Bandar Udara Pattimura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sapnor (bicara | kontrib)
Pemerbaikian konten.
Sapnor (bicara | kontrib)
Penambahan konten
Baris 67:
| footnotes =
}}
'''Bandar Udara InternaionalInternasional Pattimura''' adalah sebuah [[Bandar Udara|bandar udara]] berstatus [[Bandara internasional|internasional]] yang terletak di [[Kota Ambon]], Provinsi [[Maluku]], [[Indonesia]]. Bandara ini juga melayani perjalanan dalam negeri dan luar negeri. Bandara ini berjarak 3835 kilometer daridi kotaluar Kota Ambon dengan waktu tempuh perjalanan kurang lebih 30—45 menit.<ref name=":0">{{Cite news|url=http://www.busbandara.com/info-bus-damri-di-bandara-pattimura-ambon/|title=Info Bus Damri Di Bandara Pattimura Ambon|date=2015-02-23|newspaper=BusBandara.com|language=en-US|access-date=2017-09-12}}</ref> Pada bandara ini terdapat fasilitas imigrasi, karantina, bea cukai, gedung kargo, restoran, telepon umum, dan kantor pos. Bandar Udara Internasional Pattimura Ambon yang terdapat pada salah satu pulau di kepulauan Maluku merupakan daerah yang sangat strategis. di [[Kepulauan Maluku mempunyai banyak pulau]] yang terbagi dalam 2menjadi (dua) Provinsi[[Daftar provinsi di Indonesia|provinsi]] yaitu, [[Maluku Utara dengan ibu kota Sofifi]] dan [[Maluku dengan ibu kota Makarikil]].
 
Bandar Udara Pattimura Ambon berada di [[Pulau Ambon]] yang terletak di [[Maluku|Provinsi Maluku]]. Secara [[Astronomi|astronomis]], bandara terletak pada posisi koordinat 03° 42’ 25’’ S dan 128° 05’ 23’’ T yang dikelilingi oleh [[Laut Seram]] di sebelah utara, [[Laut Banda]] di sebelah selatan, dan [[Laut Arafura]] di sebelah timur. Bandar Udara Pattimura yang dahulu bernama Lapangan Terbang Laha Ambon dibangun pada tahun 1939 oleh [[Hindia Belanda|Pemerintah Kolonial Belanda]]. Pada tahun 1942, Lapangan Terbang Laha dikuasai oleh [[Pendudukan Jepang di Hindia Belanda|Jepang]] untuk melawan pasukan [[Blok Sekutu (Perang Dunia II)|Sekutu]] dalam [[Perang Dunia II]]. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun [[1945]], Lapangan Terbang Laha dikuasai oleh [[Pemerintah Indonesia|Pemerintah Republik Indonesia]].
 
== MaskapaiSejarah ==
Pada tahun 1975, berdasarkan surat keputusan bersama [[Menhankam]]/Pangab, [[Menteri Perhubungan]], dan [[Menteri Keuangan Indonesia|Menteri Keuangan]] Pelabuhan Udara Pattimura ditetapkan sebagai lapangan terbang sipil dan sepenuhnya dikuasai oleh [[Kementerian Perhubungan Republik Indonesia|Departemen Perhubungan]]. Sejak tahun 1975, Pelabuhan Udara Pattimura telah didarati pesawat asing seperti [[Airnorth]] dari [[Darwin, Wilayah Utara|Darwin]] sampai tahun [[1998]]. Pada tanggal 11 Oktober 1995, Pengelolaan Bandar Udara Pattimura Ambon dialihkan sepenuhnya kepada [[PT Angkasa Pura|PT Angkasa Pura (Persero)]] dan berstatus sebagai bandar udara kelas I. Pada tanggal 3 Maret 2004, proyek pengembangan Bandar Udara Pattimura diresmikan oleh [[Presiden Indonesia|Presiden Republik Indonesia]].
Bandar Udara Pattimura yang dahulu bernama Lapangan Terbang Laha Ambon dibangun pada tahun 1939 oleh [[Hindia Belanda|Pemerintah Kolonial Belanda]]. Pada tahun 1942, Lapangan Terbang Laha dikuasai oleh [[Pendudukan Jepang di Hindia Belanda|Jepang]] untuk melawan pasukan [[Blok Sekutu (Perang Dunia II)|Sekutu]] dalam [[Perang Dunia II]]. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun [[1945]], Lapangan Terbang Laha dikuasai oleh [[Pemerintah Indonesia|Pemerintah Republik Indonesia]].
 
