Keris: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Menolak 3 perubahan teks terakhir (oleh Bambang Setiawan Ahong) dan mengembalikan revisi 13103491 oleh HsfBot
Baris 114:
<!-- Selain keris, masih terdapat sejumlah senjata tikam lain di wilayah Nusantara, seperti [[rencong]] dari [[Aceh]],sewar, tumbuk lada, badik, dan taji ayam (sumatera),[[badik]] dari [[Sulawesi]] serta [[kujang]] dari [[Jawa Barat]]. Keris dibedakan dari senjata tikam lain terutama dari bentuk bilahnya. keris adalah senjata dengan tajam pada dua sisi, terdiri dari dua bagian yaitu bilah (beserta peksinya) serta ganja, memiliki kecondongan tertentu dari ganjanya, bilah keris tidak dibuat dari logam tunggal yang dicor tetapi merupakan campuran berbagai logam minimal 2 jenis logam,yang ditempa berlapis-lapis. Akibat teknik pembuatan ini, keris memiliki[[pamor keris|pamor]] pada bilahnya.
orang awam sering mengira bahwa pamor hanya ada pada keris, sebenarnya teknik pembuatan pamor bukan hanya terdapat pada keris tetapi juga ada pada pedang, tombak dan berbagai senjata tusuk seperti badik, kujang dan taji/lawi ayam, teknik pembuatan dengan menggabungkan beberapa logam (minimal 2 jenis logam)yang ditempa berlapis-lapis juga bukan monopoli keris karena juga diterapkan pada pembuatan pedang, badik dan tosan aji lain, jadi bukan pamor dan teknik tempa lipat beberapa logam yang membedakan keris dengan senjata lain melainkan terdapatnya dua bagian bilah dan ganja, dan adanya kecondongan bilah dari ganja yang membuat keris khas. -->
 
Sekilas tentang Mewarangi Keris
~
 
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
 
1. Lepaskan keris dari warangka dan ukirannya
 
2. Rendam keris dengan air kelapa hijau semalaman lalu bilas dengan air sampai bersih.
 
3. Gosok permukaan keris dengan irisan jeruk nipis sampai bersih / putih mengkilap
Menggosoknya jangan terlalu keras / kasar. Dapat pula digosok menggunakan sikat gigi yang halus dengan arah gosokan searah bila ada kerak / karat yang membandel. Boleh juga ditambah air perasan buah pace / mengkudu yang sudah matang. Lalu bilas dengan air bersih yang mengalir.
 
4. Cuci keris sampai bersih dengan buah lerak / sabun lerak
Saat mencuci, gosok keris perlahan dan searah dengan sikat gigi yang halus. Bila ada kotoran di celah2nya, congkel dengan tusuk gigi. Bilas dengan air bersih sampai kotoran2 (ampas jeruk dan pace) hilang.
 
5. Keringkan sampai betul2 kering dengan menekan2 bilah keris dengan kain bersih
Boleh diusap lembut dengan kain bersih yang menyerap air.
 
6. Olesi keris dengan cairan warangan menggunakan kuas secara tipis dan merata (prosesnya disebut Marangi)
Fungsi cairan warangan adalah untuk menciptakan reaksi kimia antara besi dan larutan warangan pada permukaan bilah. Reaksi tersebut menghasilkan senyawa oksida besi – arsenik berupa lapisan tipis yang berfungsi sebagai anti karat pada permukaan bilah keris. Selain sebagai anti karat, lapisan tersebut juga menimbulkan warna kontras yang indah pada permukaan bilah.
 
7. Angin-anginkan keris dengan posisi berdiri (gunakan rak) agar pembentukan lapisan senyawa oksida besi-arsenik bisa sempurna
 
Perhatikan kontras warna yang terbentuk pada permukaan bilah keris. Bila tingkat kontras yang diinginkan sudah tercapai, lanjutkan ke proses selanjutnya.
 
8. Setelah pengangin-anginan dianggap cukup, bilas lagi keris dengan air mengalir
Namun dalam membilas, jangan disemprot dengan tekanan air yang tinggi atau digosok-gosok / disentuh tangan telanjang. Pembilasan dimaksudkan untuk menghentikan reaksi kimia antara besi dan warangan sehingga keris tidak terlalu hitam / gosong.
 
9. Keringkan lagi sampai betul-betul kering dengan menekan-nekan bilah (jangan digosok) dengan kain bersih secara lembut lalu diangin-anginkan, Ingat, jangan sampai disentuh dengan tangan telanjang lagi.
 
