Sitti Nurbaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 35:
 
== Alur ==
[[Berkas:Sitti Nurbaya confiding to her mother.png|thumbjmpl|leftkiri|Nurbaya diberi nasihat oleh ibunya setelah Samsu pergi ke Batavia; ia takut suaminya tidak lagi mencintainya.]]
Di [[Kota Padang]] pada awal abad ke-20, Samsulbahri dan Sitti Nurbaya—anak dari bangsawan Sutan Mahmud Syah dan Baginda Sulaiman—adalah tetangga dan teman kelas yang masih remaja. Mereka mulai jatuh cinta, tetapi hanya bisa mengakui hal tersebut setelah Samsu mengaku bahwa dia hendak ke kota [[Batavia]] (sekarang [[Jakarta]]) untuk melanjutkan pendidikannya.
 
Baris 45:
 
== Tokoh ==
[[Berkas:Sitti Nurbaya and Samsulbari in Batavia.png|thumbjmpl|Sebuah gambaran dari Nurbaya dan Samsu di Batavia, dari edisi asli pada tahun 1922]]
; Sitti Nurbaya
: Sitti Nurbaya (juga dieja Siti Nurbaya; disingkat menjadi Nurbaya) adalah salah satu protagonis utama. Menurut penulis cerpen dan kritikus sastra Indonesia [[Muhammad Balfas]], Nurbaya merupakan tokoh yang dapat mengambil keputusan sendiri, sebagaimana terwujud ketika dia memutuskan untuk menikah Datuk Meringgih ketika Meringgih mengancam ayahnya, kesediaannya untuk mendorong Samsu, dan pelariannya dari Meringgih setelah ayahnya meninggal. Dia juga cukup mandiri untuk pergi ke Batavia sendiri untuk mencari Samsu. Tindakannya dianggap melanggar [[adat]], dan ini akhirnya membuat dia diracuni.{{sfn|Balfas|1976|p=54}} Kecantikannya, sehingga disebut "bunga Padang", dianggap sebagai wujud fisik dari hatinya yang baik dan beradab.{{sfn|Foulcher|2002|p=91}}