Mukjizat Muhammad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
SkullSplitter (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
 
== Pertanda ==
Tradisi Islam banyak menceritakan bahwa pada masa kelahiran dan masa sebelum kenabian, Nabi Muhammad sudah diliputi banyak ''irhasat'' (pertanda).<ref>[http://www.scribd.com/doc/16246615/Bab-7-Mukjizat-Nabi-Muhammad-saw Perbedaan Mukjizat, Irhasat dan Khawariq di www.Scribd.com]</ref> Muhammad dilahirkan pada tanggal [[22 April]] [[570]] di kalangan keluarga bangsawan Arab, [[Bani Hasyim]]. [[Ibnu Hisyam]], dalam [[Sirah Nabawiyah]] menuliskan Muhammad memperoleh namanya dari [[mimpi]] ibunya,<ref>Ibnu Hisyam, ''Al-Sirah Al-Nabawiyyah'', 1: 293. Makna dari nama Muhammad adalah "Orang yang sering dipuji" atau "Orang yang layak dipuji."</ref> [[Aminah binti Wahab]] ketika mengandungnya. Aminah memperoleh mimpi bahwa ia akan melahirkan "pemimpin umat"." Mimpi itu juga yang menyuruhnya mengucapkan, "Saya meletakkan dirinya dalam lindungan Yang Maha Esa dari segala kejahatan dan pendengki." Kisah [[Aminah binti Wahab|Aminah]] dan [[Abdul Muthalib]] juga menunjukkan bahwa sejak kecil Muhammad adalah anak yang luar biasa.<ref>Ramadan (2007). hal 34</ref>
 
Berikut ini adalah irhasat yang terjadi pada saat sebelum, sesudah kelahiran dan masa kecil Muhammad:
Baris 81:
 
=== Makanan dan minuman ===
* Paha [[kambing]] yang telah diracuni berbicara kepada Muhammad setelah terjadi [[Perang Khaibar]].<ref>Wanita Yahudi yang memberi racun di daging kambing bernama [[Zainab binti Hârits]], Dari Ibnu Syihâb, ia mengatakan , “Dahulu Jâbir menceritakan bahwa ada seorang wanita Yahudi dari penduduk Khaibar yang meracuni seekor kambing bakar. Kemudian menghadiahkannya kepada rasulullâh {{saw}}"." Rasulullâh {{saw}} pun mengambil paha kambing itu dan memakannya. Beberapa Sahabat pun juga ikut makan bersama Dia. Tiba-tiba rasulullâh {{saw}} berkata kepada para Sahabatsahabat, "Jangan kalian makan!." Lalu rasulullâh {{saw}} mengutus seseorang untuk memanggil wanita (yang memberi kambing) itu dan wanita itu pun datang. Rasulullâh {{saw}} pun segera bertanya kepadanya, "Apakah kamu telah meracuni kambing ini?" Wanita itu menjawab, "Siapa yang telah memberitahumu?" Rasulullâh {{saw}} menjawab, "Paha kambing ini yang telah mengabariku." Wanita itu berkata, "Ya" (saya telah meracuninya). Rasulullâh {{saw}} bertanya lagi, "Apa yang kamu kehendaki dari perbuatanmu ini?" Wanita itu berkata dalam hati, "Jika dia seorang nabi, makanan pasti itu tidak akan membahayakannya, dan jika dia bukan seorang nabi, maka kami akan selamat dari gangguannya." Selanjutnya rasulullâh {{saw}} memaafkan wanita itu dan tidak menghukumnya. Majalah As-Sunnah Edisi 10/Thn. XIII/Muharram 1431H/Januari 2010M.</ref><ref>[https://www.youtube.com/watch?v=KqorSGJbDww 3 Pertanyaan Jebakan Nabi Muhammad Pada Yahudi Ustadz Khalid Basalamah di Youtube.com]</ref>
* Makanan yang di makan oleh Muhammad mengagungkan Nama [[Allah]].<ref>Diriwayatkan oleh Abdullah: "Sesungguhnya kami mendengar makanan yang dimakan rasulullah {{saw}} mengagungkan nama Allah." (Sahih Bukhari, juz 5 no 779).</ref>
* Makanan sedikit yang bisa dimakan sebanyak 800 orang pada [[Perang Khandaq]].<ref>Diriwayatkan daripada Jabir bin Abdullah katanya: Semasa parit Khandak digali, saya melihat keadaan rasulullah {{saw}} dalam keadaan sangat lapar. Maka sayapun segera kembali ke rumahku dan bertanya kepada isteriku, apakah engkau mempunyai sesuatu (makanan)? Kerana saya melihat rasulullah {{saw}} tersangat lapar. Isteriku mengeluarkan sebuah kantung yang berisi satu cupak gandum, dan kami mempunyai seekor anak kambing dan beberapa ekor ayam. Saya lalu menyembelihnya, manakala isteriku menumbuk gandum. Kami sama-sama selesai, kemudian saya memotong-motong anak kambing itu dan memasukkannya ke dalam kuali. Apabila saya hendak pergi memberitahu rasulullah {{saw}}, isteriku berpesan: Jangan engkau memalukanku kepada rasulullah {{saw}} dan orang-orang yang bersamanya. Saya kemudiannya menghampiri rasulullah {{saw}} dan berbisik kepada Baginda: Wahai rasulullah! Kami telah menyembelih anak kambing kami dan isteriku pula menumbuk satu cupak gandum yang ada pada kami. Karena itu, kami menjemput baginda dan beberapa orang bersamamu. Tiba-tiba rasulullah {{saw}} berseru: Wahai ahli Khandak! Jabir telah membuat makanan untuk kamu. Maka kamu semua dipersilakan ke rumahnya. Rasulullah {{saw}} kemudian bersabda kepada saya: Jangan engkau turunkan kualimu dan jangan engkau buat roti adonanmu sebelum saya datang. Saya pun datang bersama rasulullah {{saw}} mendahului orang lain. Saya menemui isteriku. Dia mendapatiku lalu berkata: Ini semua adalah karena kamu, saya berkata bahawa saya telah lakukan semua pesananmu itu. Isteriku mengeluarkan adonan roti tersebut, rasulullah {{saw}} meludahinya dan mendoakan keberkatannya. Kemudian Baginda menuju ke kuali kami lalu meludahinya dan mendoakan keberkatannya. Setelah itu Baginda bersabda: Sekarang panggillah pembuat roti untuk membantumu dan cedoklah dari kualimu, tapi jangan engkau turunkannya. Ternyata kaum muslimin yang datang adalah sebanyak seribu orang. Saya bersumpah demi Allah, mereka semua dapat memakannya sehingga kenyang dan pulang semuanya. Sementara itu kuali kami masih mendidih seperti sediakala. Demikian juga dengan adonan roti masih tetap seperti asalnya. Sebagaimana kata Ad-Dahhak: Masih tetap seperti asalnya. (Sahih Bukhari, Muslim, kitab Minuman).</ref>
Baris 93:
* Mengeluarkan air dari sumur yang ada di tengah gurun pasir, ketika [[Khalid bin walid]] pada saat itu masih menjadi musuhnya.<ref>[http://imtiazahmad.com/makkah/in_makkah_kemenangan_besar.htm “Historical Events of Makkah” Author by Imtiaz Ahmad M. Sc., M. Phil. (London)] Nabi Muhammad ({{saw}}) menghindar dari Khalid bin Walid menuju tempat yang tidak terdapat air. Dia menemukan sebuah sumur yang masih ada bekas jejak air di dasarnya. Dia masukkan sedikit air ke mulut dia lalu disemburkannya kedalam sumur, lalu dia minta salah seorang sahabat untuk membidikkan anak panah dia {{saw}} ke dasar sumur. Para sahabat pun kemudian menyaksikan air memancar dari dasar sumur itu sampai setinggi bibir sumur. Maka rombongan Muslimin pun mengisi penuh tempat-tempat air mereka dan mendirikan salat Dzuhur. Khalid bin Walid berkata kepada pasukannya, “Kita telah menyia-siakan kesempatan emas. Seharusnya tadi kita serang mereka selagi mereka sibuk salat. Kita akan serang mereka di waktu mereka mengerjakan salat berikutnya.” Pada waktu itu Allah (SWT) pun mewahyukan petunjuk-Nya kepada Muslimin perihal tata-cara mendirikan salat sewaktu dalam keadaan bahaya semisal perang. Salat semacam ini disebut Salatul-Khauf.</ref>
* Mengeluarkan mata air baru untuk pamannya [[Abu Thalib]] yang sedang kehausan.<ref>Satu mukjizat dari rasulullah {{saw}} diawal-awal kenabian adalah ada mata air yang keluar dari bawah kakinya. Seperti dikisahkan dalam kitab al-Khasa^ish, suatu ketika rasulullah {{saw}} berjalan bersama pamannya Abu Thalib. ketika sampai di daerah Dzi al Majaz, Abu Thalib merasa haus padahal mereka tidak membawa air. Rasulullah {{saw}} yang melihat pamannya kehausan menanyakan hal itu untuk memastikan, Abu Thalib membenarkan bahwa dirinya haus. Rasulullah {{saw}} kemudian mengorek-ngorek tanah yang dipijaknya, tak lama kemudian keluarlah air dari tanah itu dan dia {{saw}} mempersilahkan pamannya untuk minum.</ref>
* Mengeluarkan air yang banyak dari bejana milik seorang wanita penunggang unta.<ref>"Orang-orang mengeluhkan kepada nabi tentang rasa haus yang mereka rasakan, maka nabi pun memanggil Ali bin Abi Tholib dan seorang sahabat yang lain lalu nabi memerintahkan mereka berdua untuk mencari air. Maka berjalanlah mereka berdua, lalu mereka bertemu dengan seorang wanita yang berada di antara dua tempat air -yang terbuat dari kulit- di atas onta wanita tersebut. Maka mereka berdua pun berkata kepadanya: "Dari mana airnya?", maka wanita tersebut berkata, "Terakhir saya melihat air yaitu kemarin pada saat seperti sekarang ini, dan para lelaki telah pergi meninggalkan kami" (dalam riwayat lain : Mereka berdua berkata, "Mana airnya?", wanita itu berkata, "Tidak ada air untuk kalian"." Maka mereka berdua berkata, "Berapa jauh jarak antara tempat keluarga kalian dari tempat air?", wanita itu berkata, "Jarak perjalanan sehari semalam"). Mereka berdua berkata, "Berjalanlah!", sang wanita berkata, "Kemana?", mereka berdua berkata, "Ke rasulullah {{saw}}"." Wanita itu berkata, "Apakah dia adalah orang yang disebut sebagai ''soobi`'' (orang yang keluar dari adat nenek moyangnya)?". Mereka berdua berkata, "Dialah yang engkau maksudkan"."
 
