Megawati Soekarnoputri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Anak = puteri
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
Baris 63:
[[Berkas:Megawati_family.jpg|thumb|Keluarga Megawati]]
[[Berkas:Megawati Soekarnoputri dgn Suami Taufiq Kiemas (foto resmi).jpg|thumb|Foto Resmi Kepresidenan Megawati Soekarnoputri beserta Bapak Negara Taufiq Kiemas]]
Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di [[Surabaya]] [[1993]], Megawati terpilih secara [[aklamasi]] sebagai Ketua Umum PDI.
Karier politik Megawati Soekarnoputri yang penuh lika-liku dan warna seakan searah dengan garis kisah kehidupan perjalanan bahtera rumah tangganya yang pernah mengalami kegagalan<ref>[http://www.tempo.co.id/harian/profil/prof-megawatisoekarnop.html Dari Wakil Presiden ke RI-1.]</ref>.
 
Suami pertamanya adalah Letnan Satu (Penerbang) [[Surindro Supjarso]]<ref>[http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/family/?box=detail&id=11&from_box=list&hlm=1&search_ruas=&search_keyword=&activation_status=&presiden_id=5&presiden=megawati Lettu (Penerbang) Surindro Supjarso (Suami Megawati Soekarnoputri).]</ref>, seorang pilot pesawat ''[[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara|AURI]]'' dan perwira pertama di ''[[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara]]'' (''[[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara|TNI-AU]]'') ''Republik Indonesia''. [[Surindro Supjarso|Surindro]] sosoknya tinggi jangkung, berwajah ganteng dengan model rambutnya berjambul, di kalangan rekan-rekannya ia kerap dipanggil dengan "''Pacul''". [[Surindro Supjarso|Surindro]] adalah sahabat karib [[Guntur Soekarnoputra]], kakak Megawati. Konon kabarnya, [[Guntur Soekarnoputra|Gunturlah]] yang menjodohkan Mega dengan [[Surindro Supjarso|Surindro]]. Mereka menikah pada hari [[Sabtu]], tanggal [[1 Juni]] [[1968]] bertempat di Jalan Sriwijaya Nomor 7, [[Kebayoran Baru]], [[Jakarta]]<ref>[http://utusanriau.com/news/detail/7525/2012/06/24/undangan-nikah-megawati-dengan-surindro-dijual-rp-5-juta Undangan Nikah Megawati dengan Surindro Dijual Rp. 5 Juta.]</ref><ref>[http://www.abcidia.com/2012/06/undangan-nikah-megawati-dihargai-rp-5-juta/ Undangan Nikah Megawati Dihargai Rp. 5 Juta.]</ref>. Setelah itu, Megawati lalu mengikuti suaminya, [[Surindro Supjarso|Surindro]], tinggal di [[Madiun]], [[Jawa Timur]]. Di sana ia menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak pertamanya, Mohammad Rizki Pratama. Ketika Mega sedang mengandung anak keduanya (Mohammad Prananda), [[Surindro Supjarso|Surindro]] mengalami kecelakaan pesawat yang merenggut nyawanya. Pesawat [[Skyvan T-701]] yang dikendalikannya terempas di laut sekitar perairan pulau [[Biak]], [[Papua|Irian Jaya]], pada tanggal [[22 Januari]] [[1970]]. Surindro dan tujuh orang awak pesawatnya hilang tak diketahui rimbanya dan hanya tersisa serpihan puing-puing tubuh pesawat yang ditemukan tersebar berserakan di laut sekitar perairan tersebut. Mega dirundung duka yang mendalam, ia pun berkabung cukup lama<ref>[http://majalah.tempo.co/konten/1971/03/06/PT/56803/Mega-Ditinggal-Suami/01/01 Mega Ditinggal Suami.]</ref>.
 
Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun [[1972]], waktu itu usia Megawati masih baru menginjak awal dua puluhan dengan mempunyai dua orang anak yang masih [[balita]], ia lalu kembali merajut kasih asmara dengan seorang pria yang konon adalah pengusaha asal [[Mesir]], yang juga seorang Diplomat [[Mesir]] yang kala itu sedang bertugas di [[Jakarta]], yang bernama [[Hassan Gamal Ahmad Hasan]]. Namun, pernikahan Mega yang kedua kali ini tak berlangsung lama, hanya bertahan tiga bulan, sebab pernikahan Megawati dengan [[Hassan Gamal Ahmad Hasan|Hassan]] (suami kedua Mega) menjadi sorotan Media Massa dengan alasan bahwa waktu itu Megawati masih terikat perkawinan yang sah dengan [[Surindro Supjarso|Surindro]], suami pertamanya dan pada saat itu belum ada keputusan yang pasti dari pemerintah, dalam hal ini adalah Markas Besar (Mabes) [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara|TNI-AU]], mengenai nasib suami pertamanya itu yang jenazahnya sampai sekarang tak berhasil ditemukan. Keluarga [[Soekarno|Bung Karno]] pun tak tinggal diam, mereka kemudian menyewa seorang pengacara, Sumadji namanya, guna membatalkan pernikahan Mega yang kedua yang kontroversial itu melalui penetapan keputusan oleh [[Pengadilan Tinggi Agama]] - [[Jakarta]], akhirnya [[Hassan Gamal Ahmad Hasan|Hassan]] pun mengalah dan menyerah. Dari pernikahan dengan suami keduanya yang kandas ini, Megawati tidak dikaruniai anak.
 
Kebahagiaan dan kedamaian hidup rumah tangga Megawati Soekarnoputri baru benar-benar terjalin dan dirasakan setelah ia menikah dengan [[Taufiq Kiemas|Moh. Taufiq Kiemas]]<ref>[http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/family/?box=detail&id=9&from_box=list&hlm=1&search_ruas=&search_keyword=&activation_status=&presiden_id=5&presiden=megawati Taufiq Kiemas (Suami Megawati Soekarnoputri).]</ref>, rekannya sesama aktivis di [[Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia]] ([[Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia|GMNI]]) dulu, yang juga menjadi salah seorang penggerak [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]] ([[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI-P]]). Suami ketiga Mega, [[Taufiq Kiemas]], selain aktif di [[Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia|GMNI]], ia juga bergabung dengan "''Inti Pembina Jiwa Revolusi''", yaitu suatu organisasi yang menegakkan ajaran "'''''Soekarno'''''". [[Taufiq Kiemas]], yang oleh [[Guntur Soekarnoputra|Guntur]] diberi julukan "''si Bule''", menikahi Mega pada akhir [[Maret]] [[1973]]. Pesta pernikahan mereka ini berlangsung sederhana di "''Panti Perwira''", [[Jakarta Pusat]]. Dari pasangan ini, maka lahirlah [[Puan Maharani]], yang merupakan anak ketiga dari Megawati Soekarnoputri dan adalah anak pertama [[Taufiq Kiemas]] satu-satunya.
 
== Karier politik ==
{{PemimpinIndonesia}}
Jejak politik sang ayah berpengaruh kuat pada diri Megawati Soekarnoputri. Karena sejak mahasiswa, saat kuliah di Fakultas Pertanian [[Universitas Pajajaran]], ia pun selalu aktif di [[Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia]] ([[Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia|GMNI]]).
 
==== 1986 ====
Tahun 1986 ia mulai masuk ke dunia politik, sebagai wakil ketua [[Partai Demokrasi Indonesia|PDI]] Cabang Jakarta Pusat. Karier politiknya terbilang melesat. Mega hanya butuh waktu satu tahun menjadi anggota DPR RI.
 
==== 1993 ====
Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di [[Surabaya]] [[1993]], Megawati terpilih secara [[aklamasi]] sebagai Ketua Umum PDI.
 
==== 1996 ====