman. Pada tahun 1914, Soepratman ikut Roekijem ke [[Makassar]]. Di sana ia disekolahkan dan dibiayai oleh [[suami]] Roekijem yang bernama [[Willem van Eldik]].
 
Soepratman lalu belajar [[bahasa Belanda]] di [[sekolah]] malam selama tiga [[tahun]], kemudianlalu melanjutkannyamelanjutkan ke ''[[Normaalschool]]'' di [[Kota Makassar|Makassar]] sampaihingga selesai. Ketika berumur 20 tahun, laluia dijadikanmenjadi [[guru]] di ''Sekolah Angka 2''. Dua tahun selanjutnya ia mendapat [[ijazah]] ''Klein Ambtenaar''.
 
Beberapa waktu lamanya ia bekerja pada sebuah perusahaan dagang. Dari [[Makassar]], ia pindah ke [[Bandung]] dan bekerja sebagai wartawan di harian [[Kaoem Moeda]] dan [[Kaoem Kita]]. Pekerjaan itu tetap dilakukannya sewaktuwalaupun sudahia tinggaltelah dipindah ke Jakarta. Dalam padamasa itutersebut, ia mulai tertarik kepadapada pergerakan nasional dan banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan. Rasa tidak senang terhadap penjajahan Belanda mulai tumbuh dan akhirnya dituangkan dalam buku ''Perawan Desa''. Buku itu disita dan dilarang beredar oleh pemerintah Belanda.
 
Soepratman dipindahkan ke kota [[Sengkang]]. Di situ tidak lama lalu minta berhenti dan pulang ke Makassar lagi. Roekijem sendiri sangat gemar akan [[sandiwara]] dan [[musik]]. Banyak karangannya yang dipertunjukkan di mes [[militer]]. Selain itu Roekijem juga senang bermain [[biola]], kegemarannya ini yang membuat Soepratman juga senang main musik dan membaca-baca [[buku]] [[musik]].
Baris 37:
|pos = right
}}
Soepratman tertantang, lalu mulai menggubah lagu. Pada tahun [[1924]] lahirlah lagu [[Indonesia Raya,]]. padaPada waktu itu ia berada di Bandung dan pada usiaberusia 21 tahun.
 
Pada bulan Oktober [[1928]] di Jakarta dilangsungkan [[Kongres Pemuda II]]. Kongres itu melahirkan [[Sumpah Pemuda]]. Pada malam penutupan kongres, tanggal [[28 Oktober]] 1928, Soepratman memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di depan peserta umum ''(secara intrumental dengan biola atas saran Soegondo berkaitan dengan kondisi dan situasi pada waktu itu, lihat [[Sugondo Djojopuspito]])''. Pada saat itulah untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan umum. Semua yang hadir terpukau mendengarnya. Dengan cepat lagu itu terkenal di kalangan pergerakan nasional. Apabila partai-partai politik mengadakan kongres, maka lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan. Lagu itu merupakan perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka.
Baris 46:
 
== Penghargaan ==
Soepratman yang penganut katolik ini diberi gelar [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional]] oleh pemerintah Indonesia dan Bintang Maha Putera Utama kelas III pada tahun 1971.<ref name="sularto176">{{harvnb|Sularto|Yunarti|2010|p=176}}</ref>
 
== Kontroversi ==