Merekapun membawa wanita itu kepada nabi {{saw}} lalu mereka mengabarkan kepada nabi apa yang terjadi. Lalu mereka meminta sang wanita untuk turun dari ontanya, lalu nabi {{saw}} meminta sebuah bejana kecil, lalu dia menumpahkan air dari bejana tersebut ke mulut dua tempat air milik sang wanita tersebut (Dalam riwayat lain: Nabi mengambil air dari dua tempat air tersebut lalu dia berkumur-kumur, lalu menumpahkan kembali kumuran dia ke kedua tempat air tersebut). Lalu dia menutup dengan kencang mulut dua tempat air tersebut dan membuka sumbat yang terdapat di bawah dua tempat air yang terbuat dari kulit tersebut sehingga mengalirlah air dari dua tempat air tersebut. Lalu diserukan kepada para sahabat "Minumlah…!! dan ambillah air..!!" Maka datanglah orang-orang minum dan mengambil air dari dua tempat air tersebut. Orang yang terakhir diberi air adalah seorang yang junub. Nabi memberikan satu bejana air dari dua tempat air tersebut dan berkata kepadanya "Guyurkanlah air ini pada dirimu"." Semua kejadian ini disaksikan oleh sang wanita yang sedang berdiri memperhatikan apa yang terjadi dari air miliknya. Demi Allah air tersebut telah tertahan dari sang wanita (sehingga terus mengalir-pen), akan tetapi menyangka bahwasanya air yang tersisa di kedua tempat air tersebut lebih banyak dan lebih penuh daripada sebelumnya. Lalu nabi {{saw}} berkata, "Kumpulkan (makanan) untuk wanita ini!". Maka para sahabat pun mengumpulkan makanan untuknya seperti korma 'ajwah, tepung, dan sawiq (makanan dari gandum). Hingga akhirnya mereka mengumpulkan makanan dan diletakkan di atas kain lalu dinaikan ke onta wanita tersebut di hadapan wanita tersebut.
 
