Konflik di Negara Bagian Rakhine (2016–sekarang): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Abdur rokib (bicara | kontrib)
Rasa simpati bagi etnis Rohingya juga datang dari Presiden Turki dan Pemerintah Indonesia
Abdur rokib (bicara | kontrib)
Rasa simpati dan bantuan kepada etnis Rohingya dari beberapa kepala organisasi pemerintahan atau negara dan PBB adalah atas dasar kemanusiaan
Baris 52:
Terusir dari tanah tempat tinggalnya selama ini, warga Rohingnya membuat dunia prihatin. Upaya besar Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) untuk mengirim bantuan darurat buat pengungsi Muslim Rohingya di Baghladesh dilakukan pada Selasa (12/9), dengan pesawat pertama mendarat di Ibu Kota Bangladesh, Dhaka.<ref>[ http://kabar24.bisnis.com/read/20170913/19/689460/nasib-warga-rohingnya-unhcr-kirim-bantuan-untuk-pengungsi-di-bangladesh ]</ref>
 
Rasa simpati juga datang dari Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina menyerukan kepada Myanmar untuk memulangkan kembali ratusan ribu pengungsi Muslim Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan di Negara Bagian Rakhine. Ketika berbicara dalam kunjungan ke kamp pengungsian di Kutupalong, Bangladesh, Sheikh Hasina meminta Myanmar memandang situasi ini penuh dengan rasa kemanusiaan dengan mengatakan orang-orang tak bersalah mengalami penderitaan. "Pesan pribadi saya sangat jelas bahwa mereka seharusnya mempertimbangkan situasi ini dari kacamata kemanusiaan," ujar Hasina sebagaimana dikutip BBC.com, Rabu (13/9/2017)<ref>[ http://kabar24.bisnis.com/read/20170913/19/689449/bangladesh-minta-myanmar-bawa-pulang-pengungsi-rohingnya]</ref> Rasa simpati bagi etnis Rohingya juga datang dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.<ref>[https://international.sindonews.com/read/1235651/43/erdogan-desak-pbb-tekan-myanmar-soal-rohingnya-1504174980]</ref> dan Pemerintah Indonesia.<ref>[http://kabar24.bisnis.com/read/20170912/19/689334/bantuan-ri-untuk-pengungsi-di-bangladesh-segera-meluncur]</ref>
 
Sebagai bagian dari manusia, saya menilai, rasa simpati dan bantuan yang ditujukan kepada etnis Rohingya dari beberapa kepala organisasi pemerintahan atau negara dan PBB adalah atas dasar kemanusiaan. Masalahnya, sejauh mana para penguasa di wilayah konflik tersebut menilai seruan, rasa simpati dan bantuan yang terus mengalir kepada etnis Rohingya tersebut. Rasa simpati dan bantuan yang ditujukan kepada etnis Rohingya itu tidak menambah panasnya suasana. Maka dirasa perlu untuk mengkaji beberapa masukan dari dunia internasional.