10. Olesi keris dengan minyak (minyak’i) secara tipis dan merata menggunakan kuas
Dalam meminyaki, jangan sampai keris terlalu basah. Serap kelebihan minyak dengan kain bersih yang ditekan-tekan di permukaan keris (jangan digosok-gosok).
 
Minyak terbaik untuk meminyaki pusaka adalah minyak senjata (minyak untuk melumasi komponen2 mekanis senjata api). Namun bila sulit memperolehnya dapat digantikan dengan minyak Singer (pelumas untuk mesin jahit). Untuk memperbaiki aroma minyak senjata atau minyak Singer, agar pusaka baunya wangi, dapat ditambahkan sedikit (10%) minyak alami yang terbuat dari bunga, kayu, atau akar tumbuhan yang wangi (seperti minyak melati, mawar, cendana, gaharu, akar wangi) diaduk rata sebelum dipakai.
 
11. Masukkan kembali pusaka ke warangkanya. Simpanlah di tempat yang kering dan tidak lembab.
 
~
 
Sesungguhnya mencuci dan mewarangi keris tidak harus selalu dilakukan setiap tahun atau dalam jangka waktu tertentu. Karena proses tersebut sedikit banyak akan mengikis permukaannya sehingga dapat merusak keris dalam kurun waktu tertentu bila dilakukan terlalu sering.
 
Mencuci atau memandikan keris seyogianya dilakukan bila bilah keris terindikasi mulai berkarat atau tebal keraknya. Namun bila pemilik keris memiliki pengetahuan yang baik dalam hal perawatan keris seharusnya mampu memperpanjang interval pencucian keris tersebut.
 
Bila keris belum berkarat, sebaiknya yang perlu dilakukan dalam 6 bulan atau 1 tahun sekali hanyalah meminyakinya. Sehingga interval waktu pencucian dapat diperpanjang hingga 3 tahun sekali.
 
~
 
== Morfologi ==
Baris 206 ⟶ 159:
 
'''Luk''', adalah bagian yang berkelok dari wilah-bilah keris, dan dilihat dari bentuknya keris dapat dibagi dua golongan besar, yaitu keris yang lurus dan keris yang bilahnya berkelok-kelok atau luk. Salah satu cara sederhana menghitung luk pada bilah , dimulai dari pangkal keris ke arah ujung keris, dihitung dari sisi cembung dan dilakukan pada kedua sisi seberang-menyeberang (kanan-kiri), maka bilangan terakhir adalah banyaknya luk pada wilah-bilah dan jumlahnya selalu ''gasal'' ( '''ganjil''') dan '''tidak pernah genap''', dan yang terkecil adalah luk tiga (3) dan terbanyak adalah luk tiga belas (13). Jika ada keris yang jumlah luk nya lebih dari tiga belas, biasanya disebut keris ''kalawija'', atau keris tidak lazim.
 
Nama-nama dalam ricikan keris :
 