Nabipun berkata kepadanya, "Tahukah engkau bahwasanya kami tidak mengurangi airmu sedikitpun?, akan tetapi Allah-lah yang telah memberi air bagi kami"." Lalu wanita tersebut pulang ke keluarganya dalam keadaan terlambat, maka mereka pun berkata kepadanya, "Apa yang membuatmu datang terlambat?", Wanita itu berkata, "Suatu keajaiban, saya bertemu dengan dua orang lelaki, lalu mereka membawaku kepada orang yang disebut sebagai soobi' lalu orang itupun melakukan begini dan begitu…, demi Allah orang itu adalah orang yang paling pandai menyihir di antara ini dan itu"." Sang wanita memberi isyarat dengan dua jarinya yaitu jari telunjuk dan jari tengah, lalu ia mengangkat kedua jarinya tersebut ke arah langit dan berkata, "Dia adalah sungguh-sungguh utusan Allah"." (Hadits riwayat Al-Bukhari no. 337).</ref>
 
* Semangkuk [[susu]] yang bisa dibagi-bagikan kepada beberapa orang-orang Shuffah, Abu Hurayrah dan Muhammad.<ref>Diriwayatkan dari Abu Hurairah: demi Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya, (kadang-kadang) saya tidur di atas tanah dengan perut lapar dan (kadang-kadang) saya ikatkan sebuah batu ke perutku untuk menahan lapar. Suatu hari saya duduk di jalan yang biasa dilalui mereka (Nabi Muhammad {{saw}} dan para sahabatnya). Ketika Abu Bakar lewat saya memintanya membacakan untukku sebuah ayat alquran dan saya memintanya hanya dengan maksud barangkali ia dapat menghilangkan rasa laparku, tetapi ia lewat begitu saja.
Baris 103:
Kemudian Umar lewat didepanku dan saya memintanya membacakan untukku sebuah ayat dari kitab Allah dan saya memintanya hanya dengan maksud barangkali ia dapat menghilangkan rasa laparku, tetapi ia lewat begitu saja.
 
Akhirnya Abul Qasim (Nabi Muhammad {{saw}}) lewat dan ia tersenyum ketika melihatku karena ia tahu maksudku hanya dengan melihat wajahku. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Wahai Abu Hirr!” Saya menjawab, “Labbaik ya rasulullah”rasulullah. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda kepadaku, “Ikuti saya”saya. Nabi Muhammad {{saw}} pergi dan saya berjalan di belakangnya, mengikutinya.
 
Kemudian Nabi Muhammad {{saw}} masuk kedalam rumahnya dan saya meminta izin masuk kerumahnya dan diizinkan. Nabi Muhammad {{saw}} melihat semangkuk susu dan berkata, “Darimana ini?” mereka berkata, “Itu hadiah dari si fulan untukmu”untukmu. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Wahai Abu Hirr!” Saya menjawab, “Labbaik ya rasulullah”rasulullah. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Panggillah orang-orang shuffah”
 
Orang-orang shuffah adalah tamu-tamu Islam yang tidak memiliki keluarga, uang atau seseorang yang dapat mereka mintai pertolongan dan setiap kali objek sedekah diberikan kepada Nabi Muhammad {{saw}}, Nabi Muhammad {{saw}} akan memberikannya kepada mereka sedangkan Nabi Muhammad {{saw}} sendiri sama sekali tidak menyentuhnya, dan setiap kali hadiah apapun diberikan kepada Nabi Muhammad {{saw}}, Nabi Muhammad {{saw}} akan memberikannya sebagian untuk mereka dan sebagian untuk diri Nabi Muhammad {{saw}}.
Baris 111:
Perintah Nabi Muhammad {{saw}} itu membuatku kecewa dan saya berkata kepada diriku sendiri, “Bagaimana mungkin susu semangkuk cukup untuk orang-orang Shuffah?” menurutku susu itu hanya cukup untuk diriku sendiri. Nabi Muhammad {{saw}} menyuruhku memberikan susu itu kepada mereka. Saya akan takjub seandainya masih ada sisa untukku. Tetapi bagaimanapun saya harus taat kepada perintah Allah dan rasul-Nya. Maka saya pergi menemui orang-orang Shuffah itu dan memanggil mereka.
 
Mereka pun berdatangan dan meminta izin masuk kedalam rumah. Nabi Muhammad {{saw}} memberi mereka izin. Mereka duduk di dalam rumah itu. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Wahai Abu Hirr!” Saya menjawab, “Labbaik ya rasulullah”rasulullah. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Bawalah susu ini dan berikan kepada mereka”mereka. Maka saya membawa semangkuk susu itu kepada mereka satu persatu dan setiap mereka mengembalikannya kepadaku setelah meminumnya, mangkuk susu itu tetap penuh.
 
Setelah mereka semua selesai minum dari mangkuk susu itu saya memberikannya kepada Nabi Muhammad {{saw}} yang memegang mangkuk itu seraya tersenyum jenaka dan berkata kepadaku, “Wahai Abu Hirr!” Saya menjawab, “Labbaik ya rasulullah”rasulullah. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Masih cukup untuk engkau dan saya”, saya berkata, “Engkau berkata benar ya rasulullah!” Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Duduklah dan minumlah” Saya duduk dan meminumnya. Nabi Muhammad {{saw}} berkali-kali memintaku untuk meminumnya hingga saya berkata, “Tidak, demi Zat yang mengurusmu sebagai pembawa kebenaran, perutku sudah sangat kenyang”kenyang. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Berikan kepadaku”kepadaku. Ketika kuberikan mangkuk itu kepadanya, Nabi Muhammad {{saw}} memuji dan menyebut nama Allah dan meminum sisa susu itu. (Hadits riwayat Sahih Bukhari).</ref>
 
