Trisno Soemardjo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k minor cosmetic change |
mereorganisir artikel, mengubah gaya penulisan, menghapus keterangan tidak relevan; menambahkan pendidikan dan karier, dan karya, dan referensi. |
||
Baris 1:
{{Infobox writer
|name = Trisno Soemardjo
Baris 9 ⟶ 7:
}}
'''Trisno Sumardjo''' ({{lahirmati|Surabaya|6|12|1916|Jakarta|21|4|1969}}) adalah seorang sastrawan, penerjemah, dan pelukis [[Indonesia]].
== Pendidikan dan Karier<ref name=":0">Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 815</ref> ==
== Trisno Soemardjo ==▼
Trisno tamat SMS-II Barat Klasik Yogyakarta pada 1937.
Ia pernah bekerja sebagai guru swasta (1938-1942) dan pegawai jawatan Kereta Api (1942-1946).
Sebagai redaktur, ia pernah bekerja di majalah ''Seniman'' (1947-1948), ''Indonesia'' (1950-1952), ''Seni'' (1954), dan ''Gaya'' (1968).
Di bidang keroganisasian ia pernah menjadi sekretaris umum BMKN (1956), menjadi ketua pertama Dewan Kesenian Jakarta (1968-1969).
Ia adalah ketua Delegasi Pengarang Indonesia ke RRC (1957). Tahun 1952 ia mengunjungi Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa Barat, dan tahun 1961 sekali lagi mengunjungi Amerika Serikat.
Agaknya, dibandingkan dengan S Sudjojono, Trisno Sumardjo adalah salah seorang yang berusaha meneorikan seni lukis modern Indonesia tanpa terburu-buru memberi kesimpulan. Kedua orang yang bersahabat itu pun dikabarkan pernah berseteru pada tahun 1950-an ketika S Sudjojono menganjurkan setiap pelukis kembali ke realisme. Trisno membantah bahwa: "Rakyat kita tidak hanya mengerti realisme, melainkan juga cara-cara lain. Sebab, umumnya rakyat dari dahulu kala telah mengenal deformasi, baik dalam bentuk maupun warna. Perhatikan wayang-wayang kulit, relief-relief Borobudur, patung-patung serta lukisan Bali, dan sebagainya. Bukankah hal-hal yang ekspresif, stylistis, dan dekoratif di dalamnya itu jauh dari realisme?"▼
Ia adalah salah satu penandatangan Manifes Kebudayaan.
Selain di bidang penulisan, ia juga aktif di bidang seni rupa.
== Perdebatan Seni Rupa dengan Sudjojono ==
▲
Pandangannya tentang seni rupa juga dituangkan dalam tulisan berjudul "Kedudukan Seni Rupa Kita" yang dimuat dalam ''Almanak Seni 1957'' terbitan Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional. Di dalamnya ia menganjurkan agar perkembangan kreativitas serta perjuangan seni rupa tidak hanya terbatas pada kain kanvas. Fatwa ini menjadi ancang-ancang sikapnya untuk tidak mengutamakan satu bentuk seni rupa tertentu. Dia menyebut lapangan baru yang tidak semata kanvas itu antara lain membangkitkan karya cukilan kayu, etsa, ex-libris, fresco, patung, relief, monumen, keramik, arsitektur, tata kota dan sebagainya.
== Bibliografi ==
=== Puisi ===
# ''Silhuet
# ''Kata Hati dan Perbuatan''. Jakarta: Balai Pustaka, 1952.
# ''Suling Patah'', 1988.
=== Cerpen ===
# ''Katahati dan Perbuatan'', kumpulan cerpen, drama, dan sajak, Balai Pustaka, 1952.
# ''Rumah Raja
# ''Daun Kering''. Jakarta: Balai Pustaka, 1962.
# ''Penghuni Pohon''. Jakarta: Balai Pustaka 1963.
# ''Keranda Ibu''. Jakarta: Balai Pustaka, 1963.
# ''Wajah-wajah yang Berubah''. Jakarta: Balai Pustaka, 1968.
# ''Pak Iman Intelek Istmewa''.
=== Drama ===
# ''Tjita Teruna''. Jakarta: Balai Pustaka, 1953
=== Terjemahan ===
# ''[[Saudagar Venezia]]''. Jakarta: Pembangunan, 1950. (karya [[William Shakespeare]]).
Baris 84 ⟶ 62:
# ''[[Othelo]]'' (karya William Shakespeare).
# ''[[Venus dan Adonis]]'' (epos bersajak).
Cerpen "Narcissus" dimuat dalam antologi berbahasa Jerman, ''Kurs erzahlt: DIe schonsten Geschichten der Weltliteratur'' (1949). Sementara itu, cerpen "Topeng" dimuat dalam antologi berbahasa Belanda, ''Modern Indoneische Berhalen'' (1967). Esai-esai karya dan tentang Trisno Sumardjo dikumpulkan dalam ''Trisno Sumardjo: Pejuang Kesenian Indonesia'' (ed. Korrie Layun Rampan; 1985). <ref name=":0" />
▲== Kutipan Trisno Soemardjo ==
== Referensi ==▼
"Kalian sebagai seniman jangan hanya melukis saja, lakukanlah sesuatu yang lebih luas." (dalam tulisan Nashar di ''Horison'', No 6, 1969)
"Kesenian, bukanlah alat untuk mengejar materi atau mencari keharuman nama." (dalam tulisan Nashar di ''Horison'', No 6, 1969)
▲== Referensi ==
<references />
* [http://pusatbahasa.diknas.go.id/laman/index.php?info=tokoh&infocmd=show&infoid=52&row= Pusat Bahasa: Biografi Trisno Sumardjo]
|