Penyatuan Jerman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 205:
Perjanjian perdamaian perlu segera ditandatangani agar Rusia tidak campur tangan untuk membantu Austria.<ref>Taylor, ''Bismarck'', hlm. 87–88.</ref> Prusia mencaplok [[Kerajaan Hannover|Hannover]], [[Elektorat Hesse|Hesse-Kassel]], [[Kadipaten Nassau|Nassau]], dan [[Kota Bebas Frankfurt|Frankfurt]]. [[Kadipaten Agung Hesse|Hesse Darmstadt]] kehilangan sebagian wilayahnya, tetapi kedaulatannya masih tetap ada. Negara-negara di sebelah selatan sungai [[Main (sungai)|Main]] (Baden, Württemberg, dan Bayern) menandatangani perjanjian terpisah yang mengharuskan mereka membayar ganti rugi dan membentuk persekutuan dengan Prusia, sehingga memasukkan mereka ke dalam lingkup pengaruh Prusia. Austria dan sebagian besar sekutunya dikecualikan dari [[Konfederasi Jerman Utara]].<ref>Sheehan, hlm. 910.</ref>
 
Berakhirnya dominasi Austria atas negara-negara Jerman mengalihkan perhatian Austria ke wilayah [[Balkan]]. Pada tahun 1867, kaisar Austria [[Franz Joseph I dari Austria|Franz Joseph]] menerima penetapan ([[Kompromi Austria-Hongaria 1867]]) yang memberi wilayah Hongaria status yang sama dengan wilayah Austria, sehingga berdirilah [[Dwimonarki]] [[Austria-Hongaria]]<ref>Sheehan, hlm. 905–910.</ref> [[Perdamaian Praha (1866)]] menawarkan syarat-syarat yang lebih ringan kepada Austria, yang merestrukturisasi hubungan Austria denganItalia; walaupun tentara Austria lebih berhasil dalam peperangan melawan Italia, Austria kehilangan provinsi [[Kerajaan Lombardia-Venesia|Venesia]]. Habsburgs menyerahkan Venesia kepada Perancis, yang kemudian secara resmi menyerahkan wilayah tersebut kepada Italia.<ref>Rosita Rindler Schjerve ''Diglossia and Power: Language Policies and Practice in the Nineteenth Century Habsburg Empire'', 2003, ISBN 3-11-017653-X, hlm. 199–200.</ref> Rakyat Perancis tidak menyukai kemenangan Prusia dan meminta ''Revanche pour Sadová'' ("balas dendam untuk Sadova"). Hal ini menggambarkan sentimen anti-Prusia di Perancis - masalah yang akan semakin menguat dalam bulan-bulan menjelang [[Perang Perancis-Prusia]].<ref>Bridge and Bullen, ''The Great Powers and the European States System 1814–1914''.</ref> Perang Austria-Prusia juga merusak hubungan Prusia dengan pemerintahan Perancis. Dalam sebuah pertemuan di [[Biarritz]] pada September 1865 dengan [[Napoleon III]], Bismarck membiarkan Napoleon mengira (atau Napoleon III mengira) bahwa Perancis boleh menganeksasi sebagian dari [[Belgia]] dan [[Luksemburg]] sebagai ganti atas kenetralannya dalam perang. Aneksasi tersebut tidak berlangsung, sehingga Napoleon menjadi bermusuhan kepada Bismarck.
 
Kekalahan Austria mengakibatkan peninjauan kembali divisi internal, otonomi lokal, dan liberalisme.<ref>Sheehan, hlm. 909–910; Wawro, Chapter 11.</ref> Konfederasi Jerman Utara yang baru memiliki konstitusi, bendera, dan struktur pemerintahan dan administratifnya sendiri. Melalui kemenangan militer, Prusia di bawah pengaruh Bismarck telah mengalahkan perlawanan Austria terhadap gagasan penyatuan Jerman. Pengaruh Austria terhadap negara-negara Jerman telah dihancurkan, tetapi perang ini juga memecah semangat persatuan pan-Jerman: sebagian besar negara-negara Jerman tidak menyukai politik kekuatan Prusia.<ref>Blackbourn, ''Long Century'', Chapter V: ''From Reaction to Unification'', hlm. 225–269.</ref>