* Susu dan kencing unta bisa menyembuhkan penyakit orang Urainah.<ref>Diriwayatkan daripada Anas bin Malik katanya: Sesungguhnya beberapa orang dari daerah Urainah datang ke Madinah untuk menemui rasulullah {{saw}} mereka telah mengidap sakit perut yang agak serius. Lalu rasulullah {{saw}} bersabda kepada mereka: Sekiranya kamu mau, keluarlah dan carilah unta sedekah, maka kamu minumlah susu dan air kencingnya. Lalu mereka meminumnya, dan ternyata mereka menjadi sehat. Kemudian mereka pergi kepada sekumpulan pengembala lalu mereka membunuh pengembala yang tidak berdosa itu dan mereka telah menjadi murtad (keluar dari Islam.) Mereka juga telah melarikan unta milik rasulullah {{saw}}, kemudian peristiwa itu diceritakan kepada rasulullah {{saw}}. Lalu baginda memerintahkan kepada para Sahabat agar menangkap mereka. Setelah ditangkap lalu mereka dihadapkan kepada baginda {{saw}}. Maka rasulullah {{saw}} pun memotong tangan dan kaki serta mencungkil mata mereka. Kemudian baginda membiarkan mereka berada di al-Harrah (sebuah daerah di Madinah yang terkenal penuh dengan batu hitam) sehingga mereka meninggal dunia. (Sahih Bukhari, Muslim, kitab qishas dan diyat).</ref>
Baris 125:
* Unta besar yang melindungi Muhammad dari kejahatan Abu Jahal.<ref>Sejarah Hidup Muhammad karya Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury, Robbani Press, Jakarta, 2002, halaman 126. Keesokan harinya Abu Jahal mengambil batu. Kemudian duduk menanti rasulullah. Rasulullah {{saw}} pun datang dan melakukan salat. Ketika rasulullah {{saw}} sedang sujud, Abu Jahal mengangkat batu, kemudian menuju kearah dia. Ketika sudah mendekati dia, Abu Jahal berbalik ketakutan dengan muka pucat, dan kedua tangannya tidak kuat lagi menahan batu tersebut sehingga ia lemparkan. Abu Jahal kemudian didatangi oleh tokoh-tokoh Qurasih dan mereka bertanya, “Wahai Abul Hakam, apa yang terjadi padamu?” Abu Jahal menjawab, “...setelah saya mendekatinya, tampak kepadaku didekatnya seekor unta jantan. Saya sama sekali belum pernah melihat unta jantan seperti itu, baik kepala, pangkal leher dan taringnya. Dia hampir menerkamku.” Ibnu Ishaq berkata, “Disebutkan kepadaku bahwa rasulullah {{saw}} bersabda, “ Itu adalah Jibril alahis salam. Seandainya dia mendekat, pasti akan diterkamnya.”</ref>
* Seekor burung mengadu kepada Muhammad tentang kehilangan anaknya.<ref>"Bahwa ada seekor burung bersedih karena kehilangan anaknya. Burung itu mengepakkan sayapnya di atas kepala nabi dan berbicara dengannya. Lalu dia bersabda, 'Siapakah di antara kalian yang telah membuat burung ini kehilangan anaknya?' Seorang lelaki menjawab: 'Saya.' Dia bersabda, "Kembalikanlah anaknya." (Hadits Ar-Razi) Kami pernah bersama nabi {{saw}} dalam suatu perjalanan. Dia keluar dari rombongan untuk suatu keperluan. Lalu kami melihat seekor burung humarah (berwarna merah) bersama dua anaknya. Maka kami mengambil kedua anaknya itu. Burung humarah itu terbang mendekat kebumi pada saat nabi {{saw}} datang. Dia bersabda, "Siapakah yang telah membuat burung ini sedih karena kehilangan anaknya? Kembalikanlah anaknya kepadanya."(Diriwayatkan oleh Abu Dawud). Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa, hal 27-28 By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani.</ref>
* Seekor anjing yang membunuh salah satu petinggi [[Kekaisaran Mongolia|kerajaan Mongol]] karena telah mencela Muhammad.<ref>Ada sebagian petinggi kerajaan mongol yang masuk Kristen, maka sekelompok petinggi Kaum Kristen dan Mongol hadir mengunjunginya, lalu mulailah salah satu dari mereka merendahkan nabi. Ketika itu, di sana ada anjing pemburu yang terikat, maka ketika orang tersebut terlalu banyak merendahkan dia, anjing itu melompat ke arahnya dan mencakarnya, tapi kemudian orang-orang menyelamatkannya. Sebagian yang hadir mengatakan: "Ini disebabkan celaanmu kepada Muhammad"." Dia mengatakan: "Bukan, tapi karena anjing ini tinggi hati, sehingga ketika saya memberi isyarat dengan tanganku, ia mengira saya ingin memukulnya"."
Lalu dia pun kembali lagi mencela dia, bahkan ia memanjangkannya. Maka anjing itu melompat lagi kepadanya, mencekik lehernya dan mencabiknya, sehingga dia mati seketika. Karena kejadian ini, 40 ribu orang mongol akhirnya masuk Islam. (Kitab Addurorul Kaminah, karya Al-Hafizh Ibnu Hajar 4/153).</ref>
 
