Kota Ambon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
Alyrahmats (bicara | kontrib)
Baris 109:
 
=== Sejarah penentuan hari jadi kota Ambon ===
Hari lahir atau hari jadi kota Ambon telah diputuskan jatuh pada tanggal 7 September 1575 dalam suatu seminar di Kota Ambon. Bagaimana penentuan hari jadi kota kita yang telah berumur ratusan tahun itu, sejarahnya dapat dijelaskan sebagai berikut : Bahwa yang mengambil inisiatifInisiator atau gagasanpenggagas untuk mencari dan menentukan hari jadi atau hari lahir Kota Ambon adalah Wali Kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Ambon Almarhum Letnan Kolonel Laut Matheos H. Manuputty (Wali Kota yang ke- 9) dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Wali Kotamadya Kepala Daerah tingkat II Ambon tertanggal 10 Juli 1972 Nomor: 25/KPTS/1972 yang diubah pada tanggal 16 Agustus 1972 tentang pembentukan Panitia Khusus Sejarah Kota Ambon dengan tugas untuk menggali dan menentukan hari lahir kota Ambon.
 
Panitia Khusus Sejarah Kota Ambon menyerahkan tugas itu kepada Fakultas Keguruan Universitas Pattimura untuk menyelenggarakan suatu seminar ilmiah dalam rangka penentuan hari lahir Kota Ambon dengan suratnya tertanggal 24 Oktober 1972 nomor PK. I/4168 .
Untuk itu dikeluarkannya Surat Keputusan Wali Kotamadya Kepala Daerah tingkat II Ambon tertanggal 10 Juli 1972 Nomor: 25/KPTS/1972 yang diubah pada tanggal 16 Agustus 1972, yang isinya mengenai pembentukan Panitia Khusus Sejarah Kota Ambon dengan tugas untuk menggali dan menentukan hari lahir kota Ambon. Kemudian dengan suratnya tertanggal 24 Oktober 1972 nomor PK. I/4168 selaku Panitia Khusus Sejarah Kota Ambon menyerahkan tugasnya itu kepada Fakultas Keguruan Universitas Pattimura untuk menyelenggarakan suatu seminar ilmiah dalam rangka penentuan hari lahir Kota Ambon.
 
Selanjutnya pada tanggal [[26 Oktober]] [[1972]] Pimpinan Fakultas Keguruan mengadakan rapat dengan pimpinan Jurusan Sejarah dan hasilnya adalah diterbitkannya Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan Universitas pattimura tertanggal [[1 Nopember]] 1972 Nomor 4/1972 tentang pembentukan Panitia Seminar Sejarah Kota Ambon. Seminar sejarah ini berlangsung dari tanggal 14 sampai dengan 17 Nopember 1972, dihadiri oleh kurang lebih dua ratus orang yang terdiri dari unsur-unsur akademis, Tokoh Masyarakat dan Tokoh adat serta aparat Pemerintah Kodya Ambon maupun Provinsi Maluku.
Baris 117:
Susunan Panitia seminar dicatat sebagai berikut:
 
* Ketua : Dr.s. John Sitanala (Dekan Fakultas Keguruan)
* Ketua
 
Dr.s. John Sitanala (Dekan Fakultas Keguruan)
* Wakil Ketua : Dr.s. John A. Pattikayhatu (Ketua jurusan Sejarah)
* Wakil Ketua
 
Dr.s. John A. Pattikayhatu (Ketua jurusan Sejarah)
* Sekretaris :Dr.s. Z. J. Latupapua (Sekretaris Fakultas Keguruan)
* Sekretaris
 
Dr.s. Z. J. Latupapua (Sekretaris Fakultas Keguruan)
* Seksi Persidangan yang terdiri dari tiga kelompok
# Kelompok I diketuai Thos Siahay, BA.
Baris 143:
# Dr.a. J. Latuconsina (Fakultas Keguruan Universitas Pattimura)
 
