Nasjah Djamin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rizal misilu (bicara | kontrib)
Rizal misilu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Nasjah Djamin''' adalah seorang pengarang [[sastra Indonesia modern]] dan seorang pelukis . Nasjah Djamin lahir tanggal 24 September [[1924]] di [[Perbaungan]], [[Sumatera Utara]]. Ia mempunyai nama asli [[Noeralamsyah]]. Orang tuanya berasal dari [[Minangkabau]], ayahnya bernama Haji Djamin dan ibunya bernama Siti Sini. Ayahnya bekerja sebagai mantri [[candu]] dan [[garam]] di [[Deli]]. Haji Djamin terus menetap di tanah Deli itu sehingga anak-anaknya disebut anak Deli yang sudah terlepas dari susunan [[adat]] dan kehidupan Minangkabau. Nasjah Djamin dan orang tuanya tinggal di daerah [[perkebunan]] di daerah Deli. Orang tuanya tidak memiliki darah [[seni]], begitu juga saudara-saudaranya. Nasjah Djamin satu-satunya di antara saudara-saudaranya yang mempunyai bakat seni. Dia menyenangi kehidupan yang bebas dalam arti tidak ada tekanan dari lingkungan setempat.
 
Bakat seninya yang pertama kali tumbuh adalah [[melukis]]. Ia senang sekali melukis pemandangan sekitar perkebunan serta [[pedati]] dan [[kusir]]nya. Setelah menikah pada tahun [[1967]], Nasjah Djamin bertempat tinggal di [[Yogyakarta]] bersama [[istri]]nya, Umi Naftiah dan [[anak]]-anaknya. Dia [[meninggal dunia]] pada tanggal 4 September [[1997]], tepatnya pada hari [[Kamis]] pukul 12.30 pada usia 73 tahun. Dia dimakamkan di [[Bukit Saptorenggo]], [[Imogiri]], Yogyakarta.<ref name="b">Septiningsi L. 1994. Penelitian Pengarang Nasjah Djamin dan Karyanya. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.</ref>
 
== Latar Belakang Kesasteraan ==
Nasjah Djamin ikut berperan dalam kehidupan kesasteraan Indonesia. Karya-karya yang ditulisnya merupakan sumbangan yang berharga untuk perkembangan kesusasteraan Indonesia. [[Ajip Rosidi]] menggolongkannya sebagai sastrawan periode [[1953-1961]]. Kegiatan menulisnya setelah dia pensiun dari [[Jawatan Kebudayaan]] masih terus dilakukan.
 
Puisi-puisinya banyak bermunculan ketika ia bekerja sebagai anggota [[redaksi]] dari majalah Budaya. Dia tidak sekadar menulis satu jenis sastra saja tetapi beberapa jenis sastra seperti [[puisi]], [[prosa]], dan [[drama]]. Salah satu karya dramanya berjudul "Sekelumit Nyayian Sunda" pernah memenangkan juara kedua penulisan naskah drama yang diadakan [[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]] tahun [[1956]].
 
Novelnya berjudul "Gairah untuk Hidup dan untuk Mati", mendapat penghargaan Anugerah Seni Pemerintah Republik Indonesia tahun 1970.
 
Nasjah Djamin terdorong oleh batinnya untuk selalu menulis. Dia pernah berpendapat bahwa bagi pengarang, mencipta itu merupakan keharusan meskipun untuk sementara ciptaannya itu disimpan dalam [[lemari]]. Kendati karya-karyanya pernah ditolak oleh [[HB Jassin]], hal itu tidak membuatnya tidak putus asa untuk menulis. Ini dibuktikannya dengan sering terbitnya tulisannya di [[majalah]] Minggu Pagi dan [[surat kabar]] Kedaulatan Rakyat.<ref name="a">Usman Z. 1964. Kesusasteraan Baru Indonesia. Jakarta: Gunung Agung.</ref>