* [[Pohon kurma]] dapat berbuah dengan seketika.<ref>Diriwayatkan oleh Jabir: "Sewaktu bapakku meninggal, ia masih mempunyai utang yang banyak. Kemudian, saya mendatangi rasulullah {{saw}} untuk melaporkan kepada Dia mengenai utang bapakku. Saya berkata kepada rasulullah: Ya rasulullah, bapakku telah meninggalkan banyak hutang. Saya sendiri sudah tidak mempunyai apa-apa lagi kecuali yang keluar dari pohon kurma. Akan tetapi pohon kurma itu sudah dua tahun tidak berbuah. Hal ini sengaja saya sampaikan kepada rasulullah agar orang yang memiliki piutang tersebut tidak berbuat buruk kepadaku. Kemudian rasulullah mengajakku pergi ke kebun kurma. Sesampainya disana dia mengitari pohon kurmaku yang dilanjutkan dengan berdoa. Setelah itu dia duduk seraya berkata kepadaku, "Ambillah buahnya." Mendengar perintah rasulullah {{saw}} tersebut, saya langsung memanjat pohon kurma untuk memetik buahnya yang tiba-tiba berbuah. Buah kurma itu kupetik sampai cukup jumlahnya untuk menutupi utang bapakku, bahkan sampai lebih." (Hadits sahih Bukhari Juz 4 no 780).</ref>
* Batang pohon kurma meratap kepada Muhammad.<ref>Ratapan batang pohon kurma kepada rasulullah {{saw}}, dan tangisannya dengan suara keras yang bisa didengar seluruh orang yang berada di masjid dia. Itu terjadi setelah rasulullah {{saw}}. meninggalkannya. Sebelumnya rasulullah {{saw}}. berkhutbah di atas batang tersebut sebagai mimbar dia. Ketika dia telah dibuatkan mimbar, dan tidak naik lagi ke atas batang kurma tersebut, batang tersebut meratap menangis dan rindu kepada rasulullah {{saw}}. Suara tangisnya seperti tangis unta yang hamil sepuluh bulan. Batang pohon kurma tersebut tidak berhenti menangis hingga rasulullah {{saw}}. datang padanya, dan meletakkan tangannya yang mulia di atasnya. Ia pun berhenti menangis.</ref><ref>Dikisahkan oleh Jabir bin Abdullah, "Sang nabi sering berdiri dekat sebuah pohon palem kurma. Ketika sebuah tempat duduk disediakan baginya, kami mendengar pohon itu menangis bagaikan unta betina hamil sampai sang nabi jongkok dan memeluk pohon itu. (Hadits shahih riwayat Imam Bukhari vo.II no.41).</ref><ref>Dikisahkan oleh Ibnu Umar, "Sang nabi sering berkutbah sambil berdiri dekat batang pohon kurma. Ketika dia dibuatkan tempat duduk, dia lebih memilih duduk. Pohon kurma itu mulai menangis dan sang nabi menghampirinya, mengelusnya dengan tangannya (agar pohon itu berhenti menangis). (Hadits shahih riwayat Imam Bukhari vo.IV no.783 dan At-Tirmidziy dalam Sunannya (505).</ref>
* Sebuah tandan kurma yang bercahaya diberikan kepada [[Qatadah|Qatadah bin Nu'man]] sebagai obor penerang jalannya pulang.<ref>Nabi telah memberi Qatadah bin Nu'man sebuah tandan kurma, setelah salat Isya berjamaah bersamanya pada malam yang gelap gulita. Dia bersabda, "Pulanglah dengan membawa tandan ini. Ia akan menyinarimu dari kedua tanganmu sepuluh kali telapak tanganmu. Jika memasuki rumah, kamu akan melihat sesuatu berwarna hitam, maka pukullah dia hingga keluar, karena dia itu adalah setan." Maka Qatadah pulang dan tandan kurma itu menyinari hingga dia masuk kedalam rumahnya dan menemukan warna hitam lalu dipukulnya hingga keluar. (Hadits riwayat Abu Na'im dari buku berjudul "Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa," hal 17-18, oleh Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani).</ref>
* Memanggil sebuah pohon untuk mendekatinya, karena untuk menambahkan pembuktian atas kenabiannya kepada Rukanah.<ref name="Sirah Nabawiyah" />
Baris 171:
* Menyembuhkan daya ingat [[Abu Hurairah|Abu Hurayrah]] yang pelupa.<ref>Abu Hurairah mengeluh kepada rasulullah {{saw}} bahwa dia terlalu pelupa. Lalu rasulullah {{saw}} membentangkan kainnya di atas tanah, lalu memegang-megang kainnya dengan tangan dia. Abu Hurairah disuruh rasulullah memeluk kain itu. Sejak itu Abu hurairah tidak pernah lupa-lupa lagi, dan dia terkenal paling banyak menghafal hadis. (Hadits sahih Imam Bukhari dan Imam Muslim).</ref>
* Menyembuhkan kaki [[Abdullah bin Atik]] yang patah sehingga pulih seperti sediakala.<ref>Al-Barra’ bahwa setelah Abdullah bin Atik dapat membunuh Abu Rafi’, lalu turun dari tangga rumahnya , ia jatuh tersemban ke tanah sehingga betisnya patah. Dia menceritakan hal ini kepada rasulullah. Baginda pun bersabda, “Luruskanlah kaki mu!” Maka dia pun meluruskannya, lalu baginda mengusapnya . Selepas itu dia sudah tidak merasakan sakit lagi. (Hadits Bukhari meriwayatkan dari Al-Barra’).</ref>
* Menyembuhkan luka sayatan di betis [[Salamah bin al-Akwa]] pada [[Perang Khaibar]].<ref>Dari Yazid bin Abu Ubaid, ia berkata, “Saya melihat luka tersayat di betis Salamah bin al-Akwa”Akwa. Saya bertanya, “Luka apa ini?” “Saya terluka pada perang Khaibar, ” jawabnya. Selanjutnya dia pergi kepada rasulullah {{saw}} lalu baginda meniupkan luka itu 3 kali dan saya tidak merasakan sakit lagi.” (Hadits Bukhari meriwayatkan dari Yazid bin Abu Ubaid).</ref>
* Menyembuhkan penyakit mata [[Ali bin Abi Thalib]] saat pemilihan pembawa bendera pemimpin dalam [[Perang Khaibar]].<ref>Rasulullah {{saw}} bersabda pada saat peristiwa penaklukkan Khaibar, "Esok hari saya (nabi {{saw}}) akan memberikan bendera kepada seorang yang akan diberikan kemenangan oleh Allah swt melalui tangannya, sedang ia mencintai Allah dan rasulnya, dan Allah dan rasulnya mencintainya"." Maka semua orangpun menghabiskan malam mereka seraya bertanya-tanya di dalam hati, kepada siapa di antara mereka akan diberi bendera itu. Hingga memasuki pagi harinya masing-masing mereka masih mengharapkannya. Kemudian rasulullah {{saw}} bertanya: "Ke manaKemana Ali?" lalu ada yang mengatakan kepada dia bahwa Ali sedang sakit kedua matanya. Lantas rasulullah {{saw}} meniup kedua mata Ali seraya berdoa untuk kesembuhannya. Sehingga sembuhlah kedua mata Ali seakan-akan tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Lalu rasulullah {{saw}} memberikan bendera itu kepadanya. (Hadits sahih Bukhari meriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad).</ref>
* Menyembuhkan sakit kepala Ali bin Abi Thalib.<ref>Ia menceritakan, “Saya tidak pernah merasa pusing lagi sejak wajahku diusap oleh rasulullah {{saw}}.” (Hadits riwayat Ahmad, Abu Ya’la, dan Al-Haitsami).</ref>