1. Pesi, yaitu tangkai keris yang masuk ke dalam pegangan atau ukir.
 
2. Ganja, yaitu dasar bilah keris yang tebal. Ganja dapat menyatu atau terpisah dengan bilah.
 
3. Buntut Mimi, merupakan bentuk meruncing pada ujung ganja.
 
4. Greneng, yaitu ornamen berbentuk huruf Jawa Dha (seperti huruf W ) yang berderet.
 
5. Thingil, yaitu tonjolan kecil pada grenelig atau pada dasar huruf Jawa Dha.
 
6. Ri pandhan, yaitu bentuk ujung yang meruncing menyerupai duri pada huruf Jawa Dha.
 
7. Ron Dha, yaitu ornamen pada huruf Jawa Dha.
 
8. Sraweyan, yaitu dataran yang merendah di belakang sogogwi, di atas ganja.
 
9. Bungkul, bentuknya seperti bawang, terletak di tengah-tengah dasar bilah dan di atas ganja.
 
10. Pejetan, bentuknya seperti bekas pijatan ibu jari yang terletak di belakang gandik.
 
11. Lambe Gajah, bentuknya menyerupai bibir gajah.
Ada yang rangkap dan Ietaknya menempel pada gandik.
 
12. Gandik, berbentuk penebalan agak bulat yang memanjang dan terletak di atas sirah cecak atau ujung ganja.
 
13. Kembang Kacang, menyerupai belalai gajah dan terletak di gandik bagian atas.
 
14. Jalen, menyerupai taji ayam jago yang menempel di gandik.
 
15. Tikel Alis, terietak di atas pejetan dan bentuknya rnirip alis mata.
 
16. Janur, bentuk lingir di antara dua sogokan.
 
17. Sogokan depan, bentuk alur dan merupakan kepanjangan dari pejetan.
 
18. Sogokan belakang, bentuk alur yang terletak pada bagian belakang.
 
19. Pudhak sategal, yaitu sepasang bentuk menajam yang keluar dari bilah bagian kiri dan kanan.
 
20. Poyuhan, bentuk yang menebal di ujung sogokan.
 
21. Landep, yaitu bagian yang tajam pada bilah keris.
 
22. Gusen, terletak di be!akang landep, bentuknya memanjang dari sor-soran sampai pucuk.
 
23. Gula Milir, bentuk yang meninggi di antara gusen dan kruwingan.
 
24. Kruwingan, dataran yang terietak di kiri dan kanan adha-adha.
 
25. Adha-adha, penebalan pada pertengahan bilah dari bawah sampal ke atas.
 
~
 
== ''Pasikutan'', tangguh keris, dan perkembangan pada masa kini ==
Baris 284 ⟶ 182:
* [[Keris Kyai Carubuk]]
* [[Keris Kyai Condong Campur]]
 
Kriteria Penggemar Keris Pusaka.
~
 
Kriteria Penggemar Keris Pusaka dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan :
 
~ Pertama
 
Adalah mereka yang menilai Keris Pusaka dari segi Isoteris belaka.
Kekuatan Mistik, Yoni, Tuah, Khodam, Angsar, dll....adalah yang mereka utamakan.
Penggemar Keris Pusaka jenis ini tidak perduli tentang bentuk dapur keris, pamor dan tangguh.
Sehingga sering menyebut nama salah kaprah, nama pamor bisa disebut nama dapur keris, suatu contoh ketika ia menyebut mempunyai Keris Pusaka Udan Mas, padahal bagi yang memahami Ilmu Keris Pusaka akan tersenyum dalam hati karena Udan Mas bukanlah Nama Keris atau Dapur melainkan nama sebuah Pamor.
Ciri ciri Kriteria Penggemar Keris Pusaka jenis Pertama ketika diajak bicara yang disampaikan hanyalah tentang Khasiat Keris Pusaka serta cerita Seputar Mistik Keris Pusaka misalnya :
Keris Bisa Berdiri Sendiri,
Keris Sering Mengeluarkan Suara Gemuruh,
Keris Bergerak Didalam Kotak,
Keris Bisa Terbang,
Keris Bisa Memadamkan Api sehingga tidak Butuh Lagi Pemadam Kebakaran
Keris bisa menjadikan Penglaris, Menambah Kesaktian, Wibawa, Untuk bercocok tanam, dan sebagainya.
Jenis Penggemar Keris Pusaka Kriteria ini sangat sulit diajak memahami keris pusaka secara benar karena cara menilai Keris Pusaka Asli menurutnya dari segi Mistik nya saja.
Sesungguhnya mereka belum memahami makna dan ajaran adiluhung dalam sebilah keris berikut filosofi nya.
 
~ Kedua
 
Adalah mereka yang menilai Keris Pusaka dari segi Eksoteris nya saja.
Mereka memandang keris sebagai barang antik warisan budaya, warisan leluhur , seni , tehnik tempa, dll....
Penggemar keris pusaka jenis ini tidak perduli tentang Cerita Mistik dan tidak perduli tentang Khasiat Keris Pusaka, yang mereka utamakan adalah seni barang antik dan Keris Pusaka harus benar benar Asli Kuno dengan penilaian dari segi Dapur Keris, Pamor Keris, Tangguh Keris, dll.
Kelompok ini jg belum memahami filosofi keris dan ajaran ajaran luhur di dalamnya.
 
~ Ketiga
 
Adalah mereka yang menilai Keris Pusaka dari pemahaman Kriteria Pertama dan Kedua ,, namun didasari dengan pikiran terbuka, jernih dan dengan nurani yang suci.
Penggemar Keris Pusaka kriteria ketiga ini sudah bisa dikatakan memahami hakekat keris.
Mereka menjiwai filosofi dan ajaran luhur yang diejawantahkan dalam sebilah keris.
Makna keris bagi mereka begitu lengkap ditinjau dari sisi budaya, seni, filosofi, sejarah, politik, status sosial, kebatinan dan spiritual, identitas bangsa ,dan lain sebagainya.....
 
~
Rahayu
 
== Rujukan ==