Suranenggala, Cirebon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Aparatur Kecamatan Suranenggala di Depan Pintu Gerbang Kecamatan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 14:
= Sejarah Suranenggala =
Sejarah Suranenggala atau dikenal dengan Bedulan berawal pada tahun 1556 yang saat itu tanah Bedulan masih merupakan hutan rimba yang tak berpenghuni dan dibawah kekuasaan kerajaan cirebon yang saat itu kerajaan cirebon diperintah oleh Sunan Gunung Jati atau yang bergelar Syeh Syarif Hidayatullah dan pada saat itu kerajaan Cirebon merupakan kerajaan islam pertama di Jawa Barat sehingga Cirebon membina hubungan diplomatik dengan Demak yang saat itu merupakan kerajaan Islam terbesar di tanah Jawa.
Adanya keterkaitan Sejarah antara babad bedulan dengan astana Gunung Jati, Sehubungan dengan di rebutnya wilayah Jakarta atau saat itu yang bernama Sundakelapa oleh Portugis pada tahun 1561 Masehi. Kerajaan Demak yang saat itu diperintah oleh Raden Patah sangat khawatir dengan Portugis sehingga kerajaan Demak memerintahkan seorang panglimanya yang bernama Fatahillah dengan sekitar 30,000 tentaranya untuk mengusir Portugis dari Sundakelapa yang saat itu dirubah namanya oleh Portugis Menjadi Repoblik Batav atau yang lebih dikenal dengan nama Batavia.
Sehubungan hal tersebut, maka kesempatan
Dengan diutusnya Nyi,Mas Baduran untuk menyiapkan tempat persinggahan tersebut dan dengan seizin dari Mbah Kuwu Cirebon atau pangeran Walang Sungsang bahwa Nyi,Mas Baduran di persilahkan menebang hutan yang tak bertuan yang terletak di sebelah utara pelabuhan Muara Jati atau yang sekarang Wilayah Celangcang.
Setelah bara padam Nyi,Mas Baduran kemudian berkeliling untuk memastikan batas-batas wilayahnya dan akhirnya bara tersebut jatuh sampai wilayah Desa Bojong dan batas desa Bakung sehiingga Kigede Bakung merasa tersinggung terhadap Nyi,Mas Baduran,
Mendengar kabar Nyi,Mas Baduran telah meninggal pihak keraton Cirebon sangat menyayangkan hal tersebut sehingga di utuslah putri dari Nyi,Mas Baduran sendiri yang bernama Nyiu,Mas Pulung Ayu dengan didampingi Pangeran Jaya Lelana untuk menguburkanya secara layak dan meneruskan tugasnya untuk mempersiapakan sebuah padukuan sebagai persinggahan pasukan Demak yang akan tiba dan kemudian dirampungkanlah tugas Nyi,Mas Baduran oleh Pangeran Jaya Lelana bersama dengan Nyi,Mas Pulung Ayu dan setelah itu Nyi Mas Pulung Ayu memutuskan untuk tinggal di daerah Baduran untuk meneruskan dan merawat kuburan
Setelah itu pada tahun 1563 datanglah tentara Demak yang di pimpin oleh Fatahillah dan di seranglah Batavia dan Portugispun dapat dikalahkan dan kemudian Repoblik Batav di ganti namanya menjadi Jaya Karta yang artinya Kota kemenangan dan Jaya Karta sekarang dikenal dengan nama Jakarta setelah di taklukanya Batavia pada tahun 1563 maka banyak dari tentara Demak yang memilih untuk tinggal di padukuan Baduran sehingga padukuan Baduran yang sebelumya hanya tempat persinggahan kini menjadi sebuah pedukuan yang ramai akan penduduknya dan pada tahun 1565 Baduran resmi menjadi sebuah desa yang di kepalai oleh seorang akuwu yaitu kuwu WERTU kemudian pada tahun 1576 desa Baduran di naikan statusnya menjadi Pademangan dengan seorang Demang Pangeran Jaya Lelana yang bergelar Adipati Suranenggala.
Kemudian pada tahun 1782 pihak kerajaan Cirebon yang saat itu sudah lemah wilayahnya sedikit demi sedikit dikuasai oleh pihak Belanda atau VOC Saat itu jendral Van Hotman sebagai ajudan dari
Kemudian pada tahun 1952 bedulan di pecah menjadi dua bagian yaitu desa Suranenggala Kidul atau Bedulan Kidul dan Surangenggala Lor atau Bedulan Lor
Kemudian pada tahun 1982 Bedulan Lor dipecah kembali menjadi dua desa yaitu Suranenggala Lor Dan Suranenggala
dan Bedulan Kidul dipecah menjadi dua desa pula yaitu desa Suranenggala Kidul dan Suranenggala Kulon.
Dan menurut Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor
Dan sampai sekarang Suranenggala adalah nama desa dan kecamatan.
Baris 164:
''Sumber: Kecamatan Suranenggala Dalam Angka 2015''
==
* Laki-laki = 23.343
* Perempuan = 23.854
Baris 179:
== Pendidikan ==
Pendidikan, merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kemajuan suatu daerah.
Oleh karena itu ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang berupa sumber daya manusia dan sarana fisik sangatlah penting.
|