* Menyembuhkan luka gigitan ular yang diderita [[Abu Bakar]] dengan ludahnya saat bersembunyi di [[Gua Hira]]<ref>Ludah rasulullah {{saw}} tidaklah sama dengan ludah manusia biasa, ludah dia harum baunya dan kadang dijadikan sebagai obat penyembuh berbagai penyakit seperti penawar racun sebagaimana yang pernah terjadi pada diri Abu Bakar di goa Hiro, atau penyembuh pada mata Ali bin Abi Thalib yang hampir buta di Perang Khaibar, atau mata seorang sahabat lainnya pada perang uhud. Wail Ibnu Hajar bercerita: "Rasulullah {{saw}} pernah disodorkan wadah berisi air, dia meminumnya, lalu meludah di wadah itu, kemudian air dalam wadah dituangkan ke dalam sumur, tiba-tiba dari sumur merebak bau wangian yang harum. (Hadits riwayat Ahmad)</ref> (dalam kisah lain dikatakan Gua Tsur)<ref>Dalam riwayat lain, tentang peristiwa yang dialami oleh Abu Bakar sewaktu bersama rasulullah {{saw}} di goa Tsur untuk sembunyi, kaki Abu Bakar digigit binatang yang ada di lubang yang terdapat di dalam goa tersebut. Akan tetapi Abu Bakar tidak bergerak supaya rasulullah {{saw}} yang sedang tidur dipangkuannya tidak terbangun. Hanya air matanya yang membasahi wajah rasulullah {{saw}}, dan Dia terbangun lau bertanya: "Ada apa wahai Abu Bakar?" Dia menjawab: "Kaki saya digigit hewan yang ada dalam lubang. Semoga Ayah dan Ibuku menjadi tebusan bagimu"." Lalu rasulullah meludahi gigitan itu dan sembuhlah kaki Abu Bakar. (lihat ''al-Rahiq al-Makhtum'', Hal.149)</ref> dari pengejaran penduduk [[Mekah]].
* Menyembuhkan luka bakar ditubuh anak kecil yang bernama Muhammad bin Hathib dengan ludahnya.<ref>Muhammad bin Hathib pernah berkata, "Ketika masih kanak-kanak, sebuah periuk tumpah mengenai tubuhku dan seluruh kulit tubuhku terbakar, lalu ayah saya membawaku kepada rasulallah {{saw}}, kemudian dia meludahi kulit yang terbakar seraya berdoa, 'Jauhkanlah penyakit wahai Tuhan sekalian manusia,' maka sayapun menjadi sehat tidak merasakan apa-apa. (Hadits riwayat [[Imam Nasa'i]]). Keterangan: Muhammad bin Hathib bin Harits bin Mu'ammar al-Jamhi al-Kufi, adalah seorang sahabat kecil. Ia lahir di atas perahu sebelum rombongan orang mukmin sampai ke Habasyah. Ia adalah orang paling pertama dalam Islam diberi nama Muhammad. Para ulama berselisih pendapat tentang gelarnya, apakah Abu Qasim atau Abu Ibrahim. Ia telah meriwayatkan hadits dari nabi {{saw}}, Ali dan ibunya Ummu Janil. Meninggal pada tahun 94 H atau sebagian berpendapat tahun 86 H. Lihat ''Syarhul Mawabil Laduniyyah'', V/192.</ref>
* Menyembuhkan luka bakar Amar bin Yasir yang telah dibakar oleh orang-orang kafir.<ref>[[Umar bin Maymun]], ia berkata, "Orang-orang kafir telah membakar Amar bin Yadir, kemudian nabi {{saw}} melewainya dan mengusapkan tangannya pada kepala Amar lalu bersabda, "Wahai api, jadilah kamu dingin dan jadilah kamu keselamatan bagi Amar, seperti kamu dulu pada Ibrahim." (Hadits riwayat Ibnu Sa'ad dari Umar bin Maymun)</ref>
* Menyembuhkan anak yang bisu sejak lahir, sehingga bisa berbicara.<ref>Dalam kitab al Khasais, dikisahkan suatu ketika rasulullah {{saw}} didatangi seorang ibu yang menggendong anaknya yang bisu. Si ibu ini menceritakan: Anakku ini belum pernah bicara sejak ia dilahirkan. Rasulullah {{saw}} bertanya: siapakah saya? Anak itu tiba-tiba bisa bicara dan menjawab: Engkau adalah rasulullah. (Hadits riwayat Al Baihaqi)</ref><ref>Dari jalan Sulaiman bin Amru bin Al Ash, dan ibunya ia berkata, “Saya pernah melihat rasulullah {{saw}} pada waktu Jamrah Al Aqabah. Dia melempar batu dan orang-orang pun melakukannya. Setelah selesai baginda kembali, tiba-tiba ada seorang perempuan sambil membawa anaknya yang bisu datang kepada baginda seraya berkata, “Wahai rasulullah, ini anakku yang sedang mendapat bala. Ia tidak boleh berbicara.” Dia meminta sebuah bejana yang diperbuat dari batu yang di dalamnya diisikan air. Setelah itu baginda memegangnya, meludahinya dan berdoa. Mengulanginya sekali lagi dan menyuruh agar meminumnya kepada anak perempuan itu. Akhirnya anak itu sembuh, malah menjadi lebih baik daripada yang lainnya. (Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Al Baihaqi, At Thabrani dan Abu Nuaim meriwayatkan dari jalan Sulaiman bin Amru bin Al Ash, dan ibunya).</ref>
* Menyembuhkan mata ayah [[Fudayk]] yang putih semua dan buta.<ref>Riwayat lain, Fudayk bercerita bahwa ayahnya datang menemui rasulullah {{saw}} mengeluhkan matanya yang putih, dan tidak bisa melihat. Rasulullah bertanya apa yang menyebabkannya? Dia menjawab: Saya pernah menginjak telur ular, pecah dan mengenai mataku hingga akhirnya buta. Rasulullah {{saw}} meniup mata Abu Fudayk dan dia bisa melihat kembali. (Hadits riwayat Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Sakan, al Baghawi, dan Abu Nuaim serta at Tabari)</ref>
* Air seni Muhammad pernah terminum oleh pembantunya yang bernama Ummu Aiman, sehingga menyembuhkan sakit perut pembantunya.<ref>Ummu Aiman pernah bercerita: Suatu ketika rasulullah {{saw}} menginap di rumah. Ketika malam dia {{saw}} bangun dan buang air di bejana. Tak lama kemudian saya terbangun dan mencari minum karena kehausan. Saya mendapatkan air di bejana dan saya langsung meminumnya. Esok paginya, rasulullah {{saw}} berkata kepada saya: "Wahai Ummu Aiman, tolong buangkan air yang ada di bejana"." Saya pun menjawab: "Wahai rasulullah demi Zat yang telah mengutusmu dengan haq, saya sudah minum air yang ada di dalamnya"." Rasulullah {{saw}} tertawa sampai terlihat giginya lalu bersabda "Sungguh perutmu tidak akan sakit lagi setelah ini." Semenjak kejadian itu tidak pernah rasulullah {{saw}} menyuruh sahabatnya minum air kencingnya. (Lihat ''Nisa' hawl al Rasul'', hal 45-46).</ref>
* Mengembalikan penglihatan orang yang buta.<ref>(An Nasa’i, Tirmidzi, Al Hakim dan Al Baihaqi meriwayatkan dari Usma bin Hanif, bahwa ada seorang buta berkata, “Wahai rasulullah, berdoalah kepada Allah untukku agar membuka penglihatanku.” Baginda bersabda, “Pergilah berwudhu’. Dirikan solat dua raka’at dan ucapkanlah, “Ya Allah, saya memohon kepadaMu, mengadap kepadaMu dengan lantaran nabiMu Muhammad, nabi pembawa kasih. Wahai Muhammad, saya mengadap kepada Tuhanmu dengan lantaranmu, agar ia membuka penglihatanku. Ya Allah, berilah syafaat dia untuk kepentinganku.” Belum lagi orang ramai berganjak dari tempat mereka dan orang tersebut pergi, maka dia sudah dapat melihat).</ref>
* Menyembuhkan penyakit lumpuh seorang anak.<ref>Dari Usamah bin Zaid, ia berkata, “Kami keluar bersama rasulullah {{saw}}. untuk menunaikan ibadah haji. Ketika sampai di Rauha’, dia melihat seorang perempuan di depannya. Setelah dekat perempuan itu berkata, “Wahai rasulullah, ini ialah anakku. Sejak lahir hingga saat ini, dia tidak mampu berdiri sama sekali.” Dia pun mengambil anak itu, menggendongnya lalu meludah di mulut anak itu seraya bersabda, “Wahai musuh Allah, keluarlah! Sesungguhnya saya rasulullah!” Setelah itu baginda menyerahkan kembali anak itu seraya bersabda, “Ambillah anakmu, ia sudah tiada apa-apa”apa. (Abu Ya’la, Al Baihaqi meriwayatkan dari Usamah bin Zaid).</ref>
* Mengobati penyakit gila seorang anak.<ref>Bahwa ada seorang perempuan datang menemui rasulullah {{saw}} sambil membawa anaknya seraya berkata, “Wahai rasulullah, ini adalah anakku yang sedang menderita gila. Ia suka mengambil makanan yang harus kita makan di siang hari dan di malam hari. Ia juga suka mengamuk.” Dia pun mengusap dada anak itu, menyemburkan ludah sambil berdoa. Dari dalam perut budak itu keluar sesuatu yang kecil menyerupai belatung hitam. Akhirnya budak itu pun sembuh. (Ahmad, Ad Darami, At Thabrani, Al Baihaqi, Abu Nu’aim meriwayatkan dari Ibnu Abbas).</ref>
 