Pada tahun 1975, berdasarkan surat keputusan bersama [[Menhankam]]/Pangab, [[Menteri Perhubungan]], dan [[Menteri Keuangan Indonesia|Menteri Keuangan]] Pelabuhan Udara Pattimura ditetapkan sebagai lapangan terbang sipil dan sepenuhnya dikuasai oleh [[Kementerian Perhubungan Republik Indonesia|Departemen Perhubungan]]. Sejak tahun [[1975]], Pelabuhan Udara Pattimura telah didarati pesawat asing seperti [[Airnorth]] dari [[Darwin, Wilayah Utara|Darwin]] sampai tahun [[1998]]. Pada tanggal [[11 Oktober|11]] [[Oktober]] [[1995]], Pengelolaan Bandar Udara Pattimura Ambon dialihkan sepenuhnya kepada [[PT Angkasa Pura|PT Angkasa Pura (Persero)]] dan berstatus sebagai bandar udara kelas I. Pada tanggal [[3 Maret|3]] [[Maret]] [[2004]], proyek pengembangan Bandar Udara Pattimura diresmikan oleh [[Presiden Indonesia|Presiden Republik Indonesia]].
== Maskapai ==
 
== Maskapai dan tujuannya ==
{{airport-dest-list
| [[Aviastar (Indonesia)|Aviastar]] | [[Bandar Udara Bandanaira|Banda]], [[Bandar Udara Namlea|Namlea]], [[Bandar Udara Namrole|Namrole]]
Baris 89 ⟶ 92:
| [[XpressAir]] | [[Bandar Udara Olilit|Saumlaki]]
}}
 
== Transportasi darat ==
 
=== Bus DAMRI ===
[[DAMRI|Perum DAMRI]] memiliki bus yang dioperasikan untuk menghubungkan bandara ini denga daerah sekitarnya. Selama ini, perjalanan bus ini hanya memiilki satu trayek. Trayek itu ialah Bandara Internasional Pattimura—Lapangan Merdeka.
 
Rute bus dari bandara ke Lapangan Merdeka adalah sebagai berikut.
 
''Bandara Pattimura—Hative Besar—Wayame—Poka —Rumah Tiga—Waiheru— Nania—Passo—Lateri—Halong—Galala—Batu Merah—Kantor DPRD—Hotel Manise—Hotel Amboina—Tugu Trikora—Mangga Dua—Kantor Asuransi Jasindo Ambon—Hotel Abdulalie—Jalan AY Patty—Lapangan Merdeka''<ref name=":0" />
 
Rute bus dari Lapangan Merdeka ke bandara adalah sebagai berikut.
 
''Lapangan Merdeka—Swalayan Citra—Batu Merah—Galala—Halong—Lateri—Passo—Nania—Waiheru—Poka—Rumah Tiga—Wayame—Hative Besar—Bandara Pattimura''<ref name=":0" />
 
=== Taksi ===
[[Taksi]] pun beroperasi untuk menghubungkan bandara ini. Taksi yang melayani bandara ini memiliki dua jenis [[mobil]], yaitu [[sedan]] dan minibus. Dulu, penumpang masih harus membayar [[kapal feri]] untuk menyeberangi [[Teluk Ambon, Ambon|Teluk Ambon]]. Namun, kini telah ada [[Jembatan Merah Putih]] yang mempersingkat waktu.
 
== Lihat pula ==