Amir Sjarifoeddin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
memperbaiki tulisan
menambah tulisan
Baris 45:
Lahir dalam aristokrasi Sumatera di kota Medan, latar belakang Amir yang kaya dan kemampuan intelektual yang luar biasa memungkinkan dia untuk masuk ke sekolah-sekolah paling elit; ia dididik di [[Haarlem]] dan [[Leiden]] di [[Belanda]] sebelum memperoleh gelar sarjana hukum di Batavia (sekarang [[Jakarta]]).<ref name="VICKERS_86"/> Selama waktunya di Belanda ia belajar filsafat Timur dan Barat di bawah pengawasan ''Theosophical Society''.<ref name="VICKERS_86"/> Amir pindah dari Islam ke Kristen pada tahun 1931.<ref name="VICKERS_86"/> Yang mengakibatkan Ibunya Basunu Siregar bunuh diri karena anaknya pindah agama.
 
Ayahnya, Djamin gelar Baginda Soripada (1885-1949), seorang jaksa di Medan. Ibunya, Basunu Siregar (1890-1931), dari keluarga Batak yang telah membaur dengan masyarakat [[Suku melayu|Melayu-Islam]] di [[Deli]]. Ayahnya keturunan keluarga kepala adat dari [[Pasar Matanggor]] di [[Padang Lawas]], [[Tapanuli]], Amir merupakan salah satu keturunan Sultan Aru Barumun di Padang Lawas yaitu Fakhruddin Harahap gelar Baginda Soripada yang tewas karena Paderi.
 
=== Pendidikan ===