Baris 233:
 
== Penjelasan sebagai manusia biasa ==
Terdapat kisah yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad tidak memiliki bayangan, karena jasadnya terbuat dari cahaya. Pendapat ini disampaikan oleh Muhammad as-Sholihi dalam kitabnya yang berjudul ''"Subul al-Huda wa ar-Rasyad"''. Muhammad as-Sholihi mengutip beberapa riwayat dari beberapa ulama, di antaranya adalah Ibnu Sab’ dalam ''"Khasais Nabi"'' dan ad-Dzakwan. Ibnu Sab’ mengatakan, bahwa “Bayangan nabi {{saw}} tidak menempel di tanah. Karena dia adalah cahaya. Apabila dia berjalan di bawah terik atau di malam purnama, tidak nampak bayangannya.” Kemudian keterangan lain dari seorang tabiin bernama ad-Dzakwan, dia mengatakan, "Tidak terlihat bayangan rasulullah {{saw}} di bawah matahari maupun purnama"."<ref>''Subul al-Huda wa ar-Rasyad'', 2/90</ref>
 
Riwayat di atas dinilai sangat lemah dan palsu (''maudhu''), dikarenakan pernyataan-pernyataan yang tidak memiliki bukti (dasar) dari al-Qur`an maupun [[hadits]] nabi yang shahih, kemudian banyak dalil yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad hanya manusia biasa, dan Allah telah menjelaskan hal ini dalam Al-Qur'an:
Baris 240:
{{cquote|Mereka berkata: “Mengapa rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar?” (Al-Furqan 25:8)}}
 
Semua ayat di atas menunjukkan bahwa karakter fisik para nabi dan rasul, tidak berbeda dengan umatnya, artinya mereka sama-sama manusia, yang membedakan hanyalah ketakwaannya saja,<ref>"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu." (Al-Hujurat 49:13).</ref> dan keistimewaan lain dari para nabi dan rasul adalah jasad mereka tidak akan hancur "dimakan tanah"."<ref>Telah mengkhabarkan kepada kami Ishaaq bin Manshuur, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Husain Al-Ju’fiy, dari ‘Abdurrahmaan bin Yaziid bin Jaabir, dari Abul-Asy’ats Ash-Shan’aaniy, dari Aus bin Aus, dari nabi {{saw}}, dia bersabda: “Sesungguhnya seutama-utama hari adalah hari Jum’at, pada hari itu Adam ‘alaihis-salaam diciptakan, padanya ia diwafatkan, padanya ditiup sangkakala (kiamat), dan padanya diwafatkan seluruh makhluk. Maka, perbanyaklah oleh kalian ucapan shalawat, karena ucapan shalawat kalian itu akan disampaikan kepadaku”kepadaku. Para shahabat bertanya: “Wahai rasulullah, bagaimana shalawat kami disampaikan kepadamu, padahal engkau telah lenyap atau hancur ?” Dia menjawab: “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla telah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para nabi ‘alaihim as-salaam” (Al-Mujtabaa, no. 1374).</ref>
 
