Jadwiga dari Polandia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 23:
Pernikahannya dengan [[Wilhelm dari Austria]] direncanakan pada tahun 1375 dan ia sempat menetap di [[Wina]] dari tahun 1378 hingga 1380. Konon ayahnya menginginkan agar Jadwiga dan Wilhelm menjadi penerus di Hongaria setelah kakak perempuan sulung Jadwiga yang bernama [[Katarina dari Hongaria (1370–1378)|Katarina]] meninggal pada tahun 1379, sementara bangsawan-bangsawan Polandia telah menyatakan kesetiaannya kepada anak perempuan kedua Louis, [[Maria, Ratu Hongaria|Maria]], dan tunangan Maria, [[Sigismund dari Luksemburg]], pada tahun yang sama. Namun, Louis meninggal dunia dan Maria dimahkotai sebagai "Raja Hongaria" atas permintaan ibunya pada tahun 1382. Sigismund dari Luksemburg mencoba mengambil alih Polandia, tetapi para bangsawan Polandia menyatakan bahwa mereka hanya akan mematuhi putri Raja Louis bila sang putri menetap di negara mereka. Ratu Elizabeth kemudian mengusulkan agar Jadwiga berkuasa di Polandia, tetapi tidak mengutus Jadwiga ke [[Kraków]] untuk dimahkotai. Selama periode ''[[interregnum]]'', [[Siemowit IV, Adipati Masovia]], menjadi calon penerus tahta Polandia. Para bangsawan [[Wielkopolska]] mendukung Siemowit dan mengusulkan agar ia menikahi Jadwiga. Namun, para bangsawan [[Małopolska]] menentang Siemowit dan meminta Ratu Elizabeth agar ia mengutus Jadwiga ke Polandia.
 
Jadwiga dimahkotai sebagai "raja" di Kraków pada 16 Oktober 1384. Kemungkinan gelar "raja" diberikan akibat perlawanan bangsawan-bangsawan Polandia terhadap calon suami Jadwiga, Wilhelm, atau hanya dipakai untuk menekankan bahwa Jadwiga adalah seorang ratu penguasa. Atas persetujuan ibunya, penasihat-penasihat Jadwiga memulai negosiasi usulan pernikahan dengan [[Jogaila]], [[HaryapatiHaryapatih Lituania]], yang pada saat itu masih menganut kepercayaan [[paganisme Lituania]]. Jogaila menandatangani [[Uni Krewo]] dan berjanji akan menjadi [[Katolik]] dan mendorong upaya [[Kristenisasi Lituania|kristenisasi rakyatnya]]. Sementara itu, Wilhelm dari Habsburg datang ke Kraków dan meminta pengesahan pernikahannya dengan Jadwiga, tetapi bangsawan-bangsawan Polandia mengusir Wilhelm pada akhir Agustus 1385. Jogaila diberi nama baptis Władysław dan menikahi Jadwiga pada 15 Februari 1386. Menurut legenda, Jadwiga baru menyatakan kesediaannya untuk menikahi Jogaila setelah lama berdoa dan memohon wahyu Tuhan.
 
Władysław-Jogaila dimahkotai sebagai raja pada 4 Maret. Sebagai salah satu penguasa Polandia, Władysław bekerjasama dengan istrinya. Setelah bangsawan-bangsawan yang memberontak memenjarakan ibu dan saudara perempuan Jadwiga, ia bersama dengan pasukannya mendatangi wilayah [[Kerajaan Galicia–Volhynia|Ruthenia]] (yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Hongaria) dan berhasil meyakinkan penduduk lokal untuk menjadi bawahan [[Tahta Polandia]] tanpa perlawanan. Ia juga bertindak sebagai penengah antara sanak-sanak saudara suaminya, dan juga sebagai penengah antara Polandia dengan [[Ordo Teutonik|Ksatria Teutonik]]. Setelah kematian saudara perempuannya Maria pada tahun 1395, Jadwiga dan Władysław-Jogaila mencoba mengklaim Tahta Hongaria, tetapi para bangsawan Hongaria tidak mendukung mereka.