Seminar berlangsung dari tanggal 14 sampai 17 Nopember 1972 itu akhirnya menetapkan hari lahir kota Ambon pada tanggal 7 September 1575. Bahwa tahun 1575 diambil sebagai patokan pendirian kota Ambon ialah berdasarkan fakta-fakta sejarah yang dianalisis di mana sekitar tahun tersebut sudah dimulai pembangunan benteng “Kota Laha” didataran Honipopu dengan mengerahkan penduduk di sekitarnya oleh penguasa Portugis seperti penduduk negeri / desa Kilang, Ema, Soya, Hutumuri, Halong, Hative, Seilale, Urimessing, Batu Merah dll. Benteng Portugis yang dibangun diberi nama “Nossa Senhora de Anuneiada”. Dalam perkembangannya kelompok pekerja benteng mendirikan perkampungan yang disebut “Soa” Kelompok masyarakat inilah yang menjadi dasar dari pembentukan kota Ambon kemudian (Citade Amboina) karena di dalam perkembangan selanjutnya masyarakat tersebut sudah menjadi masyarakat geneologis teritorial yang teratur.
 
Permukiman dan aktivitas masyarakat disekitar Benteng makin meluas dengan kedatangan migrasi dari utara terutama dari Ternate, baik orang-orang Portugis maupun para pedagang Nusantara sebagai akibat dari pengungsian orang-orang portugis dari kerajaan Ternate yang dipimpin oleh Sultan Baabullah. Peristiwa kekalahan Portugis tersebut membawa suatu konsekuensi logis di mana masyarakat di sekitar Benteng Kota Laha itu makin bertambah banyak dengan tempat tinggal yang sudah relatif luas sehingga persyaratan untuk berkembang menuju kepada sebuat kota lebih dipenuhi.
 
Selanjutnya tentang penetapanPenetapan tanggal 07 Septembertersebut didasarkan pada peninjauan fakta sejarah bahwa pada tanggal 07 September 1921 , masyarakat kota Ambon diberikan hak yang sama dengan Pemerintah Kolonial Belanda sebagai hasil manifestasi perjuangan Rakyat Indonesia asal Maluku di bahwa pimpinan Alexander Yacob Patty untuk menentukan jalannya Pemerintahan Kota melalui wakil-wakil dalam Gemeeteraad (Dewan Kota) berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal tanggal 07 September 1921 nomor 07 (Staatblad 92 Nomor 524). Ditinjau dari segi politik nasional, momentum ini merupakan saat penentuan dari Pemerintahan Kolonial Belanda atas segala perjuangan rakyat Indonesia di Kota Ambon yang sekaligus merupakan suatu momentum kekalahan politis dari bangsa penjajah. Ditinjau dari segi yuridis formal, tanggal 07 September merupakan hari mulainya kota memainkan peranannya di dalam pemerintahan seirama dengan politik penjajah dewasa itu. Momentum inilah yang menjadi wadah bagi rakyat Kota Ambon di dalam menentukan masa depan. Dilain pihak, kota Ambon sebagai daerah Otonom dewasa ini tidak dapat dilepaspisahkan daripada langkalangkah momentum sejarah.
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Straat in Ambon TMnr 3728-864.jpg|thumb|300px|[[Litografi]] pemandangan jalanan di Ambon (1883-1889).]]
Baris 192:
== Demografi ==
=== Suku bangsa ===
Terdapat banyak suku dan ras yang mendiami kota ini. Di antaranya adalah Arab, [[Buton]] (yang telah menetap hingga 5 generasi), Tionghoa yang pada mulanya datang untuk berdagang. Disamping itu terdapat pula Suku Minahasa, [[Jawa]], [[Minang]] yang telah lama datang ke Ambon. Sedangkan, sebagian besar penduduk adalah orang Ambon yang merupakan keturunan langsung suku-suku Alifuru, penduduk asli Maluku yang merupakan rumpun ras Papua-Melanesoid ([[Melanesia]]) yang berkulit gelap.
 
Dahulu kala, kota Ambon termasyur hingga keseluruh dunia dan menjadikan kota ini sebagai tempat tujuan bagi berbagai negara-negara Eropa yang sedang melakukan pencarian atas 3G, ''Gold'', ''Glory'' & ''Gospel''. ''Gold'' berarti kekayaan, ''Glory'' berarti kejayaan dan ''Gospel'' berarti misi penginjilan. Maka itu, tidak mengherankan bila sekarang banyak penduduk Ambon yang memiliki raut wajah yang mirip seperti orang Eropa (Terutama orang [[Belanda]] dan [[Portugal]]) dan [[Arab]], sebagai akibat dari perkawinan campur para pendahulu mereka dimasa lalu.
 
== Transportasi ==