=== Tidak mengetahui hal gaib kecuali mendapatkan wahyu ===
Dari kesemua mukjizat yang dimilikinya, ia pernah mengalami ketidaktahuannya tentang beberapa masalah, seperti tidak mengetahui kapan datangnya [[kiamat]],<ref>"Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat: ‘Kapankah terjadinya.’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Al-A’raaf 7:187)</ref><ref>Manusia bertanya kepadamu tentang hari Berbangkit. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Berbangkit itu hanya di sisi Allah.’ ...dan tahukah kamu wahai (Muhammad), boleh jadi hari Berbangkit itu sudah dekat waktunya.” (Al-Ahzaab :3363)</ref> kemudian apakah [[Ibnu Shayyad]] sesungguhnya [[Dajal]] atau bukan,<ref>[[Imam Nawawi]] menyebutkan pendapat ulama yang mengatakan bahwa nabi tidaklah turun kepadanya wahyu yang menjelaskan bahawa dia adalah al-Masih ad-Dajjal ataupun yang lain. Adapun wahyu yang turun kepadanya hanya tentang sifat-sifat Dajjal saja sementara di dalam diri Ibnu Shayyad ini terdapat bukti-bukti tersebut. Kerana itulah nabi tidak memastikan bahawa dia adalah Dajjal atau bukan. Rasulullah {{saw}} berkata kepada Umar, "Jika memang ia (Ibnu Shayyad) itu adalah dajjal maka engkau tidak akan dapat membunuhnya. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XVIII hal 64)</ref> tidak mengetahui ada beberapa sahabatnya dari kalangan [[Suku Badui (Arab)|Arab Badui]] dan [[Madinah]] yang [[munafik]],<ref>"Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar." (At-Taubah 9:101)</ref> tidak mengetahui perkara-perkara gaib yang lainnya,<ref>Ada sebagian delegasi yang datang ke nabi, mereka menganggap bahwa nabi termasuk orang yang mengaku bisa melihat yang ghaib, maka mereka menyembunyikan sesuatu di dalam (genggaman) tangan mereka untuk dia, kemudian mereka berkata kepada dia,” Kabarkanlah kepada kami, apa dia (yang ada dalam gemgaman kami ini)? Lalu dia menjawab kepada mereka dalam keadaan berteriak, “Saya bukan seorang dukun!" "Sesungguhnya dukun dan perdukunan serta dukun-dukun itu di dalam neraka.” (Diriwayatkan Abu Daud: 286 )</ref> jika [[Allah]] tidak memberikan [[wahyu]].<ref>Katakanlah: "Saya tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) saya mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) saya mengatakan kepadamu bahwa saya seorang malaikat. Saya tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" (Al-An’am 6:50)</ref> Karena pada dasarnya [[syariat Islam]] mengajarkan segala sesuatu yang gaib hanya Allah yang Maha Tahu (''Al `Aliim'').<ref>“Katakanlah! Tidak ada yang dapat mengetahui perkara yang ghaib dilangit dan di bumi kecuali Allah.” (An-Naml 27:65)</ref><ref>"(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu." (Al-Jin 72:26)</ref> Kemudian ia pernah mengalami sakit, terkena [[sihir]] dan racun,<ref>Ibnul Qayyim berkata: “...dan sekelompok manusia telah mengingkari hal ini (disihirnya rasulullah {{saw}}-red). Mereka mengatakan: “Ini tidak boleh menimpa diri rasul,” bahkan mereka menganggap ini sebagai suatu kekurangan dan aib, dan perkaranya tidak seperti yang mereka duga, akan tetapi sihir tersebut adalah dari jenis perkara (penyakit) yang berpengaruh terhadap diri rasulullah {{saw}}, hal ini termasuk dari jenis-jenis penyakit yang menimpanya sebagaimana dia juga tertimpa racun, di mana tidak ada perbedaan antara pengaruh sihir dengan racun”racun. (Zaadul Ma’ad 4/ 124)</ref> terluka karena pukulan, sabetan pedang bahkan rasa sakit akibat demam sama seperti apa yang sering dialami oleh fisik manusia biasa. Karena Nabi Muhammad termasuk bani Adam yang diciptakan dari tanah. Sementara yang diciptaan dari cahaya hanyalah malaikat, dan nabi bukanlah golongan [[malaikat]].<ref>Dia bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari nyala api. Adam diciptakan dari apa yang telah ada pada kalian.” (Hadits riwayat Muslim 2996).</ref>
 
=== Terluka saat perang ===
Dalam sejarah Islam, beberapa kali Muhammad terluka dan mengalami kesakitan akibat peperangan dengan musuhnya, di antaranya ketika terjadinya [[Perang Uhud]], dalam kondisi yang sangat kritis itu, [['Utbah bin Abi Waqqash]] melempar Muhammad dengan batu sehingga ia terjatuh, mengakibatkan gigi seri bawah kanan terkena dan juga melukai bibir bawahnya.<ref>"Dari Anas: "Sesungguhnya pada peperangan Uhud, gigi geraham rasulullah {{saw}} patah, dan kepala dia terluka, maka dia mengusap darah dari kepala dia sambil mengatakan: 'Bagaimana akan mendapatkan keberuntungan, satu kaum yang melukai kepala nabi mereka dan mematahkan gigi gerahamnya, sedangkan nabi itu mengajak mereka menuju (peribadahan kepada) Allah?' Maka Allah menurunkan (ayatNya): “Tidak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu"." - Al Imran/3 ayat 128. (Hadits shahih riwayat Muslim, no. 1791).</ref>
 
Kemudian [[Abdullah bin Syihab Al Zuhry]] tiba-tiba mendekati Muhammad dan memukul hingga keningnya terluka, tidak hanya itu saja datang pula [[Abdullah bin Qami'ah]] seorang penunggang kuda mengayunkan pedang ke bahu Muhammad dengan pukulan yang keras, pukulan pedang itu tidak sampai menembus dan merusak baju besi yang ia kenakan.
Baris 270:
{{refbegin}}
* Kauma, Fuad (2000). ''50 Mikjizat Rasulullah''. Jakarta: Gema Insani ISBN 979-561-594-7
* Maulana Wahiduddin Khan (2005). "Muhammad: Nabi Untuk Semua". Jakarta: Pustaka Alvabet ISBN 979-3064-09-9
* Kumpulan Hadits dari Shahih Muslim
* Muhammad Nashiruddin Al-Albani. ''Ringkasan Shahih Bukhari''. Jakarta: Gema Insani